Marcelio turun dari taxi dengan gemuruh dalam dirinya, ia baru melihat pesan dari Ellias setelah urusannya selesai disana. Jadi setelah berhari-hari ia baru mengetahuinya. Marcelio langsung memesan tiket kepulangannya hari itu juga.
Sekarang tibalah dirinya di pekarangan rumah orang tuanya. Mobil milik orang tuanya terparkir rapi dihalaman, sebuah kebetulan yang menguntungkan.
Melangkahkan kaki dengan tenang namun tegas. Suara tarikan koper menambah melodi dari langkah yang diambil Marcelio. Ia memasuki rumah tanpa mengetuk, mengedarkan mata mencari keberadaan kedua orang tuanya.
"Sayang kamu pulang, kok gak ngabarin mama"
Wanita itu berjalan memeluk Marcelio yang tak bergeming kemudian mengecup pipi putranya.
"Apa maksud mama?"
"Maksud apa sayang, mama gak paham" ucap mama Marcelio
Marcelio menatap tak paham, wah sandiwara yang bagus bukan, mamanya seperti tak bersalah dan tak merasa menyakitinya.
"Miselia, apa maksud mama ngusir dia?"
"Oh anak itu udah ngadu ke kamu" mama Marcelio mencela, anak pungut itu pasti sudah mengadu yang tidak-tidak pada Marcelio.
"Dia bentak mama, ini balasannya setelah mama besarin dia dengan semua kenyamanan yang dimilikinya"
Mama Marcelio bercap dengan wajah memelas, ingin menarik hati Marcelio agar tak mengurus Miselia lagi."Jangan bohong ma, Marcel capek mama papa benci sama Misel, apa salah Misel?" Tanya Marcelio menyugar rambutnya
"Kamu mau tau salah Misel apa?" Ucap sang papa yang baru saja mendekat.
"Salah Miselia hanya satu. Terlahir di dunia ini"
"Apa Miselia minta buat kalian adopsi? Enggak kan, tapi kalian yang buat kehidupan Miselia seperti di neraka"
"Marcelio, apa ini yang mama ajarkan? Membentak orang tua. Pengaruh Miselia memang buruk untukmu" ucap Mamanya saat mendengar nada agak tinggi dari putranya.
"Bukannya mama yang ajarin Marcelio kaya gini? Kalian setiap hari bentak Miselia, buat kasar pada Miselia dan yang paling menyakiti Marcel kalian selalu menghukum Mis kecil di gudang gelap. Kalian tau kalo Misel benci gelap dan ruang sempit itu hah" ucapnya menggebu
"Pantas saja selama ini kalian gak pernah adil dengan Miselia. Membuat pertunangan bisnis itu demi kekayaan kalian dan mengusir Misel saat gak di butuhin" lanjutnya.
"Marcel akan cari Miselia" ucap Marcelio berbalik kembali menarik kopernya untuk pergi.
"Iya kami memang seperti itu, jangan pernah mencari Miselia atau mama dan papa akan berbuat lebih buruk pada gadis itu" ancam Papa Marcelio.
Marcelio terhenti mendengar ancaman itu, orang tuanya memang gila. Dan kegilaan itu merugikan Miselia-nya, ia tak habis pikir ternyata orang tuanya hampir sama dengan orang kaya diluar sana berbuat hanya demi keuntungan pribadinya.
"Terserah kalian, tapi sekali kalian nyentuh Miselia ingat Marcelio sendiri yang akan ngehancurin perusahaan kalian" ucap Marcelio berjalan kembali keluar meninggalkan rumah itu. Ia akan menuju apartemennya, Marcelio mengambil kunci mobilnya lalu memasuki mobil meninggalkan rumah menuju apartemennya ia butuh istirahat sebelum menemui Miselia.
"Bagaimana ini pa, Marcelio" ucap mama Marcelio tak percaya, putranya lebih memilih membela Miselia yang tak memiliki hubungan darah.
Sang suami mengusap bahu istrinya menenangkan "Marcelio hanya marah sesaat, besok pasti putra kita akan kembali ke rumah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Become an Antagonist Fiance (SELESAI)
General Fiction🪹🪹PERPINDAHAN JIWA MUSIM 1🪹🪹 Disclaimer : Tata bahasa masih berantakan Sebuah cerita transmigrasi pada umumnya, tidak ada yang spesial kecuali hubungan kita. Disclaimer : Pemeran utama lemah lembut tak bertulang menyebabkan banyak berkata kasar...