CHAPTER 10

993 77 1
                                    

Fabrizio
Gas, gue otw rumah lo

Agastya
Ngapain lo ke rumah gue anjir

Fabrizio
Numpang hidup

Agastya meletakan handphone-nya ke atas nakas setelah membalas pesan dari Zio. Agastya kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya yang terasa lengket setelah melakukan lari pagi.

Setelah selesai membersihkan badannya, Agastya keluar dari kamarnya untuk sarapan. Perutnya sudah berbunyi sedari tadi minta diisi. Dan sesampainya di ruang makan, aroma masakan Bundanya tercium di indra penciumannya.

"Pagi, Bundanya Agastya," sapa Agastya kepada Airin yang baru saja meletakan masakan ke meja makan.

Melihat makanan yang dimasak Bundanya sudah tersaji di meja makan, membuat Agastya tidak sabar menyantapnya. Agastya langsung saja mendudukan dirinya di salah satu kursi kosong yang ada di ruang makan.

"Pagi, sayang. Pasti kamu udah laper, ya? Tapi tunggu Ayah kamu dulu ya, biar kita sarapan bareng," balas Airin yang juga ikut duduk di salah satu kursi kosong.

"Iya, Bun."

Tak lama, Gardana muncul dengan pakaian kerjanya. Airin yang melihat itu langsung mengajak Gardana untuk sarapan bersama. "Mas, ayo sarapan dulu."

"Aku sarapan di kantor saja," balas Gardana.

"Tapi Mas—"

"Aku pergi dulu, ada pekerjaan yang harus diselesaikan segera," lanjut Gardana yang memotong ucapan Airin. Gardana kemudian berjalan keluar rumah dan melewatkan sarapan bersama keluarganya.

Cih, hari libur kok kerja. Palingan juga ketemuan sama simpenan, batin Agastya. Ia kemudian mengambil makanan yang tersaji ke dalam piring dan langsung memakannya.

"Udah Bunda, biarin aja Ayah sarapan di kantor. Biar Agastya yang habisin masakan Bunda ini."




"Assalamu'alaikum, Tante Airin," salam Zio sambil menyalami Airin yang sedang duduk sembari membaca majalah di halaman depan rumah.

Agastya yang sedang menyirami koleksi bunga milik Bundanya langsung menghentikan aktivitasnya melihat hal itu. Dirinya mengernyitkan dahi saat melihat Zio datang ke rumahnya sambil membawa koper besar. Agastya kemudian meletakan selang air yang ia pegang dan menghampiri sahabatnya itu.

"Lo ngapain bawa koper kemari?" tanya Agastya kepada Zio.

"Mau numpang hidup."

"Tante, Zio boleh nggak tinggal di sini untuk beberapa hari? Orang tua Zio mau cerai, dan Zio disuruh milih mau tinggal sama siapa. Karena itu Zio mau numpang di sini buat mikirin hal itu." Zio meminta Izin kepada Airin dengan wajah melas yang dibuat-buat.

"Nanti kalau Zio udah kepikiran mau tinggal sama siapa, Zio bakalan pergi dari sini kok," lanjut Zio lagi.

"Kamu boleh kok tinggal di sini, Zio. Pasti berat buat kamu menentukan pilihan," balas Airin sembari tersenyum ramah.

"Agas, kamu anterin Zio ke kamar buat naruh barang-barangnya." Airin memerintahkan Agastya untuk mengantar Zio ke kamar yang akan di tempati. Agastya pun mengangguk membalas perintah Bundanya.

Agastya dan Zio pun berjalan masuk rumah. Di tengah perjalanan Agastya bertanya kepada Zio, "ortu lo beneran mau cerai?"

"Yoi, gue bakalan jadi member baru anak broken home," jawab Zio dengan sumringah.

ALEAGAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang