52

549 73 24
                                    

"Tidak ada yang bisa dipercaya. Semua akan ingkar pada waktunya."

***

Mendengar ketukan pintu kamarnya, membuat Naumi terbangun. Ia bahkan tak sadar sejak kapan ia mulai tidur. Padahal seingatnya tadi ia masih sibuk meratapi mirisnya hidup.

"Naumi, buka pintunya!" Itu suara Mamanya.

Naumi merlirik jam ponsel. Pukul setengah 4 sore, saatnya bel pulang sekolah berbunyi. Tapi sayangnya Naumi masih belum mau sekolah. Entah bagaimana kabar absennya. Yang jelas jika besok ia masih memutuskan untuk tidak masuk, maka orang tuanya akan dipanggil.

"Oke, Mama ngaku salah. Mama gak akan maksa kamu untuk coba sama Reno. Tapi Mama punya syarat!"

Naumi memasang pendengaranya baik-baik.

"Putuskan pacarmu! Mama gak setuju kamu pacaran di masa sekolah."

Dengan keadaan lemah, Naumi turun dari ranjang, lantas membuka pintu kamar.

Sang Mama jelas kaget melihat kondisi putrinya yang buruk dan acak-acakan.

"Udah berapa hari kamu gak mandi?" Itu pertanyaan pertama yang wanita itu lontarkan. Padahal yang paling penting, Naumi sama sekali belum makan sejak tiga hari yang lalu. Tak terbayang seberapa sakit perutnya saat ini.

"Paling tiga hari."

"Masuk! Mandi sekarang!" Vinda mendorong Naumi untuk kembali masuk ke kamar. Saking lemahnya, Naumi nyaris terjatuh, tapi untuk saja dia berhasil memegang pintu. "Astaga! Ini kan makanan yang Mama bawakan kemarin. Jadi kamu belum makan sama sekali?!"

Naumi menggeleng lemah.

"Mandi sana. Biar Mama siapin makanan buat kamu. Ingat! Jangan lama-lama mandinya."

Selang beberapa menit kemudian, Vinda sudah ke kamar Naumi sambil makanan, buah, cemilan, susu, dan air putih untuk gadis itu. Vinda akui, Naumi sama kerasnya dengan dirinya. Tapi meskipun begitu, Naumi tetaplah putri kesayangannya. Apapun yang terjadi, Vinda tak akan membiarkan Naumi keluar dari rumah ini seperti Nada – putri sulungnya.

Setelah meletakkan nampan di atas meja, Vinda mengambil kursi dan duduk di sebelah ranjang putrinya. Gadis itu belum selesai mandi.

Melihat ponsel Naumi yang tergeletak begitu saja di tengah ranjang, membuat Vinda berinisiatif untuk mengambilnya dan meletakkannya di atas meja.

Namun ternyata, ponsel itu malah berkedip, menampilkan satu pesan masuk dari seseorang.

Merasa sedikit penasaran, Vinda lantas membuka ponsel putrinya. Ternyata tidak terkunci sama sekali. Pesan itu berasal dari whatsapp. Detik itu juga, ada rentetan notifikasi pesan masuk. Ternyata pesan itu berasal dari salah satu grup.

Vinda tak sengaja membuka isi chatnya. Dan hal yang pertama kali ia lihat adalah sebuah foto sepasang murid yang berseragam sama dengan Naumi sedang.... ciuman?

Foto itu dikirim baru saja, dan mendapatkan banyak respon.

Penasaran, Vinda lantas membaca isi chatnya.

Alvin

Anjing! Itu Sadam sama Alin kan?!

Ririn

Parah sumpah. Gak ada malunya ya kalian kissing di toilet

Rebeca

Mau muntah sumpah!

Abi

🔥

Arsya

Badas!

SEKAT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang