🥤80. Buntu

9 1 0
                                    

"Ga mungkin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ga mungkin..." Jovan luruh terduduk di lantai.

"Gila, jadi dibikin seolah Imel kabur setelah ngakhirin hubungannya sama lo, Jov!? " Radit bertutur tak percaya.

"Pihak berwajib ga bakal bisa ngurus kasus begini, bakal dianggap Imel kabur atas keinginannya sendiri njir!" Tambah Aron spontan.

"Apa maksud kalian? Imel kabur? Ga mungkin lah! Ngapain dia kabur? Ga ada alasan yang bikin dia sampai harus kabur, di saat keluarga, suaminya, semuanya ada disini!" Sanggah Diyo tak terima.

"Gue tau, Imel ga mungkin ngelakuin hal ini... Ga mungkin Imel, tapi mereka yang bikin scenario itu." Ujar Jovan yakin. Namun langsung membuahkan kebingungan luar biasa bagi Diyo dan Aron yang mendengarnya, syukurnya kedua orang tua Imel telah meninggalkan ruang tamu.

"Mereka-mereka siap sih yang lo pada maksud dari tadi?!" Geram Diyo dengan suara sedikt dipelankan takut orang tuanya mendengar.

"Kami juga masih cari tahu, nanti bakal kami jelasin. Tapi buat sekarang, kayaknya lebih baik kita bicara diluar deh."Radit memapah Jovan untuk ikut keluar dari rumah Imel, diikuti Diyo dan Aron, kemudian mereka duduk di kursi halaman rumah Imel dan Diyo kembali menuntut rasa penasarannya.

Aron dan Radit saling berpandangan, Jovan pun tak beri larangan maka Radit berucap Jujur, "Sebenernya... Imel diculik."

"Apa! Apa maksud lo, hah?!" Teriak Diyo tak percaya.

"Ada musuh Jovan, yang culik Imel dan bikin scenario ga masuk akal ini."

"Omongan lo yang paling ga masuk akal bagi gue yah siapapun nama lo?! Jov, coba lo yang jelasin ke gue, beneran yang baru temen lo omong ini?!" Diyo sampai bangkit dari duduknya dan menatap Jovan minta pria itu menjelaskan.

Jovan mengangguk lemas. Buat Diyo menganga tak percaya. Aron menepuk pundak Diyo menenangkan untuk kembali duduk. "Kami bakal jelasin situasi sebenarnya ke elo... Dengerin. "

Diyo mengangguk dan menurut untuk kembali duduk, tak buang waktu Radit langsung menyampaikan pendapatnya,"Sekarang gue tahu kenapa orang-orang yang nerobos apartemen lo beberapa malam yang lalu cuma keluar dengan membawa lembaran kertas... Itu pasti berkas-berkas yang dibutuhkan buat pengajuan perceraian tadi, Jov. "

Aron mengangguk setuju dengan pendapat Radit, "Gue setuju, sebelumnya emang aneh melihat mereka cuma bawa lembaran kertas, tapi sekarang kita tahu maksud mereka ternyata ini... Salah satu bentuk ancaman yang bakal memecah fokus kita buat segera nemuin Imel, serta ancaman psikis buat, Jovan... Membuat lo ngerasain kehilangan, atas apa yang paling berharga buat Jovan saat ini, cinta dan pernikahan..."

"Xmons, tai! Gue lupa bos bajingan mereka orang yang suka drama gila kalau lagi bikin ulah! Sial kita sampai jadi sasaran mereka gini! " Aron mengacak rambutnya frustasi bersamaan dengan Radit yang masih fokus dan kembali melanjutkan pemikirannya.

Our Blue Sky : JOVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang