SPRITUAL-teenfiktion
🚫 Diambil positifnya buang negatifnya
^|^
Hidup itu antara takdir dan realistis, ketika manusia sudah tahu dia mau berjalan kemana dia akan tuju posisi itu walaupun keadaan menentang.
Seperti Moza yang mulai penasaran dengan Is...
Moza : sebelum baca diusahakan follow akun author ya, karena setiap usaha seseorang mau kecil atau besar tetap dia pernah berkeringat disetiap usianya.
Ahya : kenapa begitu za, kalo aku gak follow gak apa-apa?
Moza : lebih baik follow buat mengapresiasikan karya orang lain sebagai unjuk menghargai karya dan usahanya tapi kalo gak follow juga setidaknya dia memberikan jejak vote atau komen ya.
Ahya : oh iya za makasih sarannya, nanti aku usahain vote sama komen ya!.
Moza : pinter, intinya cerita AYZA harus seru dan ngangenin ya.
Ahya : iya insya Allah.
🎙️ Perayaan Mati Rasa - Umay Shahab
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Harapan yang tidak tergarap, senyum pun sirna mengembun dengan udara. Jika harus menyesuaikan rencana orang kapan beresnya?
Moza Aletha
***
📍 Tanggerang
Lampu kerlap kerlip disetiap sudut ruangan orang-orang sedang asik berjoget-joget ria dan beberapa orang ada yang sambil minum-minum, wanita yang berparas anggun malam itu rambut yang dihias rapi layaknya putri Belle di film Disney dan gaun merah kesayangannya.
Seketika dia tersentak kaget tiba-tiba ada yang merabanya dari belakang, dia hampir menumpahkan minuman padanya namun ia enyahkan saat membalikan badan.
"Yang kenapa kamu tiba-tiba datang begini kenapa gak bilang mau datang atau ngech..." Ucapan nya tergantung saat jari telunjuk pria dihadapannya ditempelkan ke bibir wanita dihadapannya.
"Kamu cantik banget malam ini yang." Suaranya lirih dan rendah, kakinya terus mengitari perempuan itu dengan sorot mata yang tidak pernah teralihkan pada postur tubuh perempuannya.
Beberapa detik kemudian sebuah bibir itu menempel pada bibir perempuan dihadapannya, dengan sangat cepat perempuan itu langsung mendorong pria dihadapannya sangat keras. "Maksud kamu apa yang mendorongku seperti ini, lagian kecupan tak sebajingan itu!" sorot matanya yang memerah menandakan dirinya sangat marah.
"Ku kira kamu ga akan sejahat ini padaku."
Moza berbeda dengan perempuan lainnya, mungkin diluaran sana ketika tiba-tiba kecupan atapun ciuman dari pacarnya akan merasa kebanggaan buat dirinya namun bukan buat Moza. Moza yang dahulu pernah ada perjanjian dengan Reyhan dirinya tak mau ada sentuhan fisik lainnya melebihi pegang tangan, mereka pernah berkomitmen sebelum ikatan pernikahan terikat mereka harus saling menjaga satu sama lain dan Reyhan pun menyetujuinya.