Pria-pria berjas dan wanita bergaun tengah berlalu lalang memasuki sebuah gedung pertemuan launching dari salah satu perusahaan.
Ellias juga mendapat undangan pria itu sebenarnya tak terlalu tau siapa pemilik perusahaan baru ini, ia hanya mendatangi jamuan sesuai jadwal yang diberikan Jessi. Jika kalian tanya apa Ellias datang sendiri jawabannya iya. Kemana Jessy wanita tersebut menolak ajakan Ellias dengan dalih anak mungilnya tengah merengek meminta me time bertiga. Sebagai paman yang baik hati dan tidak sombong ia mengizinkan wanita tersebut untuk tak menghadiri undangan ini.
Alhasil ia hanya sendiri. Duduk di kursi pojok, didepannya masih kosong entah siapa yang akan menempati tak ada nama dan hanya namanya yang ada. Sementara meja lain sudah diberi nama seperti biasa setiap kursinya. Entah siapa sosok yang akan menjadi Partner duduknya.
Lalu terdengar pembawa acara mengucapkan rentetan kalimat pembuka. Ellias hanya menatap tak minat ia lebih memilih membuka ponselnya melihat beberapa email kerja.
Hingga sebuah kalimat menghentikan gerakan jarinya. Ia mendongak menatap ke berbagai penjuru, menemukan Rainer yang menggandeng mesra wanita yang sama seperti sebelumnya.
"Kita sambut pemilik acara malam hari ini Tuan Rainer Danuardja dan Nyonya Stefani Danuardja." Ellias menatap tak yakin. Aura pria itu sudah sepanas lampu merah perempatan kantornya.
Ellias hampir berdiri dengan tangan yang sudah terkepal erat. Pria itu sudah tak tahan saat Rainer memberi sambutan dengan mesra menggandeng wanita Lain.
"Gak bisa dibiarin tu om-om satu makin jadi, bukannya ngajak Miselia ini malah wanita lain." Ellias sudah akan berlari menerjang pria tersebut dan.
Bugghhhh.
Berhasil bestie, Ellias berhasil memukul Rainer dan selamat untuk Ellias karna telah mempermalukan dirinya sendiri, mari kita berdoa semoga restu pria tersebut tak macet.
Suara pekikan tertahan meriuh memberi kesan dramatis keadaan Rainer yang telah tersungkur.
Stefani membantu suaminya bangun, lalu dari arah belakang Miselia datang meraih lengan Ellias. "Kamu apa-apaan sih?" Ucap Miselia yang sudah pusing dengan tingkah Ellias mempermalukan dirinya sendiri.
"Kamu gak lihat dia malah berduaan sama wanita lain." Geram Ellias yang tak paham dengan jalan pikiran Miselia.
Stefani dan Rainer menatap penuh seringai. "Kenapa kalau saya selingkuh itu bukan urusan anda." Balas Rainer menyulut api yang sudah membara.
Stefani hanya menggeleng, bisa-bisanya suaminya berdrama ditengah acara yang menjadi tegang sekarang.
Ellias akan kembali menerjang namun Miselia segera memeluk lengan pria tersebut. "Tahan Ellias aku bisa jelasin nanti sebelum kamu malu." Ringisnya.
"Malu, dia yang malu harusnya karna udah nyakitin kamu." Balas Ellias tak paham dengan jalan pemikiran Miselia.
Ditengah penonton ada seorang pria yang setia mengangkat ponselnya yang dalam mode video. Marcelio sudah tersenyum lebar sejak tadi, ia sengaja merekam hingga akhir ia akan menertawakan Ellias dengan keras karna merasa malu.
"Ell, gue bakal jelasin kita ke sana dulu ya." Bujuk Miselia.
"Engga, dia harus sadar diri dulu Misel." Ucap Ellias masih kekeh.
"Kenapa harus malu hah, gue yang ngelakuin. Kenapa kamu yang sewot, masih belum move on huh?" Ejek Rainer.
"Wah emang dari kemarin ni om-om ngajak ribut." Kesal Ellias akan kembali menerjang. Namun Ellias sudah ditahan Miselia.
Rainer juga sama gilanya sekarang, "sini kamu kalo berani lawan saya." Stefani menahan kemeja Rainer kesal dramanya lama sekali.
"Ayo saya gak takut, dasar om-om kurang belaian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Become an Antagonist Fiance (SELESAI)
Ficção Geral🪹🪹PERPINDAHAN JIWA MUSIM 1🪹🪹 Disclaimer : Tata bahasa masih berantakan Sebuah cerita transmigrasi pada umumnya, tidak ada yang spesial kecuali hubungan kita. Disclaimer : Pemeran utama lemah lembut tak bertulang menyebabkan banyak berkata kasar...