CHAPTER 41

910 58 0
                                    

"Ayah! Bunda! Kak Alesha lari ke rooftop rumah!" Arsha berteriak saat melihat Alesha berlari ke arah rooftop rumah mereka.

Rania dan Raiden yang mendengar hal itu dengan segera ikut berlari ke arah rooftop. Mereka takut putri mereka melakukan hal nekat.

"Alesha, jangan lakukan hal itu, sayang! Berhenti di sana!"

"Nak, Papa mohon jangan lakukan hal itu! Berhenti di sana, nak!"

Rania dan Raiden berteriak saat melihat Alesha berada di pinggir rooftop rumah mereka. Mereka seketika waswas takut jika Alesha secara tiba-tiba menerjunkan diri. Dan dengan segera mereka mendekati Alesha.

Alesha tidak menghiraukan teriakan orang tuanya. Justru ia semakin berjalan ke pinggir rooftop. Dengan berderai air mata Alesha menghadap ke arah orang tuanya. Ia mencegah orang tuanya mendekat ke arahnya.

"Papa, Bunda berhenti! Jangan cegah Alesha!" jerit Alesha yang menyadari orang tuanya semakin mendekat ke arahnya.

"Nak, jangan lakukan hal itu! Yang akan kamu lakukan itu salah besar!" balas Raiden dengan wajahnya yang khawatir.

"Iya Kak, jangan lakukan itu. Kakak jangan melakukan tindakan nekat!" Arsha turut menimpali perkataan Ayahnya. Ia juga turut mendekat ke arah Alesha.

Alesha menggelengkan kepalanya mendengarkan perkataan Papa dan adiknya. Tangisannya semakin pecah mengingat dirinya tidak berguna untuk terus hidup. Yang ada dipikirannya sekarang adalah mengakhiri hidupnya.

"Alesha harus mengakhiri hidup Alesha. Hidup Alesha sudah tidak berguna lagi, Alesha sekarang kotor..." lirih Alesha.

"Papa jangan mendekat! Alesha akan melompat sekarang juga jika Papa mendekat!" ancam Alesha kepada Raiden yang terus mendekat.

Alesha sekarang berada di pinggir rooftop, hanya satu langkah lagi ia akan terjatuh. Alesha kemudian membalikan badannya, membelakangi orang tuanya serta adiknya. Hingga pada akhirnya, sebuah teriakan menghentikan aksi nekat Alesha.

"ALESHA!"




Aditya menghentikan langkahnya di halaman rumah Raiden. Ia kemudian mendongak ke arah rooftop rumah Raiden. Seseorang berdiri di pinggir sana berhasil membuatnya mengalihkan atensinya. Dan seketika jantungnya berdetak kencang melihat seseorang itu terus berjalan ke pinggir rooftop.

Dengan segera Aditya berlari masuk ke rumah Raiden tanpa permisi. Ia berlari begitu saja meninggalkan anak dan istrinya yang masih di belakangnya.

Melihat suaminya yang berlari masuk ke rumah Raiden setelah melihat ke arah rooftop, membuat Liza ikut mengamati rooftop. Ternyata Alesha berdiri di sana. Hal itu juga membuatnya berpikiran yang tidak-tidak. Ia takut jika putrinya akan melakukan hal nekat. Dengan segera ia menarik tangan Gia dan ikut menyusul Aditya.

Sesampainya di sana, Aditya berteriak memanggil Alesha. Ia juga berjalan mendekat ke arah Alesha. "ALESHA!"

Kedatangannya tentu saja membuat orang-orang yang berada di sana terkejut. Termasuk Alesha, bahkan Alesha sampai menghentikan pergerakannya.

Aditya menatap Raiden yang juga menatapnya. Dengan lirikan mata, Aditya memberikan kode kepada Raiden. Aditya memberikan kode untuk menarik Alesha dari pinggir rooftop.

Raiden yang mengerti kode dari Aditya pun menganggukan kepalanya. Setelahnya mereka berlari ke arah Alesha dan menariknya dari pinggir rooftop. Mereka akhirnya berhasil menarik Alesha hingga Alesha berada di dekapan mereka.

Alesha memberontak dari dekapan kedua Ayahnya. Ia tidak mengetahui pergerakan kedua Ayahnya yang secara tiba-tiba menariknya. "Lepas!"

Orang-orang yang berada di sana akhirnya juga bernapas lega. Akhirnya Alesha berhasil dicegah melakukan tindakan mengakhiri hidup. Dan dengan segera mereka menghampiri Alesha yang tengah memberontak di dekapan kedua Ayahnya.

"Lepas! Untuk apa kalian mencegah Alesha mengakhiri hidup?! Seharusnya kalian senang melihat anak tidak berguna ini mati!" jerit Alesha sembari berusaha melepaskan diri dari dekapan Raiden dan Aditya.

"Alesha, jaga bicara kamu! Siapa yang menginginkan kamu tiada?!" geram Liza. Hati Liza terasa sakit saat mendengar perkataan putrinya.

Alesha masih saja terus memberontak. Bahkan sekarang ia seperti orang kerasukan, berteriak dan terus memberontak. "Lepas! Ayah menginginkan Alesha mati kan? Jadi lepaskan Alesha! Biarkan Alesha mati dan Ayah akan senang dengan kematian anak pembawa sial ini!"

Aditya menggelengkan kepalanya, hatinya seperti disayat benda tajam mendengar perkataan Alesha. Bahkan satu tetes air mata jatuh mengenai pipinya. "Maafkan Ayah, Alesha. Maafkan Ayah..." sesal Aditya.

Secara tiba-tiba tubuh Alesha merasakan lemas. Alesha perlahan berhenti memberontak. Hingga pada akhirnya pandangan Alesha memburam dan gelap. Alesha kehilangan kesadarannya di dekapan kedua Ayahnya.

Melihat Alesha yang pingsan membuat mereka yang berada di sana panik. Dan dengan segera Raiden mengangkat tubuh Alesha untuk membawanya ke rumah sakit. Raiden mengangkat tubuh Alesha terlebih dulu tanpa menghiraukan Aditya yang juga ingin melakukan itu.




Aditya mengamati Alesha yang terbaring di ranjang rumah sakit. Aditya merasakan penyesalan yang amat dalam sekarang. Dirinya menyesal telah menyia-nyiakan putri kandungnya yang ternyata telah menyelamatkan nyawanya.

Tanpa sadar Aditya menitikkan air mata. Rasa sesak seketika menyerang dadanya. Dirinya selama ini memang bodoh karena telah membenci Alesha yang tidak bersalah. Ia dan Liza yang berbuat kesalahan, namun Alesha yang harus menanggungnya.

Pintu ruang rawat Alesha terbuka. Terlihat Raiden masuk ke dalam ruang rawat Alesha dengan menatap Aditya sinis. Raiden kemudian berkata, "puas lo sekarang? Puas udah bikin mental anak kandung lo sendiri jatuh?"

"Gue akui kalau gue juga gagal jadi Ayah yang baik buat Alesha. Tapi gue nggak segagal lo, Aditya," lanjut Raiden lagi.

Aditya terdiam mendengar perkataan Raiden. Ia diam karena yang dikatakan Raiden benar. Ia telah membuat mental Alesha jatuh dan gagal menjadi seorang Ayah.

"Sekarang lo pergi dari sini!" usir Raiden.

Aditya yang mendapat usiran dari Raiden pun dengan segera bangkit dari duduknya. Ia berjalan perlahan menuju pintu ruangan. Namun sebelum membuka pintu, Aditya menengok kembali ke arah Alesha. Ia kemudian membatin, maafkan Ayah, Alesha.

—————

Hai readers! Maaf aku harus ingkar janji buat duoble up karena ada sedikit masalah kemarin. Mungkin besok-besok aku nggak akan membuat janji, takutnya nggak bisa nepatin lagi. Sekali lagi aku minta maaf ya, readers semua. Tunggu kelanjutan cerita ini, ya. Sampai jumpa di chapter selanjutnya...

ALEAGAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang