chapter 40

3.3K 261 15
                                        

Gulf tersenyum senang saat melihat kedatangan sang adik.

"Phi, aku datang membawa makanan kesukaanmu...!".

"Aku tidak lapar Win...".

"Ayolah phi, aku tau kau tidak mau makan jika bukan masakan P'Mew,tapi untuk kali ini saja na .. lagian aku sudah membelikannya untukmu".Rayu Win

Gulf akhirnya mengangguk. "Ehm..baiklah".

Setelah makan beberapa suap. "Sudahlah win, aku sudah kenyang, aku ingin berbaring".

Win yg melihat kakaknya hanya makan sedikit pun coba membujuknya, "ayolah phi, makan yg banyak ada 2 baby yg masih lapar didalam sana".

Ia pun dengan terpaksa menghabiskan makanan nya, win terus memohon dan merayunya, tapi tak berapa lama ia justru berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua makanan yg sudah dimakan tadi.

"Hoek ...Hoek....".

"Phi nggak pa-pa kan...?". Tanya win khawatir lalu mengikutinya ke kamar mandi.

Beberapa hari ini Gulf sebenarnya memang sedang tidak nafsu makan, perutnya terus merasa mual maka dari itu ia sengaja makan sedikit agar tidak muntah.

"Aku nggak pa-pa kok win...".

"Lalu kenapa muntah?,Kalau gitu ayo ke kamar..". Ucap win mengelap mulut sang kakak lalu menuntunnya masuk kedalam kamar.

Ia membaringkan tubuh Gulf keatas tempat tidur, win pun kini ikut berbaring di sebelah tubuh sang kakak, posisi keduanya saling menghadap satu sama lain.

"Apa phi merasa sakit..?,kenapa wajahmu sangat pucat..?".

"Aku hanya mual... tidak ada yg sakit Win..".

Pria imut itu kini menggenggam erat tangan sang kakak. "Apa phi mengkhawatirkan sesuatu, katakan padaku na....jangan di pendam sendiri...".

Gulf tersenyum lalu menjawab. "Aku hanya sedikit sedih karena saat P'Mew marah padaku, dia sama sekali tidak mau menyentuh perutku, ini semua kesalahanku tapi kedua anakku juga harus ikut merasakannya".

"Kalau gitu biar aku yg menggantikan P'Mew untuk mengelus perutmu phi..". Jawab sang adik tersenyum lebar lalu mengelus perut besar Gulf.

Win yg tadinya dalam posisi tidur kini duduk lalu menempelkan kupingnya ke perut sang kakak.

Melihat tingkah win mampu membuat Gulf tersenyum.

Mew yg daritadi berdiri di depan pintu kamar mengintip dan hanya bisa sedih mendengarkan perbincangan keduanya.

Ia pun pergi lalu berbaring di sofa depan tv, tempat biasa Gulf selalu tiduri.

Mew mengambil bantal kecil yg ada disitu lalu memeluknya ia bisa merasakan aroma tubuh Gulf di benda tersebut setelah beberapa saat ia pun kemudian tertidur.

Tak terasa hari semakin sore dan kini mulai menjelang malam, keduanya masih asyik mengobrol, senyum pun jelas terukir di wajah Gulf yg beberapa hari ini murung.

"Phi, apa kau tidak mandi..? Aku akan membantumu mandi na...".

Seketika mata Gulf pun melotot, "bagaimana bisa kau berbicara seperti itu Win...". Ucap Gulf tersipu, ia jelas malu mendengar ucapan Win meskipun pria imut itu adalah adiknya.

"Auw kenapa ..?aku tau saat hamil itu biasanya sulit menunduk, jadi aku ingin membantumu mandi..".

"Tapi tetap saja, aku malu..".

Win mengerucutkan bibirnya lucu. "Kenapa malu, dulu kita juga selalu mandi berdua...".

"Dulu kita selalu mandi berdua karena kamu tidak pernah mau mandi kalau sendirian..".

DOMINAN BABY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang