Suara pintu rumah yang terketuk membuat Alesha mengehentikan kegiatannya mengepel lantai. Ia meletakan alat pelnya begitu saja dan menuju pintu rumah. "Sebentar," balas Alesha kepada orang yang masih mengetuk pintu rumahnya.
Dan setelah membuka pintu rumahnya, Alesha dikejutkan dengan kedatangan dua orang yang memiliki paras yang sama. Dua orang laki-laki berwajah kembar itu tersenyum ke arah Alesha yang masih terkejut dengan kehadiran mereka.
"Edsel, De-Dean?" tanya Alesha untuk memastikan.
"Hahaha, kamu terkejut, sayang? Ini aku, Dean," balas laki-laki yang mengenakan hoodie sembari terkekeh. Kedua laki-laki itu adalah Edsel dan Dean, dua orang saudara kembar sahabat Alesha.
"Aku benar-benar merindukanmu, sayang," ucap Dean sembari memeluk Alesha dengan erat.
Alesha yang masih terkejut pun membalas pelukan Dean. Ia juga benar-benar merindukan sahabatnya itu. "Dean? Kapan kamu kembali ke Indonesia? Kenapa juga kamu nggak ngabarin aku kalau mau datang?" tanya Alesha setelah pelukan terlepas.
Dean tersenyum mendengar hak itu. Ia kemudian membala pertanyaan Alesha, "kemarin, sayang. Aku nggak ngabarin kamu karena mau buat kejutan."
"Untung kejutannya nggak bikin aku jantungan. Ya udah yuk, masuk ke rumah aku. Kita lanjut ngobrol di dalam," ajak Alesha kepada dua orang sahabatnya itu.
"Kamu udah dari kapan tinggal di rumah ini, Sha?" Edsel membuka suara setelah dari tadi diam.
"Dari dua hari yang lalu, Sel. Oh iya, kamu tau kalau aku ada di siapa? Om Reno, ya?" tanya balik Alesha kepada Edsel. Alesha kemudian mempersilakan kedua sahabatnya itu untuk duduk di sofa ruang tamu. Ia juga mendudukan diri di sana.
"Iya, dari Papa. Tadi waktu Papa mau berangkat ke kantor, Papa ngasih alamat rumah ini ke kita. Papa tau pasti kita bakalan nemuin kamu," jelas Edsel.
Mereka pun akhirnya melanjutkan obrolan sembari tertawa kecil. Mereka saling melepas rindu dengan mengobrol karena telah lama tidak bertemu. Mungkin lebih tepatnya Alesha dan Dean yang lama tidak bertemu. Hal itu karena Dean setelah lulus dari SMP tinggal bersama Ibunya di Australia.
࿏
࿏
࿏
Dean menggenggam erat tangan Alesha setelah keluar dari mobil. Ia dan Alesha saat ini berada di salah satu mall untuk menghabiskan waktu bersama. Namun sayang, mereka hanya pergi berdua karena Edsel harus pergi menemui pacarnya yang kecelakaan. Rencana menghabiskan waktu bersama pun harus mereka jalankan tanpa Edsel."Hari ini aku mau menghabiskan waktu sama kamu," ujar Dean kepada Alesha.
Alesha tersenyum mendengar hal itu. Ia kemudian membalas perkataan Dean, "iya, Dean. Tapi sayang banget, Edsel nggak bisa ikut."
Melihat nada sedih dari perkataan Alesha baru saja, membuat Dean mengatakan sesuatu, "mungkin sekarang pacarnya lebih penting. Jangan sedih dong, sayang. Aku udah ajak Argi juga."
"Bener Dean? Kamu udah ajak Argi juga?" tanya Alesha antusias kepada Dean.
"Iya, sa—" Saat akan membalas pertanyaan Alesha, Dean dikejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba memberikannya pukulan. Hal itu membuat Dean menghentikan ucapannya.
"Maksud lo apa, Sel?! Kenapa lo ngajak jalan pacar gue?!" Seseorang itu berteriak marah setelah memberikan pukulan kepada Dean.
Orang itu adalah Agastya. Dirinya yang kebetulan datang ke mall bersama Argi pun melihat Alesha tengah digandeng oleh seorang laki-laki. Dengan segera ia menghampiri pacarnya itu dan laki-laki yang menggandengnya.
"What the—" Umpatan Dean terhenti karena Alesha terlebih dulu mencegahnya.
"Lo apa-apaan sih, Gas?!" bentak Alesha kepada Agastya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEAGAS [END]
Teen FictionBagaimana bisa cewek posesif akut dan cowok gengsi tinggi menjalin hubungan? Ini tentang Alesha dan Agastya, dua orang remaja yang menjadi sepasang kekasih. Berawal dari Agastya yang iseng mengajak Alesha berpacaran, sampai akhirnya hubungan mereka...