ENDING

2.2K 138 61
                                        

"Jika tak ingin hilang akal, maka jangan coba-coba jatuh cinta."

***

Hari ini ketiga wali murid sedang dipanggil ke ruang BK. Bukan hanya guru BK, namun juga wali kelas serta kepala sekolah. Cakra menjadi wali murid Alin, sementara Al menjadi wali murid Sadam. Al yang baru mengetahui kasus sang adik jelas shock. Ingin membantah, namun Vinda - Mamanya Naumi tak henti mengeluarkan semua masalah yang terjadi hingga membuat semuanya bungkam.

"Kalau hanya sekedar skors, tidak akan ada efek jera, pak. Oke mungkin mereka tidak akan mengulangi kejadian ini di sekolah. Tapi bagaimana jika mereka malah melakukannya di luar sekolah?" Ujar Vinda. "Dan untuk kasus hubungan diam-diam mereka, saya akui anak saya juga bersalah karena mau-mau saja diajak pacaran saat masih sekolah. Tapi pak, mereka masih kecil. Yang mereka lakukan di belakang anak saya, sama saja dengan selingkuh. Saya tidak bisa bayangkan jika mereka tidak mendapat hukuman yang pantas. Setidaknya dengan hukuman berat yang bapak berikan, bisa membuat mereka trauma, bahkan hingga takut melakukannya lagi."

Melalui perdebatan panjang, akhirnya kepala sekolah memutuskan untuk mengeluarkan Sadam dan Alin dari sekolah.

Begitu tiba di parkiran sekolah, Sadam mendapat pukulan bertubi-tubi. Bukan dari abangnya. Melainkan dari Cakra.

"Gue sama Ara udah kasih lo kepercayaan untuk jagain Alin. Tapi malah lo rusak!"

Al hanya diam melihat adiknya dihajar habis-habisan. Sementara Alin, Cakra menyuruhnya untuk langsung masuk ke dalam mobil sebelumnya.

"Lo gak cuma sekedar nyentuh! Tapi lo udah berani nyium adek gue! Sialan lo setan!"

Puas menghajar Sadam, Cakra kini beralih pada Al.

"Ajarin adek lo bang. Buka matanya untuk eksplor masa depan, bukan cuma stuck di cewek!" Ujar Cakra seolah tak pernah melakukan kesalahan.

Sang abang melampiaskan kemarahannya ketika mereka sudah tiba di rumah. Namun hal yang masih membekas di benak Sadam saat itu adalah ketika sang Abang menyuruhnya untuk tak usah lanjut sekolah.

Itu artinya, ijazah yang ia punya hanya sebatas SMP. Padahal tinggal setengah tahun lagi dia akan lulus dan bisa mendapat ijazah SMA. Tapi karena masalah ini, semuanya jadi kacau.

"Sadam berhenti sekolah. Aku udah janji nabung untuk biaya pernikahan kita. Kalau uang itu dipakai untuk masukin Sadam ke sekolah baru, pernikahan kita akan ditunda. Aku gak mau ngecewain kamu dan keluarga kamu." Ujar Al pada pacarnya via telpon.

Kedua tangan Sadam mengepal sempurna. Ingin marah, tapi pada siapa? Lagipula ini memang salahnya kan? Hanya karena satu masalah saja, semuanya kacau. Kini, masa depannya yang hancur.

"Memangnya sekolah mana yang mau terima siswa yang dikeluarin dari sekolah lamanya karena kasus ciuman dan selingkuh. Gak masuk akal! Aku gak ngerti sama jalan pikir anak itu. Terserah dia mau jadi apa. Udah tau gak ada orang tua, bukannya belajar yang bener, malah nyusahin. Dia pikir aku kerja cuma untuk biayain hidup dia? Aku juga punya kehidupan!" Al benar-benar meluapkan emosinya dengan sang pacar.

Sadam tak pernah menyangka jika hal kecil yang tadinya ia sembunyikan berdua saja dengan Alin kini malah meluap dan menyebar kemana-mana. Bukan hanya masa depannya. Masa depan Alin juga sama dipertaruhkannya sekarang. Oke mungkin Alin punya banyak uang untuk bisa bersekolah lagi di mana saja. Tapi dirinya?

Sadam juga tak pernah menyangka, jika putusnya hubungan dirinya dengan Naumi malah membuatnya sehancur ini. Padahal dulu hidupnya aman-aman saja.

Setelah diceramahi habis-habisan oleh pacarnya, akhirnya Al bisa memutuskan. "Oke, aku coba daftarin Sadam ke SMA Purnama. Kalau dia gak diterima, terpaksa dia harus putus sekolah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEKAT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang