"Lo beneran gak bareng gue ke sananya" tanya Marcelio memastikan
Malam ini adalah acara peresmian launching prodak dari perusahaan Dellion. Sebuah gaun berwarna hitam semata kaki. Marcelio menatap tak berkedip ingin sekali dia mengunci Miselia saja. Sadar Marcelio dia saudara.
"Yakinlah, gak usah tanya-tanya lagi"
"Pasangin"
Marcelio menyodorkan dasinya. Kenapa semua pria didekatnya selalu meminta dipasangkan dasinya.
Ia mendekat pada Marcelio membantunya memasangkan dasi."Makannya cari istri biar ada yang masangin"
"Lo mau jadi istri gue"
"Jan ngadi ngadi deh" ia menarik dengan kencang hingga Marcelio hampir tercekik.
"Canda elah, sensi amat" Marcelio menahan tangan Miselia yang hampir mencekiknya.
Miselia tersenyum seram "Gak lucu bercandanya"
Ting Tong
Suara bel rumah mengalihkan atensi mereka. Miselia tanpa pamit mendekat kearah pintu diikuti oleh Marcelio. Pintu terbuka terlihat seorang pria dengan setelan formal berwarna hitam.
"Pak Dellion?"
"Udah siap"
"Udah" Miselia terkejut ia tak mengira Dellion menjemputnya.
"Titip adek gue jangan sampai lecet awas" balas Marcelio yang berlalu ke dalam.
"Berangkat sekarang"
Miselia mengikuti Dellion, pria itu membukakan pintu untuknya kemudian berputar memasuki tempatnya. Mobil melaju meninggalkan rumah.
Dellion turun lalu membukakan pintu untuk Miselia, kedatangan mereka cukup menyita perhatian. Pria itu menggandeng tangan Miselia lalu mengajaknya untuk masuk kedalam gedung. Perhatian mereka hampir tertuju pada pemilik acara. Miselia sedikit tak nyaman dengan pandangan para wanita seolah akan memakannya. Tanpa mereka sadari ada dua pasang mata yang menatap mereka penuh permusuhan.
"Mari kita sambut Tuan Dellion Galanendra selaku pemilik acara"
Panggil pembawa Acara, Dellion melepas lengan Miselia. Akhirnya ia bisa terlepas dari pria itu. Miselia memilih berjalan menuju jajaran hidangan serta minuman. Entah mengapa ia merasa haus karna menjadi pusat perhatian.
Tangannya terulur menuju sebuah gelas berisi minuman warna warni. Mia mengambil sebuah gelas berisi cairan berwarna orange, kemudian meminumnya. Tenggorokan yang semua kering menjadi basah. tangannya meletakkan kembali gelas kosong tadi. Ia berjalan menuju tepi ruangan. Mereka berada di lantai 2 Miselia memilih menepi karna ingin mencari angin. Hembusan angin membelai seluruh badan Miselia. Ia menatap jauh keluar matanya terpejam menarik nafas lalu menghembuskan hingga.
Prangggg
Miselia merasakan basah pada bagian depan tubuhnya. Ia membuka mata dan menemukan Airin yang tengah terkejut.
Gelas yang wanita itu bawa telah terjatuh berceceran. Beberapa orang sempat mengalihkan perhatian namun kembali fokus dan menganggap keributan biasa.
"Maafin gue Miselia tangan gue licin tadi"
Miselia ingin sekali memaki Airin, tidak bisakah mereka bertemu tanpa ada adegan saling siram atau tabrak. Ia meletakkan.
"Gue gak papa, permisi gue mau ke kamar mandi" pamit Miselia. Ia tak ingin bersinggungan terlalu lama. Saat Miselia berbalik tanpa diketahui punggungnya ditatap dengan seringai oleh sepasang mata tadi.
"Lo gak bisa rebut Dellion dari gue" ucapnya.
Miselia menggerutu tentang Airin yang senang menabraknya merusak pakaiannya. Ia baru akan berbelok menuju kamar mandi. Sebuah tangan besar menahan lengannya. Ia menatap pelaku yang tengah menatapnya dingin. Ellias, pria yang sedang menahan lengannya. Ternyata pria itu juga mendapat undangan dari perusahaan Dellion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become an Antagonist Fiance (SELESAI)
Ficção Geral🪹🪹PERPINDAHAN JIWA MUSIM 1🪹🪹 Disclaimer : Tata bahasa masih berantakan Sebuah cerita transmigrasi pada umumnya, tidak ada yang spesial kecuali hubungan kita. Disclaimer : Pemeran utama lemah lembut tak bertulang menyebabkan banyak berkata kasar...