PERTEMUAN MENGESANKAN
Waktu menunjukan pukul 07.10 WIB. Seorang gadis yang memakai pakaian SMP terlihat gelisah melihat gerbang di hadapannya telah ditutup rapat. Gadis itu adalah Alesha yang baru saja menduduki bangku SMA.
Tak lama kemudian seorang anak laki-laki yang juga memakai seragam SMP datang dengan menaiki sepedanya. Anak laki-laki itu turun dari sepedanya dan mengamati gerbang sekolahnya yang sudah tertutup.
"Sial, gerbangnya udah ditutup. Harusnya tadi gue nurut aja mau diantar Bunda," umpat anak laki-laki itu.
Mendengar umpatan itu, membuat Alesha menoleh ke samping. Batin Alesha terlihat senang karena tidak hanya dirinya yang telat. Ia memiliki teman yang juga sama telatnya di hari pertama masuk sekolah dan masa orientasi.
"L-lo juga telat?" tanya Alesha sedikit terbata-bata kepada anak laki-laki itu. Alesha merasa aneh dengan gaya bahasanya sekarang yang harus memanggil dengan kata 'lo-gue'.
Anak laki-laki itu mengamati Alesha dari ujung kaki sampai ujung kepalanya. Ternyata gadis yang bertanya kepadanya itu juga sama seperti dirinya, seorang murid baru. "Ya, lo lihat sendiri. Gue juga telat," balas anak laki-laki ber-name tag Agastya itu.
Alesha hanya diam mendengar balasan anak laki-laki di sampingnya. Alesha terlihat kurang menyukai balasan Agastya yang sedikit judes. "Biasa aja dong balasnya."
"Kayaknya gue biasa aja, lo kenapa kayaknya sensi banget. Lagi datang bulan?" Agastya mengatakan itu sembari meletakan sepedanya di samping gerbang. Kemudian ia berjalan mendekati Alesha.
"Eh, lo kenapa deket-deket gue?!" Alesha bertanya dengan nada tinggi saat Agastya mendekat ke arahnya.
"Siapa yang mau deket-deket sama lo, gue cuma mau duduk daripada harus berdiri satu jam." Agastya berujar dengan santainya sembari mendudukan diri di kursi panjang yang berada di dekat Alesha.
Wajah Alesha memerah karena menahan malu. Baru saja bertemu dengan seseorang tapi sudah membuat kesan memalukan. Alesha kemudian sedikit melirik ke arah Agastya yang saat ini tengah memainkan handphone-nya.
Agastya yang menyadari jika Alesha meliriknya pun berucap, "lo mau berdiri terus kayak gitu selama satu jam? Gerbangnya dibuka masih satu jam lagi."
"Kok lo tau kalau gerbangnya dibuka satu jam lagi?" tanya Alesha sembari mendudukan diri di kursi yang sama dengan Agastya. Namun Alesha menjaga jarak sedikit jauh dengan Agastya. Ia tidak mungkin jika harus duduk berdekatan dengan seseorang seperti Agastya yang baru saja dijumpai.
"Baca peraturan lah. Lo pasti nggak baca peraturan dan tata tertib sekolah ini ya?" tanya Agastya yang diangguki oleh Alesha.
Keadaan pun menghening saat mereka berhenti berbicara. Agastya sibuk dengan handphone di tangannya. Sedangkan Alesha melihat ke jalanan menuju sekolahnya sembari sesekali melirik Agastya.
"Lo kenapa bisa telat?" Agastya kembali membuka suara setelah beberapa saat.
Alesha yang merasa diajak bicara menoleh ke arah Agastya, kemudian ia membalas, "gue tadi numpahin susu di seragam gue. Jadi gue harus ganti seragam dulu dan berakhir telat kayak gini."
"Ceroboh banget jadi orang," gumam Agastya yang tentu saja tidak dapat di dengar Alesha.
"Lo sendiri kenapa bisa telat?" Alesha balik bertanya kepada Agastya.
"Rumah gue jauh, dan gue tadi naik sepeda," balas Agastya sembari memasukan handphone-nya ke dalam tas.
Udah tau rumah jauh, tapi berangkat naik sepeda. Diantar orang tuanya juga nggak mau, pikiran orang hampir nyerempet bego ya gini, batin Alesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEAGAS [END]
Teen FictionBagaimana bisa cewek posesif akut dan cowok gengsi tinggi menjalin hubungan? Ini tentang Alesha dan Agastya, dua orang remaja yang menjadi sepasang kekasih. Berawal dari Agastya yang iseng mengajak Alesha berpacaran, sampai akhirnya hubungan mereka...