AYZA 50 : Menyatakan Cinta

67 5 0
                                    

🎙️Rony Parulian - Sepenuh Hati

Happy Reading

Aku bahagia kamu sehat dan semangat hidup, hati memang tidak bisa dipaksakan untuk menerima perasaan orang lain. Tapi aku senang dan bahagia bisa mencintaimu sedalam ini.

Lee Jaehwa Issac

•••

Suara printer terdengar, satu lembar keluar dari alat pencetak. Tangan Issac terangkat mengambil lembar kertas tersebut. Tercatat sebuah 'SURAT PENGUNDURAN DIRI'.

Seseorang masuk ke dalam ruangan, "hallo bro ngapain?" Tanya temannya sembari menyimpan tas dan bersiap memakai jas dokter.

"Sedang apa sibuk amat," dia langsung menarik keras tersebut tanpa meminta izin.

"Lo beneran mau keluar?" Tanyanya. Issac hanya mengidikkan bahunya.

"Belum tahu."

"Alasannya kenapa tiba-tiba mau keluar?"

Issac belum menjawab, tapi sudah ada yang memanggil karena untuk memeriksakan pasien.

"Gue duluan," ucapnya setelah mengambil kertas tersebut ke dalam tas dan pergi keluar ruangan.

***

Moza menyimpan handphone setelah saling memberi pesan kepada seseorang.

Senyum Moza terbit, dia sangat senang. Tadi Issac memberikan pesan bahwa akan mengajak Moza ke suatu tempat dan akan rela menjemputnya ke Tanggerang.

Moza sebenarnya kesal sama Issac, kenapa baru sekarang menghubungi setelah satu minggu lebaran. Tapi, kekesalan itu hilang ditelan bumi begitu saja saat Issac mengabarinya dan akan menjemputnya ke suatu tempat.

Moly menyerukan suaranya, dia merasa heran dengan tuannya yang senyum-senyum sendiri.

Moza mengangkatnya dan memangkunya, "Moly tahu tidak aku lagi senang sekali!" Seru Moza sembari mengeratkan pelukan pada Moly.

Guk

"Iya, aku senang Moly karena aku akan diajak Kak Issac pergi tapi aku tidak tahu dia akan ajak aku kemana. Moly kalo menurutmu aku pantas pake baju apa?"

Guk

Moza menyodorkan keningnya, "lu ngapain sih nanya sam Moly, lah dia juga masih gue pakein baju."

Moza aneh, anjing mana yang mengerti tentang penampilan manusia. Mungkin karena cinta dia bisa membutakan dan mentulikan seseorang.

Cinta, Moza juga tidak mengerti akan perasaanya pada Issac. Tapi, dia selalu merasa nyaman dan terlindungi olehnya. Moza sedih jika Issac terluka seperti kemarin, dia pun akan sangat sedih jika Issac meninggalkannya.

Moza beranjak dari ranjang dan membuka lemari tinggi dan lebar yang berada di walk in closet.

"Gue bagusnya pake baju apa ya?"

Setiap pakaian ditempelkan ke tubuhnya sembari melihat cermin full body, "enggak enggak, gue keliatan gendut banget."

"Duh apalagi ini gue kaya ibu-ibu."

Sudah sepersekian baju yang dia tolak akhirnya menimbulkan tumpukan pakaian ditengah ruangan layaknya seperti kapal pecah.

"Masa gue harus pake dress, gue gak suka dress apalagi gue lagi belajar menutup aurat walaupun belum berhijab."

AYZA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang