🥤19. Sebuah kehangatan

103 33 0
                                    

Dibalik derasnya hujan yang mengguyur itu seorang pria muncul bak pahlawan bagi Imel, namun sayangnya ia bukan Jovan ataupun Cakra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibalik derasnya hujan yang mengguyur itu seorang pria muncul bak pahlawan bagi Imel, namun sayangnya ia bukan Jovan ataupun Cakra. Melainkan penyebab gadis itu jadi berakhir menyedihkan seperti ini.

Mahen datang bersama payung pelanginya langsung memayungi tubuh Imel yang sudah basah kuyub, ia membantu mengumpulkan beberapa buku yang tercecer dan kemudian menyuruh Imel memegang payung yang ia bawa.  Sedangkan Mahen berlari kesisi lainnya mengambil Laptop gadis itu yang sudah tak karuan.

Imel berdiri memerhatikan pria itu diguyur hujan berlari kearahnya sambil menggeleng dengan wajah bersalah.

"Sorry Mel... Laptop lo ga selamet kayaknya."

Meski sudah menduga namun Imel tak bisa menahan hatinya berdesir perih sekali lagi... Sekarang ia hanya bisa berdo'a pasrah semoga ada beberapa berkasnya di dalam laptop itu yang bisa diselamatkan nanti.

Imel hanya mengangguk lemah. "Lo kok tau gue ada disini?"

"Gue tadi udah di jalan pulang saat geng cewek gila itu nge-chat  gue dan mengirim foto lo lagi duduk ditempat ini dan mereka bilang akan kasih pelajaran ke lo, meski gue ga mudeng maksudnya apa,  Tapi gue langsung balik kesini... Dan ternyata mereka ngelakuin ini ke elo. Gue beneran minta maaf, Mel..."

"Oh... Yaudah, It's oke..." Imel menyodorkan gagang payung kembali pada Mahen lalu mulai melangkah dan Mahen mengikuti.

"Pokoknya lo anter gue sampe rumah! Ini semua kan gara-gara lo."

"Iya, makanya gue minta maaf banget ini."

"Hmm."






Imel POV

Gue yang masih separuh linglung dibawa Mahen ke dalam mobilnya yang seketika interiornya basah sebab tubuh kami. Mahen tak mempermasalahkan itu dan langsung tancap gas menuju sebuah rumah.

"Ini rumah lo, Hen? Kan gue minta di anter pulang aja kok lo bawa kesini sih?" Tanya gue saat Mahen sudah memarkir mobilnya dalam sebuah garasi.

"Udah sih, ini lebih deket. Kita ganti baju dan mobil dulu entar baru gue anter lo pulang yah." Mahen berujar santai, gue pun coba menurut saja. Sebenarnya gue merasa sungkan masuk kedalam rumah Megah ini dengan keadaan kuyup seperti anak anjing hilang, namun di tengah kekhawatiran akan canggung bertemu orang tua Mahen yang gue temui malah lebih mengejutkan.

"Cak... ra?"

Pria itu berjalan dari ruang tengah dengan senyum  tersungging manis. Merentangkan dua tangannya menyambut gue dengan raut rindunya. Ternyata ini rumah tempat Cakra bersembunyi dari orang tuanya dan Riza?

Gue lirik Mahen yang cuma cengengesan lalu masuk ke dalam sebuah kamar. Sedangkan gue seolah langsung luruh dan ingin menumpahkan semua rasa lelah gue ke dalam pelukan hangat pria itu. Pria yang peka dan langsung saja merengkuh tubuh gue tak peduli entah sedingin apa tubuh gue. Ia membalurkan kehangatan dan rasa nyaman yang sangat gue butuhkan.

Our Blue Sky : JOVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang