🎙️Cut Zuhra - Jeritan Hati
Happy Reading
-----
Sangat menyakitkan melihatmu terluka, aku jauh lebih baik tertusuk daripada melihatmu meringis kesakitan.
Lee Jaehwa Issac
***
Pertengkaran pun terjadi. Issac yang dari kecil sudah turun mengikuti semua kegiatan bela diri seakan sekarang berguna, wajahnya penuh amarah, tangan dan kakinya terus bereaksi melampiaskan kemarahan Issac kepada Reyhan.
Reyhan berkali-kali tersungkur, perutnya sering menjadi samsak kaki Issac. Tapi dia tidak mau menyerah harga dirinya sudah diinjak-injak oleh orang yang tidak dia kenalinya.
"Lo siapa? jangan ikut campur urusan gue!" Geram Reyhan sembari mengusap darah disudut bibirnya.
"Gak perlu tahu siapa gue, lo nyakitin Moza berarti lo siap berurusan sama gue," ucap Issac dengan tatapan tajam.
Reyhan meludah air liurnya yang sudah tercampur darah, tawanya menggelegar mengejek Issac bak pahlawan kesiangan.
"Jadi pahlawan lo?" Ejeknya.
Bug
Dengan penuh amarah Reyhan menjatuhkan tubuh Issac. Reyhan memukul dengan membabi buta diatas tubuh Issac, Issac mencoba membalikkan posisi dengan kakinya yang melingkar dan akhirnya tubuhnya berada diatas Reyhan.
Issac menarik kerah Reyhan kuat bahkan terlihat seperti tercekik. "Dengar! Lo gak lebih pengecut dari seorang banci, lo hanya mampu melampiaskan amarah lo sama perempuan. Kalo lo masih berani menyentuh Moza liat akibatnya nanti!"
Sesaat Issac masuk ke Rumah tua ini, matanya langsung meyalang penuh emosi apalagi melihat Majah Moza penuh lebam. Bukannya mendatangi Moza untuk menenangkan, dia malah langsung memukul Reyhan tanpa ampun.
Issac menghempaskan tubuh Reyhan begitu saja setelah memukul telak perutnya dua kali. Reyhan terbatuk-batuk dan terlentang dalam keadaan lemah.
Issac berjalan kearah Moza, sontak dia berjongkok dan menangkupkan wajah Moza. Issac menatap sendu Moza, wajah mulusnya penuh lebam hijau keunguan. "Maaf aku telat Moza," ucap Issac lirih, tidak terasa airmatanya menetes.
Entah kenapa rasa sakit di wajah dan kepalanya terasa sangat menyakitkan, Moza memegang pipi Issac dan menghapus airmatanya. "Kak Issac jangan merasa bersalah, aku tidak apa-apa," lirih Moza sambil menggelengkan kepalanya pelan.
Dengan reflek Issac memeluk Moza erat, seolah-olah dia takut kehilangan Moza. Tangannya meraba belakang kepalanya, namun saat tangannya tidak lagi mengusap kepala Moza, telapak tangannya terdapat tanda merah. "I-ini darah sudah mengering?"
"Gapapa kak Issac ayo kita pergi dari sini, aku pingin pulang," ucap Moza dengan senyuman dibibirnya walaupun sebenarnya dia menahan sakit di kepalanya, rasanya ingin pingsan saat ini juga.
Tanpa sepengetahuan mereka berdua, Reyhan bangkit dari terlentang nya, dengan tertatih dia berjalan menghampiri Issac yang memunggunginya, ditangannya dia menggenggam pisau.
Pisau itu menusuk bahu kiri Issac bersamaan dengan anak buah Barend yang siap bertarung dan menangkap mereka yang sudah menculik anak Barend.
"Kak Issac!" Teriak Moza, Moza memeluk Issac yang kesakitan karena ditusuk oleh Reyhan. Moza menangis sembari memeluk Issac.
Barend menoleh mendengar teriakan anaknya yang pilu. Kaki Barend yang akan melangkah mendekati anaknya kalah cepat oleh Reyhan yang menarik paksa Moza dari tubuh Issac. Reyhan menodongkan pisau dekat dengan leher Moza.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYZA (Tamat)
SpiritüelSPRITUAL-teenfiktion 🚫 Diambil positifnya buang negatifnya ^|^ Hidup itu antara takdir dan realistis, ketika manusia sudah tahu dia mau berjalan kemana dia akan tuju posisi itu walaupun keadaan menentang. Seperti Moza yang mulai penasaran dengan Is...