AYZA 19 : Mencari Jawaban

98 7 0
                                    

🎙️Brisia Jodie - Tabu

Happy Reading

-----

Apakah benar? Manusia penuh dengan teka-teki. Terus apa yang harus dilakukan manusia lainnya untuk mengerti?

Moza Aleta

***

Moza keluar dari kelas setelah kelas usai dia berniat ke kantin, dia sudah memberi pesan melalui chat kepada Anez untuk bertemu.

Dari Tanggerang menuju Jakarta bukan waktu yang sebentar. Moza baru sampe saat mata kuliah kedua, dia berusaha menfokuskan diri untuk belajar dan menyelesaikan mata kuliahnya dengan baik.

Di kantin Moza yang sedang memesan teh di stand Teh dan Susu, lalu pandangannya melihat kearah Ahya yang matanya celingukan mencari Moza.

Mata Moza bahkan terfokuskan sama dua orang dibelakang Ahya, dia bodyguard yang diutus Barend untuk mengikuti Moza. Jika Moza menghampiri Ahya yang ada tujuan dia kabur tidak akan terjadi.

Moza dengan gesit mem chating Ahya untuk duduk di pojok kantin dimana disana ada sebuah taman yang memang jarang dikunjungi mahasiswa.

Moza langsung mengambil dua teh pesanannya dengan memberikan satu lembar uang merah.

"Kak ini kelebihan!" Teriak sang penjual tapi Moza sudah menghilang ditelan tubuh-tubuh para mahasiswa yang ada di kantin.

Moza langsung duduk di tempat duduk yang diduduki oleh Ahya.

"Moza kenapa kita harus kesini, disini sepi tau."

"Maaf ya Aya, gue lagi buru-buru maaf lagi-lagi gue ganggu lo ngerepotin lo tapi hari ini gue gak akan pulang ke kontrakan lagi?"

"Eh sebentar, sebenarnya kamu kenapa, apakah ada yang terjadi sampai kamu sering tidak pulang ke kontrakan?" Ahya dari kemarin penasaran, Moza sebenarnya kemana tapi dia selalu tidak ada waktu untuk bertanya kepada Moza apalagi Moza seperti sedang terburu-buru.

"Gapapa Ahya," ucap Moza dan berusaha tersenyum seakan emang tidak terjadi apa-apa. "Aya, gimana kalo malam ini Lo nginep aja di kontrakan teh Salwa saja."

"Emangnya kenapa Moza, lagian kalo aku nginep di kontrakan teh Salwa aku tidak enak karena ada kang Diman." Ungkap Ahya padahal ada beribu pertanyaan yang ingin dia lontarkan.

"Ikuti aja kata aku yah Aya, apalagi di kontrakan lo kan tinggal sendiri. Gue gak mau lo kesepian gak ada gue." Tawa Moza mencairkan suasana.

"Terimakasih Moza atas perhatiannya." Ahya tersenyum dan menular ke Moza. "Tapi insyaallah aku tidak apa-apa, aku akan baik-baik saja, kamu jangan khawatir."

"Yaudah tapi kalo ada yang datang dan lo gak tau dia siapa jangan kasih dia ke dalam kontrakan yah, kalo ada apa-apa bilang ke kang Diman atau teh Salwa." Jelas Moza dibalas anggukan Ahya.

Sebenarnya Ahya merasa aneh dengan Moza yang sepertinya ada yang ditutupi, dengan cara dia menjelaskan sepertinya akan terjadi sesuatu. Ahya menggeleng dia harus tetap berpikiran positif, mungkin saja Moza memang khawatir dengan Ahya yang tinggal sendirian di dalam kontrakan.

Sementara di pemikiran Moza, dia malah takut dan khawatir jika dia tidak ada disamping Ahya akan ada hal yang terjadi pada Ahya yang sudah Moza anggap seperti saudaranya sendiri.

Moza yakin jika hari ini tidak akan tertangkap oleh para bodyguard sang ayah ada kemungkinan mereka akan datang ke kontrakan. Tapi jika hari ini tertangkap juga Ahya akan aman tapi Moza tidak akan tahu informasi apa yang dimaksud dalam surat yang ber amplop pink itu.

AYZA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang