AYZA 28 : Maaf

104 6 0
                                        

🎙️Fiersa Besari - Waktu yang Salah

Happy Reading

-----

Nyatanya mencintai lama pun belum tentu mendapatkan hatinya.

Lee Jaehwa Issac

Belum bisa melupakan itu bukan tanda masih mencintainya, bisajadi trauma terluka untuk kedua kalinya.

Moza Aleta

***

Moza masih asik melihat polaroid-polaroid yang menggantung hasil jepretan ibunya. Issac dengan sabar menemani Moza, senyum dia terukir kala melihat Moza tersenyum.

Lama dengan polaroid ya, Moza mengalihkan pemandangan kearah lain. Dia baru sadar bahwa dirinya ditengah guratan pasir yang berbentuk love. "Kak Issac, bisa romantis juga. Lo berapa lama bikin kaya beginian?"

Issac berdeham kecil, kaki jenjangnya melangkah menuju posisi Moza agar jaraknya tidak terlalu jauh.

"Moza, boleh berbicara sebentar?"

Moza yang merasa heran dengan pertanyaan Issac, ditambah bahasa nya formal. "Iya, emang mau ngomong apa, biasanya juga gak izin." Moza yang mulai merasa canggung, matanya beralih melihat polaroid yang digenggamnya nya.

"Moza."

"Iya."

"Boleh gak, jangan lihat polaroid dulu."

"Oke oke, gue simpan dulu." Moza memasukkan ke dalam tasnya.

"Moza... Kita sudah sama-sama mengenal saat kita masih kecil, bahkan sampai saat ini kita sering berantem sampai saat ini. Tapi aku menyukainya." Kekeh Issac.

"Moza, apa kamu udah punya seseorang?"

"Maksudnya gimana sih kak, ko jadi canggung gini." Celetuk Moza sambil garuk-garuk kepalanya.

"Pernah suka sama seseorang? Dan tipemu seperti apa?"

"Emang harus gue kasih tahu, sepertinya ini ranah privasi."

"Harus," Jawab Issac menghiraukan apa yang diucapkan Moza.

"Oke." Moza mengangguk dan berbalik badan menghadap pantai. "Gue gak punya kriteria, tapi gue mau dia adalah orang yang jujur."

"Kalo orang dibelakangmu, menyukaimu bagaimana?" Ucap Issac dibelakang Moza, kepalanya maju sejajar dengan wajah Moza.

Moza menoleh ke kanan, senyum Issac yang manis membuat dirinya terhipnotis. Moza kaget, kenapa Issac bisa membicarakan tentang perasaannya? Tidak-tidak ini salah. Moga geleng-geleng kepala.

Moza tersadar, dan menjauhkan jarak supaya tidak terlalu dekat.

"Apaan sih kak Issac, mana ada suka sama gue." Moza tertawa, tapi seakan tawanya dipaksa, menghindarkan kecanggungan dan gugup seketika.

"Aku serius." Moza membulatkan matanya, bahkan mulutnya ikut membulat, tangannya menutupi mulutnya yang terbuka.

"Please, kak Issac jangan bercanda. Udahlah jangan pake bahasa formal gitu, geli gue." Moza akan memukul bahu Issac, namun tangan Issac menahan tangan Moza.

"Aku beneran serius, bahkan aku nunggu bertahun-tahun di Amerika. Waktu seakan lama saat ditunggu, aku ingin pulang ke Indonesia dan bilang ke Moza buat bilang halo kita kembali lagi, kita sudah sama-sama besar, dan aku merindukan momen kita saat masih kecil." Issac terkekeh.

AYZA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang