SPRITUAL-teenfiktion
🚫 Diambil positifnya buang negatifnya
^|^
Hidup itu antara takdir dan realistis, ketika manusia sudah tahu dia mau berjalan kemana dia akan tuju posisi itu walaupun keadaan menentang.
Seperti Moza yang mulai penasaran dengan Is...
Haloha Sahabat Nura Jangan lupa vote, comen, dan share cerita ini.
Happy Reading
📌Shanna Shanom - Karma
-----
Hal yang menyakitkan dari apapun itu Adalah orang terdekat Bisa jadi dia sumber kebahagiaan Atau malah sumber kesedihan
Moza Aleta
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiga jam sebelumnya
Moza duduk di sofa yang sudah ada di apartemen yang di sewakan Jesica secara mendadak, dia sudah merasa jenuh dan malas dengan alasan dan penjelasan Jesica yang buat kepalanya pening.
Sengaja dia menyalakan televisi, dan menggantinya dengan Chanel kartun kesukaannya, Upin Ipin.
Dengan wajah kesal Jesica meninggalkan Moza di ruang tengah ke dalam kamarnya.
Tidak terasa mata Moza mulai sayu, sepersekian detik matanya sudah memejam tandanya dia sudah masuk ke alam mimpi.
Entah sudah berapa lama tidur, telinga Moza sayup-sayup mendengar di ruang makan Jesica manggil-manggil.
"Za ayo makan malam dulu."
"Za."
"Za."
"Hm," lirih Moza menanggapi.
Moza melanjutkan tidurnya kembali dan tidak tahu apa yang dibicarakan setelahnya oleh Jesica.
Mata Moza mengerjab setelah lama tidur, mata Moza menangkap jam dinding sudah menunjukkan jam 9 malam.
Moza melihat kanan kiri ternyata sepi, terus kemana Jesica.
"Kemana dia?" Tanya nya tidak lama dia mengedikkan bahunya.
Kakinya berjalan mengarah ruang makan, disana sudah tersimpan rapi makanan seperti ayam goreng, sayur bayem sama telur balado.
Tangan Moza membuka kulkas dan disana sudah tersedia kemasan jus, Moza mengambilnya dan duduk di meja makan untuk menyantap makanan-makanan ini.
Suara notifikasi menyadarkan Moza, dia meraihnya.
Tidak lama Moza langsung bergegas pergi meninggalkan sepiring nasi yang belum habis.
