"Kamu bisa coba buat buka lembaran baru Ell." Ucap Daddy Ellias yang melihat putranya semakin tenggelam padu gunung berkas kerja.
"Ell, masih belum bisa pa. Masih banyak yang harus Ellias kerjakan." Balasnya masih berkutat dengan banyaknya laporan.
"Kamu yakin gak mau lihat dia? Padahal Daddy yakin 100% kamu bakalan suka." Balasnya dengan nada yang terlihat serius. Pria paruh baya tersebut yakin putranya tak akan menolak jika tahu siapa calon yang kembali ia sarankan.
"Dia baik, penurut, lembut sama seperti dia yang pernah papa bawa namun kamu sia-sia kan." Lanjutnya mempromosikan gadis yang akan ia kenalkan pada Ellias.
Ellias meletakkan berkasnya menatap pria yang menjadi ayahnya tersebut. Ia menghela nafas, apa boleh? Namun hidup harus tetap berjalan kan. Kriteria yang hanya membuat dirinya teringat Miselia.
"Dadd, maaf bukan sekarang." Balas Ellias menatap bersalah pada Daddynya.
"Huh, daddy paham. Kamu boleh pikirkan ulang lagi tawaran ini. Mommy dan daddy sudah tua Ell kita juga ingin melihatmu memiliki keluarga kecil yang baru. Daddy pulang dulu ya. Kamu jangan lupa makan siang." Setelah mengatakan hal barusan pria tersebut pergi meninggalkan ruangan putranya.
Ellias menatap punggung yang tertelan pintu tersebut. Harapan orang tuanya memang tinggal dirinya, ia bisa menahan beberapa tahun lagi bukan hingga benar-benar baik. Lagipula dirinya tak ingin kejadian toxic relationshipnya terulang lagi seperti saat bersama Miselia.
Ketukan di pintu kembali terdengar setelah dipersilahkan masuk barulah sekretarisnya membuka pintu.
"Mr. Ellias 30 menit lagi kita ada meeting di restoran merpati dengan Klock corp." Ucap wanita bernama Jessy sepupu Ellias. Wanita yang sudah berumur 26 dan memiliki baby girl di rumahnya adalah sepupu Ellias. Mungkin jika dijajarkan mereka lebih cocok menjadi pasangan.
"Jess, gak usah formal gue sepupu lo." Balas Ellias yang malas melihat sifat formal wanita tersebut.
"Kalo gak gini takut dipecat sama boss." Balasnya yang terus berlari keluar.
Ellias hanya menggeleng, ia sudah berulang kali meminta agar tak terlalu bersikap formal jika hanya berdua namun Jessy tetap saja bersikap profesional. Wanita itu hanya akan bersikap santai jika sudah jam istirahat.
Pria itu berjalan keluar menuju tempat pertemuan bersama sekretarisnya, "Mr. Ellias setelah pertemuan ini jadwal anda kosong, apakah akan ada jadwal yang perlu saya masukan?"
"Kosongkan saja." Balas Ellias.
Jessy mengangguk tangannya memegang dokumen penting, ia berjalan beriringan dengan Ellias. Pria yang tengah menatap tap sekilas yang berisi diskusi mereka nantinya.
Mereka memasuki restoran dan langsung menuju lantai 2 sesuai dengan reservasinya. Ellias duduk didepan pria paruhbaya yang duduk bersama seorang pria yang seusianya.
"Mr. Logan, saya Ellias dari EL corp dan Jessy sekretaris saya. senang bertemu dengan anda, maaf membuat anda menunggu kedatangan kami yang sedikit terlambat." Sapa Ellias.
"Selamat datang, tidak perlu minta maaf kami yang terlalu cepat datang lagipula ini masih 10 menit lagi sebelum jam yang dijanjikan, silahkan duduk." Balasnya menyambut uluran tangan Ellias. Kemudian mereka mulai larut dalam diskusi yang panjang.
________
Miselia tengah membantu merakit kue untuk pesanan hari ini, tangannya dengan terampil menatap setiap potong kuenya. Ia sudah sangat merindukan kegiatan ini sejak lama, karna waktu ikut bersama Rainer kakaknya itu melarang Miselia untuk bekerja membuat kue. Dirinya hanya bisa membuat mini cake yang untuk konsumsi pribadi dan bukan kreasi seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become an Antagonist Fiance (SELESAI)
General Fiction🪹🪹PERPINDAHAN JIWA MUSIM 1🪹🪹 Disclaimer : Tata bahasa masih berantakan Sebuah cerita transmigrasi pada umumnya, tidak ada yang spesial kecuali hubungan kita. Disclaimer : Pemeran utama lemah lembut tak bertulang menyebabkan banyak berkata kasar...