CHAPTER 21

725 54 1
                                    

Agastya
Sha

Alesha
Apaan?

Agastya
Sibuk nggak lo?

Alesha
Kagak

Agastya
Jalan yok, gabut gue di rumah. Lo di rumah mana?

Alesha
Rumah Mama gue

Agastya
Yaudah, nanti gue jemput

Alesha mengernyitkan dahinya, ia heran dengan Agastya yang mengajaknya jalan. Sebelumnya Agastya tidak pernah mengajak Alesha jalan-jalan. Sekarang baru pertama kalinya ia diajak oleh kekasihnya itu.

Alesha meletakan handphone-nya di meja belajar. Alesha akan turun ke lantai bawah untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Alesha melakukan itu dengan kesadaran diri, ia tidak mungkin hanya melihat Mamanya yang mengerjakan perkerjaan rumah sendiri. Di tambah lagi sekarang Mamanya sedang mengandung, pasti Mamanya akan mengurangi pekerjaan yang berat.

"Mama masak apa?" tanya Alesha kepada Liza yang tengah memasak di dapur.

Liza, wanita paruh baya yang tengah mengandung itu mematikan kompornya dan setelahnya ia menjawab pertanyaan Alesha, "masak makanan kesukaan Ayah kamu."

"Mama dan Ayah akan pergi setelah sarapan untuk memeriksa kandungan. Tolong kamu kerjakan perkerjaan rumah yang belum Mama selesaikan," imbuh Liza.

"Iya, Ma. Alesha juga mau izin sama Mama, Alesha mau pergi jalan-jalan sama temen,"  izin Alesha kepada Liza.

"Terserah kamu," balas Liza singkat. Setelahnya ia berjalan menjauh dari dapur.

Lagi dan lagi, Alesha hanya mendapat jawaban singkat. Padahal Alesha sangat ingin Mamanya itu bawel dan cerewet kepadanya. Ia ingin sekali memiliki Mama seperti Ibu pada umumnya yang memberikan banyak pertanyaan serta memberikan izin setelah berdebat panjang.




"Gabut gue di rumah, Sha. Apalagi harus di rumah selama dua minggu," ucap Agastya sambil memberikan satu cup es krim kepada Alesha.

"Libur semester dua minggu itu kelamaan," lanjut Agastya lagi.

Agastya dan Alesha saat ini memang tengah menjalani libur semester. Oleh karena itu Agastya mengeluh mendapatkan libur panjang. Ia tidak tahan jika harus berada di rumah selama dua minggu.

"Kebanyakan ngeluh lo, apa susahnya tinggal nikmatin masa libur semester," balas Alesha.

"Lo nggak ngerasain jadi gue, gue nggak betah kalau harus di rumah terus." Agastya mengatakan itu sambil mendudukan dirinya di kursi taman.

Agastya dan Alesha sekarang berada di taman kota yang ramai akan pengunjung. Agastya memilih mengajak Alesha ke taman kota karena banyak pedagang yang menjajakan makanan dan minuman di sana.

Agastya kemudian mengamati Alesha yang asik memakan es krim tanpa mempedulikan dirinya. Alesha memakan es krimnya tanpa menawari Agastya.

"Enak, Sha?" tanya Agastya.

"Mau lo?" Alesha yang bibirnya belepotan es krim itu balik bertanya kepada Agastya.

"Kagak, gue nggak suka es krim."

"Aneh, es krim enak gini lo nggak suka. Oh iya, lo kan emang orangnya aneh."

Agastya hanya menghela napas sabar mendengar hal itu. Bukan tanpa alasan Agastya tidak menyukai es krim. Ia tidak menyukai es krim semenjak kejadian yang membuatnya trauma akan es krim. Es krim akan membuatnya kembali teringat tentang kecelakaan Kakaknya yang akan membelikan dirinya es krim.

ALEAGAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang