30

31.7K 3.1K 43
                                    

Miselia berada di ruangannya, ia hanya menatap keluar tak minat. Ia sangat mengantuk namun matanya kembali tak bisa terpejam walau ia sudah berpindah tempat.

Akhirnya ia memilih membuat coklat panas, mug berisi bubuk coklat ia seduh bersama air panas. Tangannya mengaduk dengan sendok, ia membawa coklat tersebut ke mejanya dan kembali duduk menyandar.

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang, coklat panas mengepulkan asapnya menyebarkan aroma yang mengguggah selera tapi sama sekali tak berefek padanya. Ia menyesap sedikit lalu kembali meletakkan mug tersebut. Lidahnya tak berasa, coklat yang menjadi favoritnya tak mampu mengalihkan pikirannya menjadi rileks.

Tubuhnya menolak istirahat meski terasa sangat lelah. Mungkin sedikit berjalan-jalan bisa membuatnya lelah dan tertidur. Ia kemudian turun ke bawah.

"Kak Misel mau keluar?" Tanya Clara

"Iya, mau jalan-jalan ke depan bentar" balasnya lalu berjalan pergi.

"Hati-hati kak"

Miselia keluar dari toko, berjalan sebentar di trotoar mungkin bisa membuatnya lelah. Oh dirinya baru ingat ada taman didekat tokonya. Sepertinya ia akan ke sana mengalihkan pikirannya dari hal yang tak penting kemarin.

Kakinya melangkah sepanjang trotoar, setiap langkah membawa pikirannya terbang berkelana. Matanya menatap ke depan namun kosong seolah jiwanya tak disana.

Srettt

Sebuah tarikan pada lengannya menyadarkan lamunannya, Miselia hampir tersrempet mobil. Jantungnya berpacu menyadari kecerobohannya.

Ia mendongak melihat seorang pria yang terengah sepertinya pria itu mengejarnya.

"Sorry" ucap pria tadi kemudian melepas cekalannya. Jika tadi ia tak cepat gadis tersebut sudah terhempas beberapa meter.

"Eh, gue yang harusnya ngomong terima kasih" balas Miselia menatap tak enak. Senyum pria itu cukup manis namun di mata Miselia berbeda.

________

Ellias turun dari mobil membawa paper bag yang berisi makanan ditangannya. Ia sejak tadi di kantor tak tenang memikirkan Miselia. Wajah kusut gadis itu terbayang dibenaknya. Akhirnya ia memilih mendatangi gadis itu ke tokonya. Ia yakin jika Miselia melupakan makan siangnya.

Ia memasuki toko menghampiri kasir bertanya pada pegawai Miselia.

"Ada yang bisa dibantu" tanya Clara, mereka memang belum mengetahui perihal pertunangan Miselia.

"Miselia ada?"

"Kak Misel baru keluar tadi, katanya mau jalan-jalan sebentar"

"Kearah mana?"

"Tadi sih kearah kanan"

"Titip sebentar buat Miselia" ucap Ellias meletakkan paper bagnya.

Ellias mengangguk kemudian berjalan keluar toko, gadis itu sedang kalut sepertinya. Ia pikir Miselia akan beristirahat di toko karna tak bisa tidur ditempatnya.

Kemana gadis itu pergi, Ellias lumayan khawatir dengan Miselia. Marcelio yang masih belum membalas pesannya membuat dirinya harus ekstra menjaga Miselia.

Ellias terus melangkah sambil mengedarkan pandangannya mencari Miselia, hingga ia menemukan Miselia sedang bercengkrama dengan seorang pria. Matanya memicing memastikan siapa pria tersebut.

Become an Antagonist Fiance (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang