Di sebuah hamparan rumput yang luas seorang gadis tengah berjalan tak tentu arah, Miselia atau sekarang kita sebut Adeline, bahkan ia sampai lupa namanya sendiri. Tengah berjalan seorang diri tak tau arah. Ia melihat sekitar hanya ada hamparan rumput.
Sejauh apapun memandang hanya hamparan hijau. Kakinya melangkah ke depan tak tentu arah. Tempat apa ini batin Adeline.
Udara memang terasa sangat sejuk dan nyaman hingga ia enggan untuk pergi dari sana. Namun apa ini nyata atau ia tengah berada dalam dunia mimpi.
Adeline terus melangkah berharap terdapat jalan keluar atau jalan pulang, dirinya tak mungkinkan selamanya disini.
Langkahnya mulai memelan karna terasa lelah, sudah cukup lama ia melangkah. Miselia terduduk di tanah beralaskan rumput.
Hingga ia merasakan bahunya disentuh oleh seseorang. Adeline berbalik, menemukan pantulan dirinya lebih tepatnya pantulan raga yang ditempati sekarang.
Sosok itu tersenyum tampilan yang terbilang sangat cantik dengan gaun putih yang sama sepertinya.
"Hai Adeline atau lebih tepatnya Miselia" sapanya
"H...hai Miselia, kenapa?" Tanyanya bingung ia juga bingung mau berucap apa.
"Kamu pasti bingung sama keadaan sekarang. Kenapa kamu bisa pindah raga, kenapa hidup keduamu lebih berat dari yang pertama, kenapa kamu bisa terlempar kesini"
Ia hanya mengangguk mendengar semua penuturan itu. Miselia asli ikut duduk didepannya. Tanpa berpikir mereka akan kotor-kotoran.
"Harusnya aku nemuin kamu sejak awal tapi dewa kehidupan masih belum mengijinkan. Takut mengganggu keseimbangan kehidupan"
"Kita satu Adeline. Kamu adalah aku dan aku adalah kamu. Kita hanya dipisah di dunia yang berbeda, dunia yang kamu anggap dunia novel sebenarnya adalah dunia pararel atau dunia cermin bayangan dari duniamu."
"Kehidupanmu disana sudah berakhir Adeline, mengenai kehidupan ini terasa lebih berat kamu tenang saja. Dewa takdir akan mengembalikan garis takdirmu, kamu akan dipertemukan kembali dengan keluarga kandungmu"
"Aku akan memberi semua ingatan masa laluku padamu, kita akan melebur menjadi satu kesatuan. Tolong jangan menghindar dengan perasaanmu. Aku tau kita memiliki rasa yang sama pada orang itu"
"Tapi dia udah keterlaluan, lo mau kita disakiti karna perbuatan sialannya hah. Cuma karna ke salah pahaman gue hampir mati." balas Adeline
"Jangan bohong Adeline, kamu tau yang terlihat baik belum tentu baik, tapi yang terlihat buruk tak selamanya buruk" balas Miselia asli.
"Gue cuma bingung, gue masih susah buat nerima semua ini" balas Adeline frustasi, hey ia baru saja mengetahui kebenaran gila itu. Dan Miselia memintanya agar menyadari perasaannya pada Ellias. Meski terkadang ia merasa lemah karna rasa yang menyelinap. Tapi semua perlakuan sialan pria itu juga masih membekas.
"Kebingungan itu akan segera berlalu" Miselia meraih tangan Adeline menggenggamnya kemudian menutup mata. Tak berselang lama raga itu lenyap berterbangan lalu ia merasakan semua ingatan berputar di kepalanya.
Semua kejadian sebelum dirinya menempati raga ini. Kemudian Miselia berasa ditarik terbang menghilang.
Miselia terbangun menatap sekitar, ia tengah berada didalam kamar apartemennya.
Kepalanya sedikit berdenyut merasakan pusing bercampur ingatan Miselia. Ia memilih mencuci mukanya saat ini menyegarkan kembali dirinya. Setelah selesai ia menuju dapur mencari camilan yang bisa ia makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become an Antagonist Fiance (SELESAI)
Ficção Geral🪹🪹PERPINDAHAN JIWA MUSIM 1🪹🪹 Disclaimer : Tata bahasa masih berantakan Sebuah cerita transmigrasi pada umumnya, tidak ada yang spesial kecuali hubungan kita. Disclaimer : Pemeran utama lemah lembut tak bertulang menyebabkan banyak berkata kasar...