Sebenernya ini membingungkan bagi pembaca kenapa ceritanya semakin gaje, maka daripada semakin gak jelas. Cerita akan segara menuju ending yipieee😭.
🔥🔥🔥🔥
Ellias akan berjalan menuju apartemennya, ia baru pulang kantor. Mobil melaju dengan pelan, jalanan sore ini cukup macet. Ah ia jadi ingin minum kopi untuk menyegarkan diri dan sialnya mesin kopi di apartemen belum ada. Mobil berbelok menuju toko yang menjual minuman berkafein tersebut.
Pria bersetelan kemeja dengan siku yang digulung dan kancing yang dibuka satu tanpa dasi, berjalan memasuki toko kopi, ia memesan americano untuk diminum ditempat. Ellias memilih duduk didekat jendela yang menghadap langsung pada trotoar.
Kopi yang mengepul memberi aroma menenangkan bagi pria yang hari ini disibukkan dengan berbagai hal. Menjadi pemimpin suatu kantor yang cukup besar memang menguras tenaganya namun itu sebanding dengan penghasilan beberapa digit angka nol setiap bulan di rekeningnya.
Ellias baru menyeruput sekali minumannya hingga kembali matanya melihat sosok yang ingin ia ajak baku hantam minggu lalu tengah merangkul mesra pinggang wanita yang terbilang cantik namun tetap Miselia is number one di hati Ellias.
Ia berdiri bergegas keluar dari cofeeshop tadi. Ellias berjalan mendekati mereka hingga sebuah ciuman Rainer layangkan pada wanita tersebut. Wah gak bisa dibiarin nih, hue hue mari kita hitung bersama one two three go.
Bughhhh.....
"Aahhhhh...." Teriak Stefani.
Sebuah pukulan sudah bersarang dipipi Rainer hingga pria itu tersungkur. Ellias menatap nyalang, Stefani yang melihat Ellias tak jadi melerai.
"Gini kelakuan anda hah? Saya melepas Miselia bukan untuk dipermainkan." Cerca Ellias pada Rainer yang telah bangkit menyeka sudut bibirnya yang tak berdarah hanya ada sedikit air liur wkwk.
"Kenapa? Miselia bukan lagi urusan anda." Balas Rainer dengan watados (wajah tanpa dosa).
"Wahh main-main nih om-om satu." Ucap Ellias menggulung lengan bajunya.
"Kenapa lo takut sama om-om ini, ayok sini gue jabanin baku hantam lo." Balas Rainer menyanggupi kegilaan keduanya.
Stefani hanya menggeleng, "lanjutin Ellias kamu boleh pukul Rainer sepuasnya."
"Loh kenapa kamu gak marah, harusnya nyegah dia dong sayang." Ucap Rainer menatap penuh rasa memelas. Wah Ellias semakin panas melihat Rainer yang sayang-sayangan tanpa mengingat Miselia yang jauh disana.
"Terima aja akibatmu. Bye Ellias saya mau duduk disana buat nonton baku hantam kalian." Ucap Stefani berlalu pada kursi di pojok sana.
"Apa mau lanjut baku hantam?" Tanya Rainer.
Ellias hanya menatap heran ia sudah tak minat melakukan baku hantam, tangannya kebas. "Enggak, saya males. Tapi inget saya bakal rebut Miselia dari genggaman kamu." Namun sebelum berbalik Ellias kembali melayangkan satu pukulan pada Rainer.
Bughhh.
Rainer kembali tersungkur, bagaimana tidak jatuh jika mendapat bogeman mentah dari pria yang sama tinggi dan kuatnya dengannya. Kali ini bibirnya berdarah pukulan Ellias bisa terbilang kuat dan penuh amarah.
"Udah, selamat tinggal dan semoga anda tidak menyesal telah menyakiti Miselia." Ucap Ellias kemudian berlalu.
Saat Ellias melewati Stefani wanita tersebut menepuk bahu Ellias. "Semoga restu kamu mengejar Miselia tidak terkendala apapun kedepannya Tuan Ellias." Ucap Stefani kemudian berlalu menghampiri Rainer yang masih duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become an Antagonist Fiance (SELESAI)
General Fiction🪹🪹PERPINDAHAN JIWA MUSIM 1🪹🪹 Disclaimer : Tata bahasa masih berantakan Sebuah cerita transmigrasi pada umumnya, tidak ada yang spesial kecuali hubungan kita. Disclaimer : Pemeran utama lemah lembut tak bertulang menyebabkan banyak berkata kasar...