Baru hendak kabur menyudahi situasi mendongkol dimana dua pria itu tengah asik menertawakan amukan gue barusan, tau-tau Jovan sudah berdiri disamping dan menyapa ayah dan bang Diyo ramah.
Gue mengurungkan niat, merapatkan diri pada Jovan dan bergelendot di pundaknya manja. Memamerkan kepada ayah dan abang gue akan betapa baiknya hubungan kami berdua sekarang. Jovan hanya tersenyum tak memprotes.
Sejenak gue dapat menangkap tatapan memicing bang Diyo atas kelakar gue dan Jovan yang tetap berdiri di sana menonton hingga kambing ayah sukses lahiran anak kedua, obrolan terus terjalin diantara tiga pria itu terkait perkembang biakan kambing yang rajin hamil dan melahirkan bayi-bayi kembar.
Setelahnya kami berjalan-jalan di perkebunan teh yang terhampar indah dibelakang rumah. Merasa mulai letih gue memilih duduk di gubuk tempat pemetik teh biasa beristirahat, sedangkan Jovan masih melangkah pelan dibelakang menghampiri.
"Jov!"
Sergah bang Diyo tergopoh-gopoh mendaki perbukitan dengan sedikit berlari, sepertinya ia mengejar Jovan hendak membicarakan topik terpenting di dunia deh, dilihat dari effortnya sampe kelelahan begitu.
Gue hanya memerhatikan dua pria itu mendekat lalu ikut duduk di gubuk.
"Perihal Raina, gimana? Lo udah kasih tau orang tua? " Tanya bang Diyo to the point. Sepertinya dia sudah penasaran dari tadi, hanya saja keberadaan ayah membuat ia harus menahan penasaran sebentar.
Jovan menggeleng. "Baru Papa yang tau... Rencana gue sih mungkin nanti malam kami bakal sampein ke mama."
Bang Diyo mengangguk-angguk simpati plus memahami. "Tante pasti kaget... Tapi beliau harus segera tau tentang ini. "
Kini gantian Bang Jovan yang ngangguk setuju.
"Btw... Kalian beneran? Udah beres masalah kemarin? Kalau gitu kepulangan kalian kali ini udah fiks mau bahas perceraian ke orang tua kita?"
"Hah?!" Teriak gue spontan.
"Hah apa!? "
"Abang ih! Mulutnya! Kalau ada yang denger gimana?! Pasti bakal salah paham orang nanti ih! "
"Udah tenang, ga ada orang lain disini selain kita, lagian juga cepet atau lambat semua orang bakal tau kalau kalian mau cerai. "
"Bang Diyo! Dengerin penjelasan kami dulu napa, asal asumsi mulu dari tadi ih heran! "
"Makanya jelasin ke, abang! Imeldamarcos!"
"Makanya abang diem dulu yah!"
"Kamunya nyolotin abang terus!"
"Bang Diyo ih! "
"Ini kapan kalian selesai berantemnya, Mel? Yo? Boleh aku tinggal ambil minum dulu kebawah ga? Aku mulai haus liat kalian teriak-teriakan terus. " Jovan bertutur tenang, amat menyiratkan jika dia sangat menikmati pertengkaran sehari-hari gue versus bang Diyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Blue Sky : JOVAN
RomanceCakra, Seorang pria berpemikiran dewasa dan Romantis namun kadang terlalu overprotektif. Menikah dengan Cakra bagai sebuah cita-cita bagi Imel, namun apa mau di kata saat sebuah prahara tak terduga menimpa dan buatnya harus terpaksa menikah dengan...