CHAPTER 25

733 55 0
                                    

Alesha turun dari mobil setelah dibukakan pintu oleh Raiden. Ia kemudian mengamati bangunan sekolahnya yang sudah ramai akan murid. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah dua minggu libur semester.

"Sudah sana masuk, sebentar lagi bel berbunyi," kata Raiden kepada Alesha.

"Iya, Pa. Ini Alesha juga mau masuk," balas Alesha.

Raiden tersenyum mendengar perkataan Alesha dengan sedikit nada manja. Semenjak kejadian di rumah sakit, kedekatan Raiden dan Alesha semakin lengket. Dan sejak saat itu juga, Raiden melarang Alesha kembali ke rumah Ibu kandungnya dan Ayah tirinya untuk menemui mereka.

Raiden kemudian mengelus rambut Alesha yang terurai dengan sayang. Setelahnya ia juga berkata, "belajar yang rajin, ya. Kamu sudah kelas dua belas, dan sebentar lagi akan ujian."

"Iya, Papa."

"Ya sudah, Papa berangkat ke kantor dulu, ya," pamit Raiden.

"Papa jangan sibuk terus sama pekerjaan, inget waktu makan juga, ya, Pa. Alesha nggak mau Papa sakit," ucap Alesha sambil menyalami tangan Raiden.

Raiden terkekeh mendengar hal itu, putrinya itu memang sangat cerewet. Tadi saat perjalanan menuju sekolah, Alesha juga sudah mengingatkannya untuk makan. Tapi sekarang Alesha mengingatkannya kembali.

"Iya anak Papa yang cerewet," balas Raiden sambil mengacak-acak rambut Alesha. Tindakannya itu membuat Alesha memberengut kesal.

"Ih, Papa. Rambut Alesha kan jadi berantakan. Ya udah, Alesha masuk dulu." Setelah mengatakan itu, Alesha berjalan masuk ke dalam sekolahnya. Raiden juga kembali masuk ke mobil dan menjalankannya menuju kantor.




Alesha mengamati dua orang yang berjalan bersama keluar dari UKS. Dirinya yang akan ke kantin bersama Shine melihat dua orang yang ia kenal keluar dari UKS. Dua orang itu adalah Agastya dan Lacita.

"Shine, tunggu sebentar. Gue mau nyamperin dua orang itu," ujar Alesha kepada Shine.

Alesha pun menghampiri Agastya dan Lacita. Raut wajah cemburu sangat terlihat jelas di wajah Alesha. Dirinya berhasil menghadang kedua orang itu, ia kemudian bertanya kepada mereka, "ngapain lo berdua keluar dari UKS bareng?"

Agastya dan Lacita yang dihadang oleh Alesha terpaksa menghentikan langkah mereka. Lacita yang akan membalas pertanyaan dari Alesha terlebih dulu dicegah oleh Agastya. "Nggak usah dijawab, kita pulang aja sekarang."

Tanpa mengatakan sepatah kata lagi, Agastya dan Lacita pergi dari hadapan Alesha. Agastya pergi begitu saja dengan merangkul kedua bahu Lacita. Melihat hal itu membuat hati Alesha merasakan sakit. Dirinya diabaikan begitu saja oleh kekasihnya.

Tangan Alesha terkepal melihat kekasihnya yang mengabaikannya begitu saja. Alesha juga merasa sangat tidak dihargai oleh Agastya. Memang hubungan mereka dari awal tidak pernah serius, tapi apakah harus seperti ini sikap yang Agastya tunjukan terus-menerus. Alesha juga sudah berulang kali diabaikan oleh Agastya yang lebih mementingkan sahabat perempuannya.

Shine menghampiri Alesha yang masih mengamati Agastya dan Lacita. Kemudian ia bertanya kepada Alesha, "Alesha kita jadi ke kantin kan?"

"Ayo."




"Alesha, kamu masih nunggu jemputan?"

Alesha tersadar dari lamunannya saat Edsel bertanya kepadanya. Alesha yang berada di tempat penjemputan dihampiri oleh Edsel. Melihat sahabatnya yang melamun membuat Edsel menegurnya.

"Iya, Sel," balas Alesha.

"Kenapa kamu melamun? Mikirin Agastya?"

"Apa sih, Sel. Nggak ya."

"Nggak usah bohong kamu, Alesha. Kamu melamun pasti mikirin Agastya yang keluar UKS berdua sama Lacita kan?" Edsel ikut mendudukan diri di samping Alesha, kemudian ia bertanya seperti itu kepada Alesha. Ia bertanya seperti itu karena melihat Alesha yang menghampiri Agastya.

"Hmm, iya."

"Lacita tadi sakit, dan Agastya nganterin dia ke UKS," jelas Edsel.

"Tapi apa dia harus mengabaikan aku, Sel? Aku tadi nanya sama dia baik-baik, tapi dia malah pergi gitu aja," balas Alesha.

"Dia udah sering mengabaikan aku, Sel. Iya aku tau kalau hubungan kita cuma main-main. Tapi apa harus sikap dia seperti ini terus? Itu sama aja nggak ngehargain aku yang statusnya pacar dia. Aku capek, Sel. Aku capek diabaikan terus karena dia lebih mentingin sahabatnya itu," lanjut Alesha lagi. Ia berusaha mengeluarkan isi hatinya tentang Agastya kepada Edsel.

"Terus apa lagi yang membuat kamu bertahan sama dia, Sha? Nggak ada gunanya kamu bertahan sama dia. Bertahan sama dia sama aja kamu menyakiti hati kamu terus-terusan."

"Entahlah, Sel. Aku juga nggak tau alasan aku masih bertahan." Alesha mengangkat kedua bahunya, ia juga tidak tau alasan bertahan dengan Agastya.




Agastya
Gue tadi bukannya mengabaikan lo, Sha

Agastya
Sorry, gue nggak ada maksud kayak gitu

Agastya
Tadi Lacita lebih penting, dia lagi sakit makanya gue anter dia ke UKS

Agastya
Gue harap lo bisa ngerti ya, Sha

Alesha
Terserah lo

Agastya
Nggak usah ngambek

Agastya
Lo sendiri juga udah tau kalau Lacita itu sahabat gue, makanya gue mentingin dia daripada lo

Agastya
Satu lagi yang perlu lo ketahui, gue sayang sama dia

Agastya
Itu yang buat gue mentingin dia daripada lo

—————

Agastya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agastya

Agastya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alesha

ALEAGAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang