"Selingkuh hmm"
"Gue capek" Miselia mencoba mengacuhkan Ellias.
Pria yang menghalanginya tadi adalah Ellias. Pria menyebalkan itu kembali mengusiknya. Persetan untuk statusnya sebagai tunangan pria kejam itu.
Ellias yang tak terima diacuhkan mencengkram lengan Miselia yang akan melangkah pergi. Tida bisakah ia bertemu dengan lembutnya kasur tanpa hambatan. Miselia sungguh lelah seharian ini. Tapi Ellias tak membiarkannya beristirahat dengan tenang.
"Lepas" Miselia meronta mencoba melepas cengkraman Ellias tapi tak bisa.
"Gak, lo selingkuh kan?"
"Gue gak selingkuh"
"Gue gak percaya"
"Buat apa lo nanya, kalau gak percaya hah. Terserah lo mau mikir apa. Gue capek Ellias"
"Ingat ini sekali lagi dalam kepala lo. Lo milik Ellias dan tidak ada yang boleh nyentuh lo sedikitpun" Ellias tidak mencintai Miselia, tapi ia tak akan menerima seorang penghianat selama mereka masih dalam lingkup pertunangan.
Ellias menarik Miselia memasuki mobilnya, melawan pria itu sungguh percuma dirinya menjadi semakin lelah. Mimpinya untuk bertemu kasur harus ia kubur jauh-jauh. Ellias seperti biasa datar dan dingin, ekspresinya tak bisa ia baca.
Mobil kembali meninggalkan wilayah perumahan Miselia, meninggalkan pesan untuk orang rumah bahkan ia tak berfikir akan dicari atau mereka merasa sedih saat dirinya hilang. Lagipula mereka hanya orang asing yang kebetulan terikat dalam hubungan keluarga.
Hening, entah kemana ia akan dibawa Ellias dan itu bukan hal baik. Pria itu tidak akan pernah susah-susah mencari topik pembicaraan dengannya. Deru mobil berhenti disebuah pekarangan rumah.
Pria itu mendekat kearah Miselia
"Mommy dan Daddy mau ketemu lo, beraktinglah seperti biasanya. Jangan singgung tentang pembatalan pertunangan"Ellias kembali menjauh lalu keluar dari dalam mobil meninggalkan Miselia, tenang tarik nafas lepas, tarik lepas ia melakukan berulang hingga dirasa tenang. Miselia keluar mengikuti Ellias ia belum pernah bertemu dengan kedua orang tua pria itu.
Keringat dingin mulai mengalir, grogi melandanya yang bahkan belum berhadapan dengan mereka. Bayang-bayang orang tua Miselia yang acuh terekam. Bisa jadi kedua orang tua Ellias lebih kejam. Ellias saja sangat menyeramkan.
Ellias menggandeng tangan Miselia, ia hampir tersentak namun kemudian menormalkan kembali ekspresinya. Mengikuti Ellias yang mulai masuk ke rumah. Lengan pria itu melingkar posesif pada pinggangnya.
Pintu terbuka, interior mewah menyambut kedatangan mereka. Ellias terus membawanya berjalan menuju meja makan yang telah terisi dua orang paruh baya. Ia yakin itu adalah Mommy dan Daddy Ellias.
"Maaf Ellias dan Miselia telat Mom" Miselia hampir tak mengenali pria tersebut saat berucap lembut pada wanita yang telah melahirkannya.
"Tidak apa, sini duduk" senyum khas keibuan mengembang menenangkan Miselia, sementara Daddy Ellias hanya memasang wajah biasa namun tak sedingin Ellias.
Ellias menarik kursi untuk Miselia tak lupa dirinya mengucapkan terima kasih, hebat bukan akting Ellias. Ia bertindak seolah pria paling cinta padanya, seolah hanya dia yang memang pantas untuk Miselia. Berakting mencintai Miselia sepenuh hati, memperlakukannya bagai barang pecah belah jika tergores sedikit saja.
"Selamat makan" ucap Daddy Ellias.
Mereka makan dalam hening, dentingan sendok saling beradu. Acara makan malam telah selesai kini mereka tengah duduk di ruang keluarga. Miselia merasa lelah dan lengket namun tak bisa menolak saat binar mata Mommy Ellias mengajaknya berbincang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become an Antagonist Fiance (SELESAI)
General Fiction🪹🪹PERPINDAHAN JIWA MUSIM 1🪹🪹 Disclaimer : Tata bahasa masih berantakan Sebuah cerita transmigrasi pada umumnya, tidak ada yang spesial kecuali hubungan kita. Disclaimer : Pemeran utama lemah lembut tak bertulang menyebabkan banyak berkata kasar...