"Mulai bermain-main ternyata"
Pria itu menatap geram gambar pada ponsel pintarnya yang memperlihatkan dua manusia berbeda gender. Tangkapan gambar yang membuatnya naik darah, dimana lengan besar pria pada gambar tengah memeluk bahu tunangannya eh tau bisa disebut mainannya.
Babu yang terdapat jas yang ia yakini milik pria yang merangkul Miselia. Yap gambar itu adalah Miselia dan Dellion yang tengah berjalan bersama tadi. Ellias murka melihat hal itu, ia yang memegang kendali saat ini.
"Sungguh kelinci nakal" pria itu menyeringai, kembali menemukan hal yang bisa membuat kelincinya jinak. Ia yakin hal ini akan berhasil, Miselia akan memohon kepadanya, gadis itu akan menjadi penurut setelah ini.
Miselia tengah menatap jengah Dellion yang memilih jajaran kemejanya yang sekiranya memiliki size dengan angka dibawah dari yang biasnya ia pakai. Sedangkan di mata Miselia semua kemeja itu berukuran sama cuma warnanya saja yang membedakan.
"Itu sama semua pak, mau dibolak-balik berkali-kali pun gak akan berubah menyusut" kesal Miselia.
"Bentar, kali aja ada size kecil yang nyelip" balas pria itu, siapa tau kan ia pernah khilap beli kemeja kecil.
"Udahlah pak saya suruh orang rumah anter aja"
"Nah ini" ucap Dellion ketika menemukan 1 size dibawah kemeja yang biasa ia pakai.
Sebuah kemeja berwarna biru laut bergaris senada dengan rok yang berwarna putih. Ia memakai didepan Dellion namun pria itu langsung menahan.
"Heh ngapain" tahannya, Miselia menatap tak paham karna ia baru membuka kancing kemeja yang diberikan tadi.
"Mau pake baju lah pak"
"Sana ke kamar mandi" Miselia berjalan keluar ruangan. Namun tangannya ditahan Dellion, ia menunjuk dengan dagunya arah kamar mandi dalam ruangannya.
"Pakai kamar mandi saya, gak perlu keluar"
Miselia mengangguk lalu berjalan menuju kamar mandi Dellion. Baju telah terpasang. Miselia menatap pantulan dirinya di kaca kamar mandi.
"Tidak buruk" ucapnya.
"Ini kemeja apa toko parfum dah wangi banget. Untung baunya gak buruk-buruk amat"
Miselia keluar dengan kemeja Dellion yang agak kebesaran namun tak buruk, parfum Dellion menempel erat pada kemeja tersebut. Entah pria itu suka memberi parfum pada kemejanya atau bagaimana yang jelas sekarang bau Miselia seperti Dellion.
Dellion menatap tak bergeming, Miselia cocok memakai pakaian apapun, kemejanya terlihat cantik di badan Miselia.
"Ekhmm... Kembali bekerja Misel
Miselia duduk dan kembali mengerjakan beberapa tugas yang telah Dellion berikan.
Sinar yang semula hanya malu-malu kini tampak bersinar dengan percaya diri. Cacing yang semula gemuk kini mengurus, suara gemuruh dari dalam pencernaan mulai bersahutan. Menandakan pemilik badan saat ini memerlukan nutrisi.
Dellion melirik jam tangannya yang menunjukkan jam makan siang. Ia berjalan menuju asistennya, mengetuk pelan jarinya pada meja membuat pemiliknya mengalihkan matanya dari layar komputer.
"Makan siang ayo"
"Bapak duluan aja" balas Miselia
"Ayo... Saya gak mau lihat asisten baru saya pingsan"
Dellion menarik Miselia agar menghentikan pekerjaannya. Ucapan Dellion hanyalah alasan saja. Ia bisa mengabaikan Miselia soal istirahat tapi bagaimana bisa ia abai pada gadis yang sudah menarik hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become an Antagonist Fiance (SELESAI)
General Fiction🪹🪹PERPINDAHAN JIWA MUSIM 1🪹🪹 Disclaimer : Tata bahasa masih berantakan Sebuah cerita transmigrasi pada umumnya, tidak ada yang spesial kecuali hubungan kita. Disclaimer : Pemeran utama lemah lembut tak bertulang menyebabkan banyak berkata kasar...