Imel dibawa masuk ke sebuah bangunan, antara sadar dan tak sadar saat di papah Imel melihat
beberapa wanita keluar dari sebuah ruangan dengan luka-luka, wanita lain tengah di tampar dan di
dorong jatuh ke lantai. Namun Imel tak mampu berbuat apapun, ia hanya melihat dengan samar-samar lalu kembali terperangkap dalam kegelapan yang pekat.Imel bangun saat sinar mentari telah menyeruak menyilaukan wajahnya. Ia bingung, permukaan kain yang lembut mengesek wajahnya
saat ia mengangkat kepala ingin melihat tempatnya bangun dengan kepala terasa pusing.Punggung seorang gadis duduk di tepi kasur adalah pemandangan selanjutnya yang ditangkap dua obsidian Imel, memperhatikan beberapa saat sebelum ia menyadari siapa wanita berkaus putih yang menghadang cahaya itu sedikit menoleh ke arah Imel
yang terkulai lemah diatas kasur. Lalu kembali menghadap jendela seraya berujar. "Udah sadar?""Tanya... gu-gue, lo bawa gue kemana? Tempat apaan ini?"
"Lo bilang, lo punya banyak hal yang mau disampein ke gue kan? Apa? Bilang sekarang... Tempat ini aman."
"Aman? aman dari apa? Gue ga ngerti, Kenapa lo harus sampai bawa gue jauh-jauh ketempat ini cuma buat bicara. Ada apa dengan lo sih, Tan?"
Imel mencoba menggerakkan tangannya untuk bangkit dan saat itulah ia baru sadar jika Kedua tangannya telah terikat tertindih didepan tubuhnya. Imel hanya bisa merubah posisi tengkurapnya menjadi miring sebab kini ia menyadari kakinya juga terikat."Lo apain gue, Tanya! Kenapa lo sampai ngiket gue kayak gini segala, hah?! Lepasin gue sekarang, Tan! Asal lo tau, bercandaan kek gini
sama seklai ga lucu, Tanya!"Tanya Tertawa, "Hahaha, gue sampai lupa kenapa kita bisa temenan selama ini, Mel... lo lucu orangnya. Humor kita di kastah receh yang sama dan...
kadang gue ngerasa lo bisa mengerti perasaan gue dengan baik. Padahal lo... ga punya latar belakang hidup segajelas gue, lo dulu pernah penasaran kan, Mel.
Sama keluarga gue, latar belakang hidup gue yang sebenarnya... yang ga pernah benar-benar gue bagi sama lo, yah semua tercermin dari tempat ini.
Lo bilang pingin gue ajak main ke rumah kan? Disini gue tinggal..." Imel diam mendengarkan sembari menyeleksi seisi ruangan yang terlihat janggal sebagai kamar pribadi seorang gadis.Sebuah tamborin tergeletak di lantai, Sangat bukan selera Tanya guman Imel dalam hati.
"Akhirnya lo bisa main ke rumah gue, Mel... padahal, sebenernya gue ga pernah ingin lo tahu sisi hidup gue yang ini. Suatu saat, Gue ingin melepaskan ini semua,
lalu mulai kehidupan baru yang berbeda, yang lebih normal... dengan bantuan lo. Dengan dukungan lo... tapi... gue ga- gue ga pernah ekspect sebelum itu semua terjadi
lo bakal setega itu... hancurin satu-satunya dongeng yang paling gue ingin wujudkan. Mengapa, Mel! Mengapa elo! Mengapa Jovan! Dan mengapa lo bisa setega itu sama gue!
Lo bilang kita sohib! Gini yang dilakuin sohib ke sehibnya? ""Tan- Gue bisa jelasin--"
"...Ngerebut pria yang dicintai sohib lo sendiri adalah prestasi terbaik yang bisa lo ukir di kehidupan ini, Mel!?
Emang ga ada pria lain yang bisa lo jebak buat nikahin lo setelah one night stand yang konyol itu selain Jovan? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Blue Sky : JOVAN
RomanceCakra, Seorang pria berpemikiran dewasa dan Romantis namun kadang terlalu overprotektif. Menikah dengan Cakra bagai sebuah cita-cita bagi Imel, namun apa mau di kata saat sebuah prahara tak terduga menimpa dan buatnya harus terpaksa menikah dengan...