chapter 28

3.1K 235 30
                                    

Hari kini mulai malam tetapi Kedua temannya itu masih setia menemani Mew yg terbaring lemas di sofa ruang kerjanya.

Ponselnya terus berbunyi dan nama baby Gulf yg tertulis disana, Mew enggan mengangkat telpon dan masih terpuruk dalam kesedihannya.

Tak mau Gulf khawatir Kao berinisiatif mengangkat telponnya. "Auw ..phi kenapa belum pulang dari tadi siang, aku laper...". Ucap gulf ditelpon.

"Ini aku p'kao, aku Yg jawab karena Mew sedang tidur, dia mungkin kelelahan karena sedang banyak pekerjaan dikantor...".

"Shawaadee krub p'kao, apa sedang ada masalah dikantor?".

"Tidak ada masalah, kami hanya sedang sibuk itu saja, aku tutup na...jangan lupa makan Gulf..". Ucap Kao buru-buru mematikan telpon.

Ia sendiri tidak sanggup berbicara panjang lebar dengan Gulf.
............

Pagi mulai menjelang pria tampan itu bahkan tidak bisa menutup matanya untuk beristirahat.

Ia teringat kebahagiaan yg ia rasakan beberapa bulan ini, yg ternyata hanyalah sebuah mimpi indah.

Lagi ponselnya terus berbunyi, ia merasa sangat bersalah karena telah meninggalkan suami kesayangannya dan sang baby.

"Halo, biasanya phi selalu pulang dulu untuk masakin sarapan meskipun sibuk, baby lapar Daddy..". Ucap Gulf ditelpon.

Ia mencoba menelan ludahnya pelan menahan air matanya, "maaf na..Daddy nggak pulang ke rumah dulu, Daddy harus cari uang untukmu dan baby".

Gulf tertawa mendengar ucapan suaminya. "Apa uang Daddy belum cukup banyak untukku dan baby..? Baiklah Daddy, cari uang yg banyak na... Jangan lupa makan...".

"Kau juga Gulf, jangan lupa makan, jangan.....bi..Ar...kan... Anak...Ki...ta... kelaparan na...".
Ucapnya terbata mencoba menahan tangis lalu menutup telpon.

Mew menangis tak bisa lagi membendung kesedihannya.

Tangisannya itu membuat kedua temannya yg setia menemani ikut bersedih.
.........

"Ayolah Mew kau harus makan na...". Ucap off yg kini mengunjunginya di kantor.

"Aku tau ini mungkin keputusan yg sangat sulit, tapi kau harus segera mberikan obat itu agar kita bisa segera melakukan operasi". Lanjut bright yang ikut mengunjunginya.

"Aku juga tidak bisa terlalu lama mengurung Win dirumahku..!".

"kalian berdua kesini cuma bikin Mew makin stres tau nggak..". Marah Kao, karena bagaimana pun ia seorang ayah jadi faham apa yg Mew rasakan saat ini.

***Di APARTEMEN***

Dengan segenap kekuatan ia mencoba bertahan dan pulang ke rumahnya.

Ia melihat Gulf yg tertidur pulas di sofa depan tv.

Mew duduk dilantai dan mengelus perut buncit Gulf. "Maaf na Daddy harus mengorbankan kalian demi papa.. tidak pa-pa jika kalian harus membenci Daddy di surga tapi jangan benci papa mu na...".

Mew menghapus air matanya lalu menuju dapur untuk menyiapkan makan malam, ia faham betul kalau kesayangan nya itu pasti belum makan karena menunggu dirinya.

"Aw...phi kau sudah pulang..?apa banyak pekerjaan di kantor phi..?". Tanya Gulf yg baru saja bangun lalu berjalan kearahnya.

Ia tidak menjawab hanya memeluk tubuh suami kesayangannya seakan takut kehilangan.

Gulf mengelus rambut suaminya. "Kenapa matamu merah phi..? jika phi lelah nggak usah masak istirahat saja na...".

"Phi nggak tidur dari semalem, tapi phi merasa bersalah karena nggak masak buat kamu dan baby". Ucapnya meletakkan kepalanya manja didada Gulf.

DOMINAN BABY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang