"Gimana hasilnya?" Tanya pria yang tengah duduk di kursi kebesarannya.
"Gue udah datang ke panti dan apa yang gue dapet, lahan itu udah kosong bangunannya rata dengan tanah" balasnya miris, Marcelio sudah mengusahakan untuk mencari orang tua Miselia. Mereka berdua tepatnya, Marcelio dan Ellias bekerja sama mencari tau dimana orang tua Miselia. Mengesampingkan ego Marcelio yang harus bekerja sama dengan Ellias, karna pria itu memiliki kuasa yang lebih tinggi darinya.
"Tapi.... Gue nemu info katanya kepala panti berada di kalimantan ditempat anaknya" sambung Ellias, dia sudah mencari segala info dan menemukan pengurus panti ada disalah satu pulau di negara ini. Pria itu sudah bekerja keras mencari setiap rumah yang dikatakan milik pengurus panti hingga ia menemukan salah satu mantan panti yang mengatakan semua arsip ada di pihak kepala panti. Yang saat ini berada jauh di pulau lain.
"Ya udah ayo kesana" ucap Marcelio dengan senang karna mendapat secerca harapan untuk Miselia nya.
Marcelio bangkit dengan tergesa namun Ellias segera menahan. Marcelio menatap tak paham bukankah mereka harus segera bertindak karna lebih cepat lebih baik.
"Gue yang akan pergi lo harus tetap disini" ucap Ellias
"Kenapa? Gue juga berhak ikut nyari, lagipula gue yang lebih tau soal Miselia" Marcelio hampir geram ia tak ingin menjadi tak berguna dan hanya Ellias yang akan menjadi pahlawan kesiangan.
"Nah karna lo yang paling tau soal Miselia, jadi gue mohon lo tetap disini dan pantau Miselia"
"Maksud lo?"
"Entahlah perasaan gue akhir-akhir ini gak enak soal Miselia. Gue mau aja lo yang pergi buat ke kalimantan tapi Miselia pasti lebih nyaman dalam pengawasan lo saat ini" balas Ellias.
Mereka kembali duduk, Marcelio merasa penasaran apa yang Ellias tau soal Miselia, soal keamanan Miselia saat ini.
"Sejak beberapa hari lalu gue nempatin orang-orang kepercayaan gue disekitar Miselia"
"Lo gila hah, lo mulai terobsesi sama Miselia. Lo bisa ngusik privasi dia bodoh" kesal Marcelio yang merasa Ellias melanggar ruang privasi Miselia.
"Sorry buat hal itu, tapi ini lebih penting. Lo tau dia" tunjuk Marcelio pada sebuah potret pria yang sedikit familiar baginya.
"Bentar gue ngrasa pernah lihat dia"
"Lo pasti pernah lihat orang itu di pertemuan-pertemuan dengan perusahaan KL corp, dia salah satu pemegang saham/pemiliknya lebih tepatnya" balas Ellias.
"Bukan, bukan di pertemuan perusahaan. Keknya gue pernah papasan tapi dimana ya" pikir Marcelio, ia yakin pernah bertemu dengan pria itu.
"Gak mungkin lo pernah ketemu, kalian kan gak bergerak dalam satu bidang yang sama" sanggah Ellias.
"Gue inget sekarang, gue pernah ketemu dia pas di toko roti Miselia"
Ellias seketika terhenyak, tidak mungkin Rainer secepat itu bergerak. Tapi pertemuan Miselia di gedung apartemen yang sama saja sudah mencurigakan.
"Lo yakin, orang ini" Ellias memastikan sekali lagi.
"Gue yakin seratus persen. Ingatan gue gak seburuk itu buat ngelupain orang dalam foto yang lo tunjuk"
"Sial, Rainer cepet banget geraknya"
"Bentar-bentar apa hubungan Rainer-Rainer itu dengan Miselia?"
"Gue cuma ngerasa Rainer punya niat buruk sama Miselia" balas Ellias.
"Bukannya lo yang punya niat buruk sebelumnya" cibir Marcelio
"Sial gak usah bahas masa lalu jadi malu gue, kemarin gue khilaf puas lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Become an Antagonist Fiance (SELESAI)
General Fiction🪹🪹PERPINDAHAN JIWA MUSIM 1🪹🪹 Disclaimer : Tata bahasa masih berantakan Sebuah cerita transmigrasi pada umumnya, tidak ada yang spesial kecuali hubungan kita. Disclaimer : Pemeran utama lemah lembut tak bertulang menyebabkan banyak berkata kasar...