Hari ini Miselia berpakaian semi formal, ia masih ingat memiliki hutang yang tidak menguntungkan dengan menjadi asisten seorang Dellion si tokoh utama.
Rambutnya ia ikat menjadi satu memamerkan leher jenjangnya. Miselia memberi riasan yang natural pada wajahnya, ia tau arti asisten yakni menjadi setengah babu dari Dellion cuma namanya doang yang lebih berkelas.
Ia turun ke bawah dan terlihat keluarga yang menyebalkan tengah duduk berbincang, kecuali Marcelio dia tetap menjadi favoritnya. Miselia tidak menyapa dan langsung duduk disebelah Marcelio.
"Kamu mau makan apa sayang" ucap Mamanya
Miselia terhenyak, ia menatap sedikit horor, bukankah mereka yang semalam mengeluarkan tanduk di kepala. Kenapa pagi ini bertingkah seperti malaikat tak bersayap. Seolah menyayanginya.
"Nasi goreng" ucap Miselia
Dengan telaten Mama mengambil makanan yang diminta Miselia, ia meletakkan didepan anak gadisnya.
Marcelio menatap senang akhirnya mereka lebih harmonis dengan Miselia.
"Mari makan" ucap Papa
Mereka makan dalam hening, hanya dentingan sendok yang memenuhi ruang makan.
"Papa Mama pergi dulu" mereka bangkit pergi meninggalkan kedua anaknya.
"Mau gue antar" tanya Marcelio
"Boleh, lagian gue juga gak tau rumah tu kuyang" balasnya, lumayan kan hemat uang dengan menumpang pada Marcelio.
Mereka keluar dari rumah, Marcelio dengan sigap membuka pintu untuk Miselia.
"Silahkan tuan putri" ucap Marcelio mempersilahkan Miselia naik.
"Terima kasih pangeran" balas Miselia sedikit membungkukkan badannya seolah memberi hormat.
Mobil Marcelio berhenti didepan gedung pencakar langit.
"Inget, kalo tu kuyang macem-macem bilang ke gue"
"Gak inget siapa yang bikin gue kejebak sama tu kuyang" delik Miselia kalo bukan karena Marcelio yang setuju, ia malas menjadi babu Dellion.
"Iya.. iya gue yang buat lo kejebak sama tu kuyang, udah sana keburu siang gue" Miselia keluar dari mobil, Marcelio hanya menatap terkekeh wajah kesal sang adik karna harus menjadi babu Dellion.
"Byee kak" Miselia melambaikan tangan, Marcelio melajukan kembali mobilnya menuju tempat kerja.
Ia memasuki lift lalu memencet tombol lantai paling atas, unit apartemen Dellion terletak di lantai teratas. Kakinya terus bergerak mengusir rasa bosan.
Ting
Pintu lift terbuka, Miselia keluar dari lift yang hanya berisi dirinya sendirian. Lorong ini hanya terdapat 2 unit apartemen bisa dipastikan seberapa kaya seorang Dellion. Miselia berdiri didepan pintu lalu memencet bel.
Miselia disambut dengan pria yang telah memakai kemeja licin dengan 2 kancing atas yang terbuka. Miselia tak mengelak Dellion terlihat lebih tampan ketika memakai baju kerja. Matanya tak berkedip, nikmat mana yang Miselia dustakan. Pesona pemeran utama memang sulit ditolak.
"Lambat"
"Masih mending gue dateng ya"
Miselia mendelik kesal kemudian mengikuti Dellion memasuki unit apartemen pria itu.Apartemen Dellion sangat luas, meski tidak banyak barang namun ia yakin semua yang berada disini bernilai fantastis. Apartemen dengan susunan simpel tak memakan banyak ruang hingga terlihat sangat luas.
Ia hanya berdiri menatap Dellion yang sibuk ke sana kemari, Dellion mendelik kesal pada Miselia yang hanya diam.
Tangannya meraih dasi di laci kemudian berjalan mendekati Miselia yang terdiam. Miselia tersentak mendapatkan juluran dasi dari pria tersebut. Ia menatap heran dan tak paham maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become an Antagonist Fiance (SELESAI)
General Fiction🪹🪹PERPINDAHAN JIWA MUSIM 1🪹🪹 Disclaimer : Tata bahasa masih berantakan Sebuah cerita transmigrasi pada umumnya, tidak ada yang spesial kecuali hubungan kita. Disclaimer : Pemeran utama lemah lembut tak bertulang menyebabkan banyak berkata kasar...