Setelah satu lagi, pagi hari laknat yang di persembahkan Jovan, gue masih sabar mendiamkannya.
Bergumul dengan selimut di sekujur badan gue hanya membisu menonton tayangan televisi, rasanya kepercayaan diri gue hari ini sulit di jelaskan, sulit di tunjukan sebab gue ga merasa masih punya harga diri, terkhususnya dihadapan pria laknat itu setelah dengan amat entengnya bercanda tentang mengganti baju ditubuh gue saat raga ini tengah ga sadarkan diri semalam...
"Masih lanjut ngambeknya?"
Pria itu membuka kulkas santai seolah hari seindah liburan ke Roma, gue menatap nyalang padanya seraya berdesis pelan. "Musnah aja lo Jovan."
"Aku tuh heran kenapa kamu musti merasa malu? Itu bukan pertama kali aku lihat kamu naked, Mel. Jadi... Im not so suprised, Kita bahkan pernah lalui malam yang lebih... Mesra dari yang semalem, Mel."
"Lo bisa diem ga sih, Jovan! " Pria itu terkekeh.
"Pake Bang, Mel!"
"Bodo Jovan!!"
"Hmmm... Ok. Aku diam."
Setelahnya apartemen kami kembali senyab, gue yang masih kesal ini hanya berbaring dan menonton acara tivi random sebab benar ucapan Jovan yang menyuruh gue beristirahat lebih banyak. Badan gue belum sanggub dibawa kemana-mana dan sedang tidak nafsu untuk makan apa-apa.
Ingin beristirahat di kamar kok yah masih trauma sama kemesraan dengan Jovan semalem, diperparah testimoni mesumnya yang sudah unboxing gue saat mengganti baju gue yang basah kemarin malam.
Jovan keparat!
Gue mendesis kesal melempar remot yang gue pegang asal.
"Argh! Dasar Jovan Mesum sialan!!" Gue bangun mengacak-acak rambut layaknya orang stres lalu menoleh pada suara kekehan dari arah meja makan yang memang tak terpisah dinding apapun dari ruang tamu tempat gue menonton tivi. Yah mahkluk itu adalah Jovan, ia masih saja meyungging senyum mesumnya yang menyebalkan sejak pagi.
"Elo kok dirumah terus sih bang! Pergi kek sono lo keluar ngapain kek! Menjauh dari pandangan gue sebentar... Aja ih! Liat lo disini Bikin gue sakit mata tau ga!" Gue tanpa basa-basi berujar sarkas pada Jovan yang tampaknya sudah beradabtasi dengan baik terhadap mulut pedas ini.
"Di luar hujan Mel, males kemana-mana, Kamu kan juga tau kondisi aku belum terlalu oke."
"Tetep aja... Cari hiburan apa kek sono! Lo tau ga sih gue tuh lagi malu sama lo, Jovan! Lo sih kenapa harus gantiin baju gue semalem! Lo coba dong pahami perasaan gue, Bang... Gue malu sampe inti bumi ini..."
Sialannya Jovan kembali tertawa gemas lalu menghentikan permainan gimnya. "Hiburan? Justru di luar sana ga ada hiburan yang lebih menghibur dari kamu, Mel."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Blue Sky : JOVAN
RomanceCakra, Seorang pria berpemikiran dewasa dan Romantis namun kadang terlalu overprotektif. Menikah dengan Cakra bagai sebuah cita-cita bagi Imel, namun apa mau di kata saat sebuah prahara tak terduga menimpa dan buatnya harus terpaksa menikah dengan...