CHAPTER 02

1.5K 104 0
                                    

"Ayah, tunggu! Alesha mau berangkat bareng." Alesha berteriak sambil berlari menuruni tangga. Ia yang melihat Ayah bersama adiknya telah selesai sarapan dan akan berangkat pun dengan segera menghampiri mereka.

"Ayah, tunggu sebentar ya. Aku mau pakai sepatu dulu." Alesha dengan terburu-buru memakai sepatunya.

"Kamu berangkat sendiri! Siapa suruh bangun kesiangan. Ayo Gia, kita berangkat," ujar Aditya dengan ketus. Tanpa menunggu Alesha, ia berjalan menuju mobilnya bersama dengan adik tiri Alesha.

"Kebo sih lo, Kak. Ayo Pa, kita berangkat." Gianira, adik tiri dari Alesha itu berujar dengan nada meledek.

Alesha menatap Ayah dan adiknya yang telah masuk ke dalam mobil tanpa menunggu dirinya. Melihat hal itu, Alesha hanya menghela nafasnya. Dan dengan segera ia memakai sebelah sepatunya yang belum terpakai.

Kenapa sih nungguin gue pakai sepatu sebentar aja nggak bisa?




SMA Ganendra, Pukul 06.50.

"Boncengin siapa lo tadi?" Alesha bertanya kepada Agastya, kekasihnya.

Saat ini Alesha telah sampai di sekolahannya dengan menaiki angkot. Dan saat turun dari angkot tadi, ia tidak sengaja melihat sang kekasih tengah membonceng seorang gadis.

"Kenapa, lo cemburu?" Agastya balik bertanya kepada Alesha. Ia merapikan rambutnya dan berjalan mendekati Alesha.

"Kalau iya kenapa?" Setelah mengatakan itu, Alesha berjalan menjauh dari parkiran SMA Ganendra dan di ikuti Agastya.

Agastya berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Alesha. Ia juga berusaha menyakinkan Alesha bahwa ia dan sahabatnya tidak memiliki hubungan yang lebih dari seorang sahabat.

"Cemburuan banget sih, lo. Tadi gue boncengin si Lacita, bokapnya lagi nggak bisa nganterin. Jadi dia bareng sama gue. Gue sama dia juga cuma sebatas sahabat doang, jadi lo nggak usah khawatir."

"Hm ya, ya, ya."

"Lo pikir, lo imut cemberut kaya gitu? Nggak, tambah jelek yang ada. Hahaha..." ledek Agastya yang melihat Alesha memasang wajah cemberut.

Wajah Alesha memerah karena menahan amarah sekaligus malu dengan apa yang diucapkan Agastya. Tangannya kemudian bergerak mencubit perut laki-laki yang merupakan kekasihnya itu. "Oh gitu, nih rasain."

"Ahkkk... ampun, sakit Sha. Gue cuma bercanda doang, lo cantik kok kalau dilihat dari planet Mars."

"Terserah dan suka-suka lo aja deh, Gas." Setelahnya Alesha berjalan cepat meninggalkan Agastya di area parkiran.

"Dih, pakai acara ngambek segala lagi." Agastya menghentikan langkahnya dan mengamati Alesha yang berjalan dengan cepat.

"Cewek mah gitu bang, ngambekan. Selalu kita para cowok yang disalahin."

Agastya menolehkan kepalanya ke samping saat mendengar suara seseorang. Ia mendapati seorang adik kelasnya sudah berdiri tepat di sampingnya. "Hooh, dunia ini nggak adil bagi kita para cowok. Tapi mau gimana lagi, nasib cowok memang selalu salah di mata cewek."




"Alesha, kenapa kamu melamun? Itu makanan kamu dingin kalau nggak segera di makan."

Suara lembut dari seorang gadis membuat Alesha tersadar dari lamunannya. Di hadapannya terdapat seorang gadis yang akan menyendok makanannya, tetapi ia urungkan saat melihat Alesha tengah melamun.

ALEAGAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang