Miselia tengah berkutat dengan alat masak, pagi sekali tiba-tiba Ellias sudah nangkring didepan apartemennya.
Ellias duduk di ruang tamu Miselia, ia menatap sekitar sambil menunggu makanan siap. Pria itu berpikir Miselia tengah menyendiri karna mengetahui suaminya berselingkuh makannya dirinya tinggal sendiri di apartemen. Buktinya tak ada satupun potret dirinya dan keluarga.
Ia berjalan melangkah menuju dapur, pria tersebut bersandar pada daun pintu, menatap ke depan Miselia yang tengah sibuk berkutat dengan alat masak begitu fokus.
Miselia mencoba menyingkirkan helaian rambut yang tak terikat, mengusik area wajahnya. Ia mengusap dengan lengan bawahnya karna jarinya yang terkena masakan.
Hingga ia merasakan rambutnya dicekal menjadi satu, Miselia menatap ke samping terdapat Ellias yang berdiri dibelakangnya.
"Lepas aja gak papa Ell.." ucap Miselia.
"Udah lanjutin aja keburu siang." Balasnya tak melepas cekalan rambutnya.
"Nanti kamu capek, itu diatas kulkas ada karet." Ellias meraba atas kulkas dan menemukan sebuah karet kemudian mengikatnya pada rambut Miselia.
"Makasih,"
"Sama-sama."
Ellias memilih duduk di meja makan yang bisa melihat secara langsung Miselia yang tengah sibuk berperang dengan alat masak.
Pria itu membayangkan betapa beruntung dirinya hari ini, meski semua berkata dirinya bodoh tapi tak masalah. Ia sadar ini bukan sekedar penyesalan namun sejak awal dirinya sudah terikat dengan pesona Miselia.
Jika kebanyakan mereka menyukai sosok yang kuat dan mandiri mungkin Ellias adalah salah satu pria yang menyukai perempuan yang mengandalkannya lembut seperti Miselia.
Lamunan Ellias buyar saat dua buah piring Miselia letakkan dihadapannya dengan segelas kopi untuk Ellias dan air putih untuk dirinya.
Miselia duduk didepan Ellias, "makan cepet, terus pulang."
"Loh kok pulang?" Balas Ellias tak terima.
"Terus mau ngapain, aku mau tidur seharian." Balas Miselia yang memang sejak kemarin berencana menjadi manusia jompo tapi karna kehadiran Ellias semua berantakan. Ia bukannya tak suka, ia amat senang namun ia tak mungkin berteriak heboh atau berlari kedalam pelukan pria itu.
Ellias pria itu malah salah menangkap, ia menganggap Miselia tengah bergalau ria. Jadi karna ia sekarang adalah pria yang peka maka ia akan mengajak Miselia bersenang-senang seharian.
"Gak boleh, abis sarapan kita jalan." Ajak Ellias yang lebih mirip perintah.
"Ahh... Males jalan."
"Siapa yang nyuruh jalan? Kita kan nanti naik mobil sayang." Miselia tertegun, hei apa pria itu tak sadar dengan keyupian hati Miselia. Mendengar panggilan sayang sudah seperti remaja yang tengah dimabuk asmara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become an Antagonist Fiance (SELESAI)
General Fiction🪹🪹PERPINDAHAN JIWA MUSIM 1🪹🪹 Disclaimer : Tata bahasa masih berantakan Sebuah cerita transmigrasi pada umumnya, tidak ada yang spesial kecuali hubungan kita. Disclaimer : Pemeran utama lemah lembut tak bertulang menyebabkan banyak berkata kasar...