🎙️Deborah - Takkan Berpaling Darimu
Happy Reading
-----
Tempat nyaman bukan lagi rumah, tapi tempat aku bisa bersembunyi dan menyenangkan hatiku ditempat suci ini.
Moza Aleta
***
Di rumah megah nan mewah bak istana, seorang laki-laki paruh baya sedang memarahi orang-orang yang dia suruh.
"Kalian bisa kerja tidak! Daripada kerja gak becus lebih baik keluar saja kalian." Bentak Barend kepada para bodyguard, mereka hanya bisa berdiri mematung dan menunduk tidak berani mendonggkak kan kepalanya.
"Apa yang membuat kalian sulit untuk membawa anak saya kesini." Barend menatap tajam kepada para bodyguard termasuk kepada Exel dan Dewa yang dituntut untuk mengajak pulang Moza.
"Mohon maaf tuan, tadi ada yang menghalangi kami sehingga kami kehilangan jejak non Moza." Ungkap Exel dalam kepala yang masih menunduk.
"Alasan, bawa anak satu saja tidak bisa apalagi dua." Barend membalikkan badan dan tangannya berpangku dibalik punggung.
Seperkian detik Barend berbalik dan memukul perut Exel kuat membuat sang empu meringis.
"Dan kamu apa alasanmu." Tandas Barend beralih pada Dewa yang hanya diam saja.
Dewa hanya diam tanpa memberikan sepatah kata pun membuat Barend murka, hingga dia langsung menampar dan memukul perut Dewa kencang.
Barend dengan penuh emosi langsung keluar ruangan dan menutup pintu dengan cara dibanting.
Setalah Barend keluar para bodyguard itu mulai riuh bahkan bodyguard yang umurnya sama dengan Barend mulai memprovokasi.
"Emang dasar bau kencur gitu aja gak bisa." Remeh bodyguard yang memiliki brewok tipis.
"Makanya gak usah so siap kalau-" belum selesai ucapannya tiba-tiba Exel memukul wajah bodyguard tadi.
"Gak usah ngomong aki-aki, kalo cuman bisa ngebacot doang!" Tandas Exel dengan mata melotot tajam dan wajahnya yang sudah memerah karena marah.
Orang-orang yang berada disana menahan tubuh Exel untuk tidak bertindak jauh. Exel emang emosional sekali disindir atau merasa dijatuhkan dia akan langsung bertindak seperti ini apalagi bersanding dengan bodyguard satu ini yang mulutnya emang tidak bisa dijaga, dia sebenarnya iri dengan Exel dan Dewa yang selalu dibutuhkan oleh bosnya.
***
"Gue mau pulang," ucap Moza yang sedang duduk di saung.
Issac menoleh. "Makan dulu nanti kita pulang," ucap Issac yang sedang menyalakan tungku untuk memasak.
"Tapi gue ada kelas pagi." Issac tidak menjawab bahkan sekarang dia sedang meniup-niup api agar menyala rata pada kayu.
"Kenapa harus pake tungku, kan kita harus masak pake kompor." Lanjut Moza yang dari tadi penasaran.
"Memasak pake kompor enaknya beda dengan masak menggunakan tungku, bahkan dulu sebelum ada kompor gas orang-orang memasak pakai tungku." Jelasnya tanpa melihat kearah Moza.
"Ko lo tau banget sih, gue rasa lo bukan asli orang Indonesia." Moza menyipitkan matanya dan menyelidiki wajah Issac.
Setelah apinya menyala Issac mengangkat panci berisi beras keatas tungku dan meniup-niup kembali apinya supaya keluar besar.

KAMU SEDANG MEMBACA
AYZA (Tamat)
SpiritualSPRITUAL-teenfiktion 🚫 Diambil positifnya buang negatifnya ^|^ Hidup itu antara takdir dan realistis, ketika manusia sudah tahu dia mau berjalan kemana dia akan tuju posisi itu walaupun keadaan menentang. Seperti Moza yang mulai penasaran dengan Is...