Bagaimana rasanya melihat orang yang kamu cintai ternyata sudah bahagia tanpa dirimu? Sakit. Sudah pasti tak perlu ditanyakan lagi. Ellias memutar cincin dijari manisnya, ingin sekali ia melepas tapi hatinya masih tak yakin jika Miselia sudah memiliki anak. Wajah dewasa namun tergolong manis milik Miselia kini berputar dibenaknya.
Semilir angin menerpa wajahnya. Kini ia sedang bersandar di badan mobilnya. Menatap ke depan kearah gemerlap lampu rumah warga. Insiden tadi pagi membuatnya memilih untuk menenangkan diri. Tiga tahun bukan waktu yang sebentar bukan, kehilangan dan sekarang dipertemukan kembali dengan kondisi yang berbeda.
Perasaanya sangat campur aduk antara sedih, kecewa dan bahagia. Dadanya terasa sesak, malam semakin larut menenangkan dan menambah bahan pikiran atau yang sering disebut manusia sekarang adalah overthinking.
Miselia sudah menikah? Kalau benar siapa pria yang berhasil menikahinya. Pria baik atau bukan, ah ia lupa bahwa disini pria brengseknya adalah dirinya.
Cuaca semakin dingin ia memilih kembali memasuki mobilnya tak mungkin ia membiarkan dirinya jatuh sakit dan membiarkan karyawannya terbengkalai? Cukup dulu ia menjadi brengsek dan sekarang berubah menjadi pria yang bertanggung jawab.
Ellias melajukan mobilnya meninggalkan bukit tersebut, ia memilih membelokkan mobilnya menuju apartemen. Kembali ke rumah orang tuanya terlalu jauh dari sini dan sekarang sudah larut ia cukup lelah fisik dan pikiran.
____
Pagi yang cerah ini Miselia akhirnya memilih kembali memegang toko rotinya setelah berbagai pertimbangan dan keadaan yang tak mungkin ia terus menjadi pengangguran.
Alice sudah kembali ikut Rainer tinggal bersama dengan istrinya. Sedangkan dia sudah pasti ikutlah, karna bujukan Alice yang mungil ia tak tega menolak gadis kecil itu.
Miselia berjalan memasuki tokonya, semua pasang mata melihatnya tersenyum. Ia menaiki tangga menuju lantai 2 diujung ruang terdapat ruangan bertuliskan kepala toko. Tangannya terulur mengetuk pintu lalu terdengar sahutan dari dalam mempersilahkannya masuk.
Wanita berbaju formal tengah menatap beberapa lembar kerja berisi data penjualan toko tanpa menatap siapa sosok yang baru saja masuk ruangannya. Ia mengira sosok itu adalah pegawainya.
"Apa ada masalah dibawah?" Tanyanya tanpa mengangkat kepala.
"Ekhmm selamat pagi bu Clara saya pelamar kerja yang ingin bekerja disini"
"Maaf kami sedang tidak membuka lowongan" Clara mengangkat kepalanya dan deghh ia melihat sosok yang lama ia kenal.
Miselia tersenyum senang melihat keterkejutan salah satu pegawainya dulu. Clara mencubit lengannya dan.
"Awwhhh ini bukan mimpikan?" Tanyanya memastikan lagi. Lengannya terasa sakit saat dicubit berarti ini bukan mimpi.
Miselia terkekeh melihat tindakan itu, melihat wajah Clara yang terkejut menganga karna kedatangan tiba-tibanya.
"Ini gue Misel. Lo gak mau peluk gue? Lo gak kangen bos lo ini?" balasnya merentangkan tangan.
Clara berdiri lalu melangkah mendekati Miselia memeluknya dengan erar. Hei ia.masih tak menyangka bosnya dulu ternyata masih hidup. Air matanya menetes bahagia, ia sangat menyayangi sosok Miselia.
"Hey lo nangis?"
"Kak Misel jahat tau gak. Kenapa gak bilang kalo masih hidup hah. Clara masih sulit percaya ini beneran kak Misel" ucapnya sesengukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become an Antagonist Fiance (SELESAI)
Ficção Geral🪹🪹PERPINDAHAN JIWA MUSIM 1🪹🪹 Disclaimer : Tata bahasa masih berantakan Sebuah cerita transmigrasi pada umumnya, tidak ada yang spesial kecuali hubungan kita. Disclaimer : Pemeran utama lemah lembut tak bertulang menyebabkan banyak berkata kasar...