Miselia tengah mendorong troli yang berisi beberapa bahan pembuatan roti, ia terus berjalan, matanya mengamati sekitar guna melihat bahan yang harus ia beli.
Kini keranjangnya telah terisi penuh dengan bahan untuk tokonya, ia kembali mendorong troli yang sekarang menjadi berat menuju tempat yang berisi berbagai makanan ringan.
Matanya berbinar ketika bermanjakan berbagai camilan tersebut. Ingin sekali ia memborong semuanya tapi ia tak bisa karna akan payah membawanya saat pulang nanti. Akhirnya ia memutuskan untuk membeli sebuah camilan yang sangat ia inginkan namun keberuntungan tak berpihak kepadanya.
Kakinya berjinjit dengan tangan kiri yang memegang rak depan lalu tangan kanan terulur keatas untuk menggapainya. Kenapa tubuh yang ia tempati tak setinggi tubuh lamanya, dulu ia tak perlu kesusahan hanya sekedar mengambil barang ditempat yang tinggi, tapi kini ia sampai berjinjit namun masih tak tergapai.
Ia ingin meminta tolong tapi tak ada seorangpun yang berlalu di bagian ini. Tangannya kembali terulur ia belum menyerah, demi ciki yang akan ia beli.
"Kenapa tubuh Miselia pendek banget aishh" kesal Miselia, ia kemudian melompat-lompat untuk meraih ciki tersebut.
Hingga kakinya tak sengaja saling tersandung, ia memejamkan mata saat akan terjatuh kebelakang. Namun hingga beberapa saat ia tak kunjung merasakan sakit.
Matanya terbuka dan menemukan pria yang ia hindari tengah menahan badannya. Miselia merasakan cengkraman yang kuat di pinggangnya.
"Terima kasih" ia mencoba melepas lengan Ellias, namun pria itu masih menatap dingin Miselia.
Ellias mensejajarkan badan Miselia agar kembali berdiri, tangannya terulur meraih makanan yang sejak tadi digapai gadis itu.
Ia meletakkan makanan pada troli Miselia. Cengkraman belum mengendur, ia meringis beberapa kali karena tangan Ellias.
Wajah Ellias mendekat kearah telinga Miselia, ia berbisik.
"Lo gak boleh terluka jika bukan karna gue" ucap Ellias dengan suara yang halus namun menyeramkan.
Miselia tersentak, dugaannya benar Ellias tidak baik untuknya. Ellias melepaskan cengkramanya.
Kemudian mengambil troli Miselia untuk membawanya ke arah kasir. Ellias menikmati wajah ketakutan Miselia, ia sedikit menarik sudut bibirnya.
Miselia masih mematung, namun tak berselang lama ia menyusul Ellias walau takut tapi ia harus melawannya bukan. Ini demi kehidupan keduanya. Dan ia tak mau melepas troli yang dibawa Ellias, ia tidak mau harus berkeliling lagi itu sangat melelahkan.
Ellias sudah mengantri kemudian ia merasakan seorang berada dibelakangnya, ia tau itu Miselia. Tangannya menyentak Miselia agar berada disebelahnya.
Ia mencoba melepas lengan Ellias yang berada di pinggangnya "Diem, atau lo gue cium disini"
Mendengar ancaman Ellias membuat gadis itu terdiam. Mereka berada didepan kasir.
"Total belanja semuanya 5.620.000"
Miselia meraih tasnya untuk mengambil dompet, ia baru akan menyodorkan kartu atm. Ellias sudah lebih dulu membayar belanjaan tersebut.
"Terima kasih sudah berbelanja"
Miselia tak mungkin berdebat didepan kasir mengenai pembayaran tadi, ia menahan lengan Ellias yang mendorong troli belanja miliknya.
"Berapa nomor rekening lo, gue mau ganti uang lo"
"Uang lo ga akan cukup buat ganti kerugian gue" Ellias kembali mendorong troli tersebut menuju mobilnya.
Miselia merasa aneh dengan ucapan Ellias yang tersirat akan banyak hal, ia kembali mengejar Ellias yang akan memasukan belanjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become an Antagonist Fiance (SELESAI)
General Fiction🪹🪹PERPINDAHAN JIWA MUSIM 1🪹🪹 Disclaimer : Tata bahasa masih berantakan Sebuah cerita transmigrasi pada umumnya, tidak ada yang spesial kecuali hubungan kita. Disclaimer : Pemeran utama lemah lembut tak bertulang menyebabkan banyak berkata kasar...