Gue berlari layaknya di kejar iblis paling jahat di muka bumi. Air mata yang sedari tadi menggenang mulai berjatuhan. Setelah turun dari Taksi ga ada hal lain yang bisa gue pikirin selain satu orang.
Dia... Pria itu tersenyum lantas segera keluar dari mobilnya menyambut gue yang mulai ngos-ngosan dan menahan tangis.
Di gang perumahan tempat kos-kosan gue dulu berada, tempat ini jadi saksi pertemuan kami setelah menelan rindu selama sehari.
Cakra merentangkan dua tangannya menyambut gue dan tentu saja diri ini terima dengan senang hati.
Gue menyapa dada bidangnya ga woles, dan cakra langsung merengkuh gue penuh sayang.
"Miss you so bad..."
Ah... Cakra-Cakra-Cakra ga cuma pelukannya doang yang hangat, omongan dari mulutnya juga kayak pantat bayi, lembut.
Gue cuma ngangguk lantas merenggangkan jarak kami. Ga enak di liat warga sekitar lama-lama mana masih pagi kan yah. Maka kami pun memutuskan pergi mencari tempat apel yang lebih baik.
Cakra bilang dia udah nunggu di depan komplek kos-kosan gue dari pagi buta, niatnya mau ngagetin gue tapi setelah menunggu dan menanyakan pada penghuni kos yang lain, di situlah Cakra tahu. Kalo gue udah ga tinggal di sana. Yakali gue kabarin Cakra gue pindah kerumah Jovan, kalau ga semaput Cakra entar.
"Kenapa, yang? Kenapa kamu ga bilang sama aku kamu udah pindah? Dan kamu pindah kemana?" Ujarnya yang sedang mengendarai mobilnya.
Gue senyum menenangkan dan menggenggam jemarinya yang bebas dari kemudi.
"Aku belum lama pindah, kok. Ke tempat yang lebih baik dan lebih aman, dia kenalan aku dari kampung dan tinggal sendirian. Jadi ngajak aku deh biar ga sepi..."
"Temen sekamar kamu yang namanya Nabila ga di ajak sekalian?"
"Eh? Hmmm... Enggak. Kenalan aku ini sedikit... Privasian orangnya."
"Oh..."
Yakali gue ngajak temen gue tinggal serumah sama Jovan?
"Yaudah, nanti kirim alamat baru kamu ke aku yah... Plus nama, foto KTP dan keterangan kerja atau kuliahnya kenalan kamu sekalian, biar aku tenang. "
Ah... Kenapa gue lupa. Jikalau pacar gue ini orang cerdas yang di padu sikap Overprotect kurang manusiawi alias lebay. Emang ga bisa menganggap ; membohongi Cakra itu hal sepele.
"Iya..." Gapapa entar gue kirim alamat Teh Raina aja setelah berhasil kongkalikong. Teh Raina itu kakak perempuannya Jovan yang emang sekarang stay di Jakarta dan tengah merintis karir jadi artis. Moga aman...
"Kamu... Pasti kabur dari rumah sakit kan, yang?" Tuduh gue jahat.
Cakra diam, dia cuma natap gue dengan senyum lebar yang di paksakan lalu lembali memerhatikan arah jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Blue Sky : JOVAN
RomantikCakra, Seorang pria berpemikiran dewasa dan Romantis namun kadang terlalu overprotektif. Menikah dengan Cakra bagai sebuah cita-cita bagi Imel, namun apa mau di kata saat sebuah prahara tak terduga menimpa dan buatnya harus terpaksa menikah dengan...