chapter 33

3.1K 251 22
                                        

"ayo tidur...". Ajak Mew menepuk bantal disebelahnya agar Gulf segera membaringkan tubuhnya disana.

"Lepasin dulu tanganku...".

"Aku nggak akan lepasin...".

"Sampai kapan phi...?".

"Selamanya...". Jawab Mew tersenyum lalu mencium pergelangan tangan milik suami tercintanya.

"Aku nggak mau tidur, lagian posisiku nggak enak kalau tidur dengan tangan terikat..!".

"Aku nggak perduli Gulf, kalau kamu nggak diem, nanti aku juga akan membungkam mulutmu itu...!!".

"Auw... lakukan saja jika phi berani...". Sahut Gulf menantang.

Mew tersenyum lembut, "baiklah kalau begitu aku akan menutup mulutmu...". Jawabnya lalu mengecupi bibir Gulf.

Pria manis itu kini terlihat sangat kesal karena suaminya itu terus mengecupi bibir dan pipinya selama 15 menit tanpa henti. "Baiklah phi, aku menyerah, aku mau tidur ..". Teriaknya.

Mew senang karena suaminya itu akhirnya mau menyerah, ia menyelimuti tubuh Gulf yg kini tengah berbaring tak lupa, ia juga mengelus perut buncitnya.

senyum tak berhenti terukir dibibir Mew, Ia merasa sangat senang bisa membawa kembali pria tercintanya ke rumah.

Meskipun dengan cara seperti itu, setidaknya ia bisa Memeluk dan mencium lagi pria kesayangannya.

**Flashback on**

semuanya kini sudah kembali ke rumahnya masing-masing, tapi berbeda dengan Win yg masih tidak mau menatap wajah suaminya.

Ia turun ke loby menggunakan lift lalu berjalan menelusuri trotoar.

Bright yg memang tau kalau suami kesayangannya itu masih marah padanya, hanya bisa mengikuti Win dari belakang.

Karena saat itu waktu yg memang sudah sore matahari pun mulai surut, lampu jalan pun kini terlihat menyala menerangi jalanan kota.

Bright sedikit resah, khawatir jika suaminya itu kelelahan, karena sudah satu jam, Win berjalan tanpa arah.

Ia pun menarik tangannya untuk mencoba menghentikannya. "Win ayo kita pulang, kamu mau kemana sih...?".

"Menjauh darimu...".

"Win, aku tau phi salah, phi minta maaf na ..?".

Pria imut itu menundukkan kepalanya kebawah, masih enggan menatap wajah suaminya.

"Phi janji, phi tidak akan berteriak padamu lagi na .., ini yg pertama dan terakhir kali...!". Ucapnya menarik Win kedalam pelukan.

Ia terisak di pelukan suaminya, karena Memang selama ini tak ada seorang pun yg pernah meneriakinya.

Gulf dan mild yg bukan kakak kandungnya saja tidak pernah membentaknya ataupun memperlakukan dirinya kasar, senakal apapun Win kecil dulu.

Bright membiarkan pria kesayangannya itu menangis dipelukannya, entah sudah berapa lama Win menangis.

"Apa kau mau makan sesuatu Win, disini banyak sekali penjual makanan pinggir jalan yg enak". Ucapnya merayu pria imut yg ada di dekapannya.

Ia faham betul kalau suaminya itu sangat menyukai makanan, apalagi makanan manis.

"Benarkah...? Apa masih jauh..?". Tanya Win seketika air matanya pun langsung hilang saat mendengar kata makanan.

Bright tersenyum karena rencananya berhasil menghentikan tangisan suaminya. "Deket kok, tapi kalau kamu capek kita duduk aja dulu disini...". Ucapnya lalu mendudukan dirinya.

DOMINAN BABY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang