🎙️Tami - Tanpa Rasa Bersalah (Fabio Asher)
Happy Reading
-----
Kamu datang hanya untuk melepaskan nafsu dan emosimu. Tanpa tahu, kamu adalah bentuk trauma yang ingin aku jauhi.
Moza Aleta
***
Di sebuah kamar, dua orang sedang tidur dalam selimut yang sama, dengan temaramnya lampu, dan ruangan yang wangi memberikan nuansa hasrat yang tinggi.
Suara deringan telepon menyadarkan salah satunya. Matanya tidak terbuka hanya tangannya yang meraba-raba handphonenya di atas nakas, dan menempelkannya ke daun telinganya.
"Kenapa," jawabnya parau.
....
"Bagus, jangan sampai kabur."
Setelahnya dia mematikan teleponnya, dia pergi beranjak dari tempat tidurnya dan berlalu ke kamar mandi. Beberapa menit dia sudah siap dengan pakaiannya, dia tidak memperdulikan pakaian sebelumnya yang berserakan dilantai.
Lampu kamar dihidupkan olehnya, seorang wanita yang masih bergelung ditempat tidur membuka matanya. Dia duduk menyandar pada ranjang, dan menutupi tubuh polosnya dengan selimut.
"Rapi sekali mau kemana?" Tanya wanita itu kepada seorang pria yang dari tadi hanya memunggunginya, tapi wangi parfumnya tercium tandanya dia akan pergi.
Reyhan berbalik badan setelah menggunakan jam kesayangannya. "Kau bukan istriku yang harus bertanya aku mau kemana, dan ini." Reyhan menghempaskan amplop berisikan uang kepada wanita itu.
"Cukup, kan?"
"Dan terimakasih atas pelayanannya sudah memuaskanku."
Reyhan pergi begitu saja meninggalkan wanita itu, entah apa yang dipikirkannya saat ini sepertinya banyak ungkapan perasaan yang sulit dia jabarkan saat ini.
Reyhan melajukan mobil mewahnya, entah mobil ke berapa ini. Karena setiap harinya Reyhan akan selalu ganti mobil jika dia bosan, dan seperti biasa mobilnya bukan harga pasaran, tapi harganya pantastis.
Di sebuah rumah tua dua lantai, bahkan letaknya seperti berada dekat dengan hutan. Jarang orang datang atau melewati tempat ini. Mungkin, rumahnya sudah ditinggali 20 tahun lebih.
Di dalam rumah itu seorang wanita tangan dan kakinya terikat, bahkan mulutnya pun ditutupi kain. Dia tidak bisa melakukan apapun lagi, menjerit pun tidak mampu menyaring kan suara. Matanya sudah sembab, dia hanya bisa menyalurkan emosinya melalui airmata. Dia benci menangis, tapi apa daya keadaannya diluar dugaannya.
Sudah seharian Moza tidak diberi makan, terakhir dia minum air saat pukul 3 dini hari untuk pembuka sahur. Waktu terus bergulir, yang Moza pikirkan dia belum sholat, dia tidak mempedulikan tasnya yang sengaja ditinggal di Halte.
Moza sedang berpikir bagaimana caranya dia bisa keluar dari tempat ini, dia membawa dua handphone, handphone satunya berada di tas gendong, dan satunya lagi berada di saku jaketnya. Orang itu cerdik, dia bahkan membuang handphone Moza di tepi jalan, entah jalan yang mana, saat itu Moza dibius karena dirinya yang selalu memberontak.
Suara derap langkah terdengar, seseorang berjalan menghampiri Moza yang berusaha membuka simpul talinya. Wajah Moza mendongak, wajahnya pucat saat tahu siapa pemilik langkah tersebut.
Reyhan berjongkok dihadapan Moza dengan seringainya. "Hai cantik." Reyhan menyapa.
"Kenapa? Kesayanganku ini ingin keluar?" Tanyanya dengan lembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
AYZA (Tamat)
SpiritualSPRITUAL-teenfiktion 🚫 Diambil positifnya buang negatifnya ^|^ Hidup itu antara takdir dan realistis, ketika manusia sudah tahu dia mau berjalan kemana dia akan tuju posisi itu walaupun keadaan menentang. Seperti Moza yang mulai penasaran dengan Is...