AYZA 13 : Rindu Kasihmu Ibu

101 12 0
                                    

🎙️Krisdayanti - Ayat Ayat Cinta 2 (cover Fadhilah Intan)

Happy Reading

-----

Akan sangat terlihat indah seperti berlian dihamparan arang, kamu cantik jika tersenyum. Jangan menangis waktu akan berputar dengan semestinya.

Lee Jae Issac

***

suara deringan telepon menggema hingga ruang tengah.

"Aya ada telepon!" Teriak Moza yang sedang  mengerjakan jurnal di laptopnya.

"Iya sebentar aku lagi masak air dulu."

"Itu berdering terus daritadi siapa tahu penting."

"Yaudah aku angkat dulu, tapi jangan lupa itu matiin kalo sudah masak ya." Moza melirik sebentar kearah panci listrik dan mengangguk.

"Assalamualaikum Umma." Seru Ahya kepada orang dibalik telepon.

"Waalaikum salam warahmatullahi wa barokatuh, gimana sekarang uroe nyoe neuk Umma?" (Bagaimana hari anak Umma?")

"Alhamdulillah, Umma, pakriban keuadaan di rumoh nyan? Baba ka puléh lom, Umma?(Alhamdulillah baik Umma, bagaimana disana Baba sudah sehat belum Umma?)."

"Alhamdulillah, Ayah ka puléh dan jinoenyoe gobnyan teungoh geupeubeuet lom. (Alhamdulillah Baba mu sudah sehat malah sekarang mengajar lagi ke pesantren)."

"Alhamdulillah Ngon nyan bah kheueh gata meusajan-sajan meugeumbira, (Alhamdulillah kalau begitu ikut senang Ahya)."

Ahya dan Nisya terjalin obrolan seru bahkan mereka saling Senda gurau dan bercerita sama sekali.

Sedangkan diluar tepatnya di ruang tengah Moza yang sudah mematikan panci listrik, Moza berhenti didekat pintu kamar Ahya yang sedikit terbuka. Telinganya mendengarkan, matanya melihat, tapi ada yang sakit disini hatinya.

Moza selalu miris melihat Ahya tiap hari selalu dihubungi orangtuanya atau Ahya sendiri yang selalu memulai telepon jika tidak lupa.

Moza menginginkan itu bahkan dia merindukan ibunya yang sudah lama meninggal.

Kemarin saja dia ditelepon sang ayah, bukan kata selamat pagi, pujian ataupun menanyakan kabar tapi dia malah menyuruh untuk pindah tempat tinggal setidaknya di apartemen yang menurutnya sudah terjangkau keamanannya.

Moza dan Barend sempat bersitegang dan akhirnya Moza yang sudah jengah dengan sipat keras kepala Daddy-nya dia langsung menutup teleponnya, bodoamat dengan plesetan tidak sopan. Moza pun juga tahu selama ini dia selalu diikuti oleh orang suruhan sang ayah, namun dia seolah tidak terjadi apa-apa karena Moza tidak ingin Ahya tahu tentang latar belakangnya.

"Moza kenapa diam disini?" Tanya Ahya menyadarkan Moza yang sedang melamun.

"Eh enggak-enggak, tadi gue lagi menghafal eh lupa lagi dan kaki gue nyampenya disini." Alibi Moza.

"Oalah semangat belajarnya, aku yakin kamu bisa Moza."

"Iya thanks."

"Kamu suka teh melati tidak Moza?" Tanya Ahya sembari berjalan kearah dapur.

***

Waktu menunjukkan 23.45 tinggal 15 menit lagi menuju hari selanjutnya, suara gemuruh diluar terdengar saling bersahutan sepertinya akan terjadi hujan, memang bulan ini sedang terjadi musim hujan. Kadang langit mendung namun tidak hujan atau langit cerah tapi hujan karena cuaca tidak bisa ada yang menduga.

AYZA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang