🎙️Puteri Khareeza - Duka Sebalik Tawa
Happy Reading
-----
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu."
Surat Al-Baqarah: 120
***
Api pembakaran sudah siap, di halaman belakang terdapat tempat bakar sampah, yang sudah Barend siapkan melalui beberapa orang yang disuruh barend.
Barend sudah siap untuk melempar barang yang berada ditangannya. Namun, Moza menghalangi Barend, tangannya direntangkan untuk menghalangi Barend melempar barang-barang nya.
"Apa yang kamu lakukan Moza!"
"Daddy, apa perlu dengan membakar barang-barang itu?"
"Daddy tidak akan membakar ini, tapi kamu keluar Islam sekarang juga!"
"Daddy, ini pilihan Moza. Moza memilih Islam sebagai agama Moza yang sekarang, dan Moza mengikuti agama yang dianut Mommy. Apakah Daddy tidak bisa menerimanya? Sedangkan Mommy juga beragama yang sama dengan ku," jelas Moza. Matanya berkaca-kaca.
"Kamu jangan banyak menentang, Moza. Daddy bilang keluar, keluar! Apa yang harus dibanggakan dari agama mereka yang hanya saling memprovokasi, dan perang dimana-mana?!"
Sekali sentakan, mungkin mukena dan Al-Qur'an itu akan terjatuh kebawah. Namun, Moza langsung mengambil paksa barang-barang nya sehingga tidak jadi terjatuh.
Moza menoleh, menatap Barend dengan pandangan kecewa dan terluka.
"Daddy, apakah tidak cukup menyiksa aku dengan segala ke protective-an Daddy. Sampai kapan Daddy akan mengerti, kalo Moza sudah besar, dan Moza punya pilihan sendiri, untuk kehidupan Moza sendiri," ucap Moza dengan bergetar.
"Daddy boleh membenci Islam, yang sekarang adalah agamaku juga. Tapi, kumohon Daddy, jangan bakar atau membuang mukena dan Al-Qur'an yang kumiliki. Seharusnya, aku sedang belajar bagaimana caranya membaca Al-Qur'an, tapi aku takut Daddy, Daddy akan berbuat lebih fatal seperti ini. Aku sudah mencintai agamaku yang sekarang, dan mencintai Al-Qur'an walaupun aku belum bisa bagaimana untuk membacanya."
"Moza!" Karena emosi Barend mengangkat tangannya, hendak menampar anaknya.
"Tampar aku Daddy, tampar!" Teriak Moza, tangisnya tergugu.
Teriakan itu membuat tangan Barend turun, Barend merasa bersalah. Bukan dirinya yang main fisik dengan wanita. Apalagi, ini adalah anaknya.
"Aku kecewa sama Daddy, Daddy tidak pernah membentak ataupun mengangkat tangannya untukku," Moza berucap dengan air mata yang terus turun.
"Apakah pernah Daddy bertanya? Apakah aku ingin diposisi ini? Tidak Daddy. Daddy memberikan kekuasaan padaku, tapi aku tidak pernah merasa cukup, karena Daddy tidak pernah memberikan aku kebebasan!" Teriaknya lagi. Beberapa orang termasuk Siti dan Rena yang bersembunyi ikut meneteskan airmata melihat tangis pilu Moza.
"Aku hanya butuh satu hari saja tanpa bodyguard, aku juga punya privasi Daddy. Oke, aku paham, Daddy takut aku salah pergaulan. Tapi, karena egois Daddy juga, aku lebih suka mencari kenyamanan di luar ketimbang bersama Daddy di rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
AYZA (Tamat)
SpiritualSPRITUAL-teenfiktion 🚫 Diambil positifnya buang negatifnya ^|^ Hidup itu antara takdir dan realistis, ketika manusia sudah tahu dia mau berjalan kemana dia akan tuju posisi itu walaupun keadaan menentang. Seperti Moza yang mulai penasaran dengan Is...