Gue hanya bisa berdiri gelisah melihat Jovan dan Riza terlibat Obrolan singkat di depan cafe sebelum akhirnya Jovan menghampiri gue sedangkan Riza berlalu masuk kedalam Cafe.
"Kamu pulang duluan yah, aku masih ada urusan. "Ujar Jovan santai namun matanya hanya menatap arah Handphone-nya mengabaikan gue. Fix dia masih kesel sama gue.
"Lo... Kok kenal Riza, bang?"
Jovan menatap gue. "Dia dokter di Rumah sakit aku praktek. Bukannya kamu udah tau?"
Bener juga yah, mereka berdua memang bertugas di rumah sakit tempat Cakra dirawat kemarin.
"Terus... Lo jelasin apa tentang hubungan kita ke dia?"
"Suami istri lah."
Reflek gue nabok lengan Jovan dan memekik tertahan."Lo udah gila bang!? Jadi dia tau gue istri lo?"
Jovan mengusap bekas pukulan gue sewot lalu membalas. "Iyalah! Dia rekan kerja aku, semua kolega aku di rumah sakit juga udah pada tahu kalau aku udah nikah. Karena aku juga berencana nanti KOAS di sana, Mel."
Gue mendadak lemes. Di ketahui kelemahan terbesar oleh musuh itu rasanya, waw. Jadi sekarang Riza tahu kalau gue istri Orang? tentu dia bisa semakin memanas-manasi mama Cakra. Bisa-bisa gue di cincang terus dikirim keruang angkasa sama mamanya Cakra.
Ga lama sebuah mobil Hitam berhenti di depan kami. "Nah, grabnya udah sampai, kamu Pulang duluan yah."
Jadi dari tadi dia terlalu fokus sama handphone-nya karena mesen Grab? Kok baik.
Namun gue hanya terdiam sibuk bergumul dengan fikiran dan melangkah masuk kedalam mobil tanpa berkata apapun pada Jovan.
Ga tau terimakasih emang gue.Jovan menutup Pintu mobil untuk gue, meski gue ga melihat kearahnya lagi namun dari ujung mata dapat gue lihat dia terus memerhatikan sampai gue berlalu. Setelah sedikit jauh gue melihat kearah belakang dan disana, Jovan masih mengawasi kepergian gue. Dia kenapa sih?
Hampir sampai ke apartemen sebuah panggilan masuk ke Hp gue, Joshua mengabarkan jika Cakra baru saja Siuman dan ingin bertemu gue. Yah... Orang pertama yang ingin cakra temui adalah seorang Imelda putri.
Segera gue minta pak supir membatalkan orderan agar bisa gue pesan ulang dengan rute yang berbeda.
Sepanjang perjalanan gue cuma bisa merapalkan doa sembari merangkai kata-kata yang akan ter-utarakan ke Cakra namun ternyata saat di hadapan Cakra. Semua itu buyar dan gue hanya mampu terdiam membisu.
Semua orang keluar dari ruang perawatan meninggalkan gue dan Cakra. Pria itu terbaring dengan mata menatap sendu ke arah jendela, Mengabaikan gue yang hanya berdiri disini.
"Duduk."
Pria itu akhirnya mengucap kata tuk pertama kalinya sejak terakhir pertemuan kami yang indah sekaligus menyakitkan di Ancol kala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Blue Sky : JOVAN
RomanceCakra, Seorang pria berpemikiran dewasa dan Romantis namun kadang terlalu overprotektif. Menikah dengan Cakra bagai sebuah cita-cita bagi Imel, namun apa mau di kata saat sebuah prahara tak terduga menimpa dan buatnya harus terpaksa menikah dengan...