32

21.2K 2.5K 53
                                    

Mereka saat ini berada di ruangan Miselia. Marcelio yang dari apartemen langsung menuju ke toko karna informasi dari Ellias, ya mereka sudah berbaikan meski masih terasa dingin.

"Gimana keadaan lo?" Tanya Marcelio mengusap kepala Miselia, sekarang mereka tengah duduk di sofa bersebelahan.

"Baik kok kak, kak Marcel gak bawa oleh-oleh buat Miselia?"

"Bawa, ada di mobil ntar gue ambil" balasnya, ia sadar Miselia tengah mengalihkan pembicaraan.

"Gak mau cerita ke Kak Marcel?" tanyanya lagi mencoba membuat Miselia agar mau terbuka.

"Apa sih kak, orang aku gak papa"

"Kenapa gak pulang"

"Kak.."

"Jangan bohong, katanya lo gak suka dibohongi" desak Marcelio

"Misel diusir karna cuma anak pungut"

"Masih ada gue disini" ucap Marcelio yang melihat Miselia memburam.

"Kak Marcel tetep akan jadi abang Miselia kan?" Ucap Miselia dengan penuh harap. Marcelio merasa tertohok, bahkan ia belum berjuang tapi tetap saja saudara menjadi tahta tertinggi Marcelio di hati Miselia.

"Iya kak Marcel akan tetap jadi abang buat Miselia" senyum tersungging namun tak sampai ke mata, Miselia yang senang mendengar hal itu memeluk Marcelio setidaknya ia tetap memiliki Marcelio disisinya.

"Cuma kak Marcel yang Misel punya, jangan berubah ya kak"

"Kak Marcel akan selalu ada disini, apapun yang terjadi"

"Sayang Kak Marcel"

"Kak Marcel juga" ia membalas pelukan Miselia, ya cukup segini bukan tempatnya. Sejauh apapun ia melangkah tempatnya tetap sama sebatas saudara tidak lebih.

Lebih baik ia diam saja daripada keakraban mereka menjadi canggung, kenyamanan Miselia menjadi terganggu karna perasaannya.

Lagipula ia juga akan berpikir beribu kali menjadikan Miselia miliknya, orang tuanya yang saat itu menjadi orang tua Miselia juga dapat bertindak sekejam itu. Bukankah terlalu beresiko jika Miselia menjadi pasangannya? Ia sudah dapat membayangkan sebenci apa kedua orang tuanya pada Miselia.

"Lo gak mau pindah ke apartemen? Gak mungkin kan lo nginep ditoko terus. Kalo mau biar nanti kak Marcel cariin" ucap Marcelio

Pelukan terlepas, Miselia juga berniat mencari apartemen namun belum sempat karna kesibukan di toko.

"Niatnya juga gitu kak, tapi belum sempet"

"Mau kak Marcel cariin" tawarnya

"Gak usah, nanti biar Misel yang cari sendiri"

"Oke, kalo udah dapet kasih tau kak Marcel"

Ponsel Marcelio berdering, pria itu mengangkat panggilan dari ponselnya, ia sedikit menyingkir dari Miselia. Setelah selesai kembali mendekat mengusap kepala Miselia sebentar.

"Kak Marcel pulang dulu ada panggilan dari kantor, kalo ada apa-apa hubungi gue inget"

"Iya-iya, mau hubungin siapa lagi kalo bukan Kak Marcel coba"

"Hey gak usah sedih lagi, lo masih punya gue meski semua orang ninggalin lo nanti, inget masih ada gue Kak Marcelnya Misel" ucap Marcelio saat mendengar nada bicara Miselia yang terdengar parau.

"Jadi terharu dengernya, udah sana pergi"

"Kak Marcel pulang, jaga diri jangan lelah kalo di toko"

Miselia mengantar sampai depan pintu toko, melambaikan tangan melihat mobil pria itu yang mulai melaju membelah jalan meninggalkan dirinya.

Become an Antagonist Fiance (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang