chapter 29

3K 262 41
                                        

Tetap saja Gulf merasakan kejanggalan dihatinya, ia menatap suaminya yg kini menggenggam erat tangannya.

Keresahannya pun hilang, ia memegangi perutnya yg sakit lalu berbaring di brankar yg di dorong oleh off dan bright menuju ruang operasi.

Setelah berada di dalam ruang operasi Gulf tetap meminta mereka untuk tidak memulai Operasi sebelum Win datang.

"Tidak ada waktu Gulf, kau terus mengalami pendarahan, kita harus melakukan operasi sekarang..". Jawab bright lembut.

"Tapi phi, aku mau ada Win disini..lagian phi belum memeriksa ku, kenapa Langsung membawaku ke ruang operasi?".

"Kau kan tahu Gulf, sebagai dokter kita harus mendahulukan pasien, mungkin Win sedang ada pasien darurat...jadi tolong jangan keras kepala na...". Ucap off meyakinkan.

Gulf yg selalu menghormati seniornya itu pun akhirnya setuju, ia mengangguk lalu menjawab. "Baiklah phi, Kita lakukan operasi nya sekarang ".

"BERHENTI, JANGAN LANJUTKAN OPERASI NYA...!!". teriak Up memperingati.

***Di RUMAH OFFGUN***

1 jam sebelum Gulf dibawa ke rumah sakit.

Up yang akan menjadi staff baru di rumah sakit, dijemput gun dari rumahnya.

Sebelum ke rumah sakit ia mengajak Up ke rumahnya untuk mengambil baju bersih, karena memang seminggu sekali ia akan pulang untuk menukar pakaiannya.

Gun dan Up sendiri terkejut mendengar suara orang yg memukuli pintu dari dalam kamar.

"Apa ada orang lain yg tinggal disini phi..?".tanya Up bingung.

Gun sendiri bingung ia menatap kearah Up lalu menggeleng.

Ia memberanikan diri membuka pintu kamar tersebut.

"Win..". Pekik keduanya.

"Ada apa denganmu..?kenapa kau ada disini...?". Tanya Gun keheranan.

"P'off yg mengunciku disini...".

"Auw....kenapa p'off sampai menguncimu disini...". Tanya Up yg ikut kebingungan.

"P'off dan p'bright akan menggugurkan anak p'Gulf".

Up menatap wajah win seakan tak percaya dengan apa yg baru saja ia dengar. "Kenapa...?".

"Karena p'gulf mengandung anak kembar...!".

"Aku bisa mengerti kenapa mereka melakukan itu, mereka pasti takut sesuatu yang buruk terjadi pada Gulf kan..?".

Win mengangguk lalu menarik kedua tangan kedua seniornya. "Ayo phi kita selamatkan p'Gulf, aku dengar pembicaraan p'off dan p'bright ditelpon sepertinya mereka akan melakukan operasi hari ini..".

Gun menarik tangannya untuk menghentikan pria imut itu. "Aku rasa tindakan bright dan papii sudah benar Win, keselamatan Gulf lebih utama..".

"Bagaimana phi bisa berkata seperti itu ada 2 nyawa yg harus di korbankan..". Jawab Win menangis histeris mendengar jawaban gun.

Ia terlihat sangat putus asa karena semua orang berfikir bahwa jalan satu-satunya hanyalah menyingkirkan bayi yg ada di dalam perut Gulf

Win yg menyaksikan sendiri bagaimana sedih dan putus asa nya sang kakak karena tak kunjung hamil setelah operasi, ia tak rela jika kakaknya harus kehilangan harapan lagi.

Win berlutut menyentuh kaki gun, ia menangis memohon. "Tolong hentikan mereka phi, hanya kau yg mampu menghentikan mereka...aku mohon phi...hu..u...".

Gun tidak bergeming, ia tidak ingin melihat Gulf menderita karena dirinya sangat menyayangi Gulf seperti adiknya sendiri.

"P'gun, aku rasa kita harus menghentikan p'off dan bright, menurut pandanganku sebagai dokter, kehamilan Gulf sudah menginjak 7 bulan, dia hanya perlu bertahan sebentar lagi, kalau pun dia tidak bisa bertahan kita bisa mengoperasi bayinya dan membesarkannya di luar ".

Gun sejenak berfikir, apa yg dikatakan Up juga benar, ia takut jika setelah operasi justru membuat Gulf depresi, gun tidak mau hal itu terjadi pada orang yg ia sayangi.

"Baiklah, ayo kita ke rumah sakit". Ucap gun membantu Win berdiri.

**Flashback off**

Gulf yg sudah membaringkan tubuhnya bersiap melakukan operasi, kini duduk menatap kearah gun, win, dan Up.

Dengan sigap Mew menghalangi ketiga orang itu yg berusaha masuk kedalam ruang operasi, tapi tetap saja ia tidak mungkin bisa menahan ketiganya dalam waktu yg bersamaan.

"Cepat kunci pintunya..". Teriak bright ke perawat yg ada disitu.

Gulf justru semakin bingung melihat tingkah kedua seniornya itu. "Ada apa ini..?".

Win yg tak bisa masuk kedalam pun berteriak. "JANGAN LAKUKAN OPERASI INI PHI, P'OFF DAN P'BRIGHT BERENCANA MENGGUGURKAN ANAKMU, KARENA P'GULF MENGANDUNG ANAK KEMBAR..!!".

"Benarkah....?! Apa itu benar phi...". Tanya Gulf seakan tak percaya ia menatap kearah kedua seniornya.

"Cepat beri anastesi pada Gulf..".

Gulf makin kesal karena keduanya tidak memberi jawaban untuknya.

"JAWAB PHI, APA ITU BENAR...?!!, tega sekali kalian melakukan ini padaku...".

"Pegang Gulf dan segera berikan anastesinya....". Ucap bright masih tak memberi jawaban.

Kedua perawat itu pun memegangi tangan Gulf lalu membaringkannya, tak mau kalah Gulf yg dalam keadaan pendarahan itu pun memberontak menggunakan sisa-sisa tenaganya.

Win yg melihat itu pun dengan sekuat tenaga mendorong Mew dan menerobos masuk, ketiganya kini membuat kekacauan di ruang operasi dengan saling dorong.

Gulf yg melihat semuanya sedang bertengkar pun mengambil pisau bedah yg tergelak disana.

"BERHENTI.....". Teriak Gulf.

Semuanya berhenti dan menatap kearah Gulf.

"Jika kalian ingin membunuh anakku, aku akan ikut bersama mereka..". Ucap Gulf menaruh pisau itu ke lehernya.

"Tidak Gulf jangan, aku melakukan ini untuk melindungi mu...". Jawab Mew terlihat panik melihat orang tercintanya berbuat seperti itu.

"Aku tidak menduga kalau kau justru menyetujui mereka bukannya menghentikan mereka phi, tapi tenang saja aku akan ikut kedua anak kita dan menjaga mereka disana, aku tidak akan mengatakan kalau ayahnya ingin membunuh mereka, karena aku tidak ingin membuat anak-anak ku sedih..".

"Jangan Gulf, dengarkan perkataan ku, kita bisa menyelamatkan bayimu, aku akan membantu mu membesarkannya..". Jawab Up mencoba meyakinkannya.

Up adalah seorang dokter spesialis anak, dulu dia satu fakultas dengan Mild, setelah bertemu dengan Win dan Gulf ia merubah jurusannya.

"Jika kondisi mu mengharuskan operasi sekarang, aku akan merawat anakmu, aku tau merawat bayi prematur sangat sulit tapi aku akan berusaha, jadi kita tidak perlu mengugurkan nya". Lanjut Up.

Gulf terdiam terlihat berfikir, dia sangat mempercayai bright dan off, tapi mereka berdua justru hampir saja membunuh anaknya.

Win adalah adiknya yg selalu ia percayai jadi tidak mungkin kalau dia akan menyakiti anaknya.

Gulf masih memegangi perutnya yg sakit. "Baiklah aku akan percayakan keadaan ku padamu P'up dan Win...tolong jaga anakku". Ucapnya lalu membaringkan tubuhnya.

Gun dengan kuasanya sebagai direktur utama rumah sakit meminta pengamanan dan menyuruh security untuk mengeluarkan ketiga orang itu dari rumah sakitnya.

TBC
Happy reading 🥰🥰

DOMINAN BABY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang