"Pelan-pelan, ya. Move-on juga butuh proses."
***
Anda
Aku liat akhir-akhir ini
kamu dekat sama Cia.
23.39pm•+628523748XXXX
Jangan mancing ribut lah, yang.
•23.40pmAnda
Kalian ada hubungan?
23.40pm•Anda
Di read?
Yang?
23.45pm•Anda telah memblokir kontak ini. Ketuk untuk membuka blokir.
Air mata Alin jatuh kesekian kalinya. Pindah sekolah, pindah kota, menghapus Instagram, bahkan WhatsApp, tapi satu yang tidak dihapusnya. Screenshot percakapan terakhirnya dengan si mantan.Followers Alin yang lumayan banyak di Instagram, kini hilanglah sudah semenjak keputusan gegabahnya malam itu. Tadinya dia berniat untuk memblokir si mantan pacar beserta mantan sahabatnya di sana, namun mengingat Alin banyak mengunggah foto kebersamaan mereka di Instagram, terpaksa ia menghapus total akun lamanya dan beralih membuat akun baru serta diprivat.
Sakit, saat mengetahui fakta bahwa pacar sendiri memiliki hubungan diam-diam dengan sahabat dekat. Orang yang tadinya kita percayai tak akan pernah berkhianat. Finally, aib mereka malah terbongkar sebangsat itu.
Maaf, Alin jadi curhat. Tapi ini benar-benar sakit. Lelaki itu adalah pacar sekaligus mantan pertamanya. Wajar jika Alin menyimpan sakitnya sedalam ini. Ditambah pula ia juga baru dikhianati oleh sahabatnya sendiri. Ah, lengkaplah sudah.
Bolehkah Alin trauma dengan hubungan pacaran dan persahabatan?
Oke, itu lebay. Alin menghapus air matanya. Saat ini, ia sedang berbaring di kamar. Kebetulan, ranjangnya berhadapan langsung dengan jendela kamar. Kegiatan rebahan Alin benar-benar terasa memuaskan.
Tiba-tiba, fokusnya kini beralih pada sebuah motor yang lewat di depan rumahnya. Alin seperti tak asing dengan sepasang muda-mudi yang lewat tadi. Sebenarnya ia penasaran, tapi rasanya ia terlalu mager untuk membuka jendela, dan memastikan langsung mereka dari luar jendela.
Tak lama kemudian, motor tadi kembali lewat. Hanya saja, kini mereka tidak berdua, hanya si perempuan saja yang mengendarai motor itu. Sedetik kemudian, Alin baru sadar, jika perempuan yang baru saja lewat itu adalah Naumi.
***
Paginya, Alin tergesa-gesa karena bangun terlambat. Dilihatnya sang Abang baru saja hendak sarapan sementara jam hampir menunjukkan pukul tujuh. Itu artinya lima belas menit lagi bel masuk berbunyi.
"Duduk dulu yuk, sarapan," ujar Cakra yang menyadari keberadaannya. "Masuk jam delapan kan?"
Alin menggeleng cepat. "Jam tujuh lewat lima belas, bang. Aku gak usah masuk aja ya?"
Cakra terbelalak kaget. "Kenapa gak bilang!" Lelaki itu bangkit dan langsung menyambar kunci mobilnya di samping televisi. Ia bahkan meninggalkan aktivitas makannya. Alin bergegas menyusul sang Abang keluar rumah.
Begitu tiba di depan pintu, Alin kembali melihat sebuah motor yang ditumpangi oleh dua orang yang ia kenal. Alih-alih memikirkan hal tak penting itu, ia malah terfokus pada abangnya. Cakra menepuk dahinya saat ia baru saja membuka pintu mobil. Lelaki itu lantas kembali masuk ke dalam rumah sembari memanggil istrinya.
Alin mendengkus pasrah. Padahal dia lebih suka jika tidak hadir ke sekolah hari ini.
Tak lama kemudian, Cakra kembali keluar bersama sang istri.
![](https://img.wattpad.com/cover/300039000-288-k510100.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKAT (COMPLETED)
Novela JuvenilDinding berguna untuk membatasi beberapa ruangan dalam sebuah bangunan yang kokoh. Dinding adalah sekat di antara ruangan satu dengan lainnya. Sebuah ruangan tak akan diberi dinding jika lingkupnya masih sama. Sama halnya seperti sebuah hubungan. Se...