Dellion tengah menatap layar yang menampilkan beberapa email dari sekretarisnya, saat mengangkat kepala netranya disuguhkan oleh Miselia yang tengah fokus pada map ditangannya, sesekali dahinya mengerut seolah menemukan hal yang baru ia ketahui. Pantas pria menyebalkan itu terkena pesona Miselia cantik. Dellion menggeleng mengenyahkan pikirannya yang melantur. Rahasia yang hampir diucapkan Dellion kemarin adalah Marcelio yang pernah mencintai adiknya sendiri hingga ia overprotectif pada Miselia.
Namun itu dulu sepertinya sekarang Marcelio sudah menghilangkan rasa itu, ia tak apa hal itu diketahui Miselia hanya saja ia tak ingin menjadi canggung karna pernah menyukai adiknya sendiri.
"Miselia tolong buatkan saya minum kopi panas" Celetuk Dellion yang tengah terfokus pada layar laptop.
Miselia yang mempelajari jadwal Dellion teralih mendengar perintah atasannya, bisa disebut atasan sekarang kan meski ia secara terpaksa menjadi asisten. Dellion sudah memberi tahu bahwa ia harua menggunakan bahasa formal jika di kantor. Miselia setuju - setuju saja dengan perintah Dellion.
"Baik pak"
Miselia pergi keluar dari ruangan bertuliskan Ceo tersebut, didepan ia menyapa Jason sekretaris crocodile yang tampan itu.
"Hai Jason"
"Hai cantik, mau kemana nih"
"Bikin kopi"
"Hati-hati terjerat buaya di jalan" ucap Jason, Miselia hanya mengangguk ia terkekeh mendengar peringatan dari raja buaya tersebut.
Miselia mulai mendidihkan air, ia mengambil toples berisi bubuk kopi lalu memasukkannya beberapa sendok, ia menunggu air mendidih lebih lama agar kopi masak. Lalu menuangkannya kedalam cangkir. Tidak lupa ia menambahkan beberapa sendok gula. Tangannya mengaduk dengan tenang cangkir tersebut.
"Hai.... Kamu baru ya?" Suara lembut masuk ke telinga Miselia mengalun bagai nada indah.
Fokusnya kini teralih dari cangkir, ia menatap wanita manis, bisa disebut begitu tengah membawa cangkir kosong. Ia berlalu menuju wastafel disebelah Miselia.
"Iya gue baru disini" balas Miselia
"Kenalin aku Airin Daniella, panggil aja Airin dari devisi keuangan" Airin mengelap tangannya setelah lalu menyodorkan tangan mengajak Miselia berkenalan.
Wajah Miselia pias, pemeran utama wanita. Seharusnya ia mengenali dalan sekali lihat. Kemeja peach dengan rok dibawah lutut, rambut tergerai wajah manis dan bersinar saat didekatnya, tampilan feminim menjadi ciri khasnya. Seolah ia tercipta menjadi pusat perhatian.
Tangan wanita didepannya masih terangkat mengharap sambutan. Dengan sedikit gemetar ia menjabat tangan tersebut.
"Miselia asisten baru Pak Dellion" gumamnya.
"Woahh... Kamu asisten Pak Lion beruntung banget, aku suka sama Pak Lion dia berwibawa, tampan, pintar"
'Dia milik gue, minggir lo gak boleh sentuh Dellion. Itukan maksud lo?" Batin Miselia
Seolah paham dengan ucapan Airin yang memintanya tak boleh bermain rasa dengan Dellion. Miselia hanya tersenyum formal, sedikit risih dengan ucapan Airin yang tiba-tiba mengatakan rasa sukanya pada Dellion. Bukan cemburu tapi merasa tak nyaman dengan topik ini.
"Oh.. okay, gue balik dulu Airin senang bertemu dengan lo. Byee"
"Sampai ketemu lagi Miselia" senyum manis dilemparkannya namun Miselia merasa tak nyaman melihat senyum itu.
Miselia dengan cepat meraih cangkir kopi yang telah dibuatnya, ia berjalan sedikit tergesa agar segera bebas dari pemeran utama. Entahlah perasaannya sedikit tak enak tentang Airin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become an Antagonist Fiance (SELESAI)
General Fiction🪹🪹PERPINDAHAN JIWA MUSIM 1🪹🪹 Disclaimer : Tata bahasa masih berantakan Sebuah cerita transmigrasi pada umumnya, tidak ada yang spesial kecuali hubungan kita. Disclaimer : Pemeran utama lemah lembut tak bertulang menyebabkan banyak berkata kasar...