" menumpang kasih dari orang lain "
Kardelia menyandarkan tubuh mungilnya di seat mobil dan memejamkan matanya sebentar. Dapat didengarkan keluhan nafas berat keluar daripada manusia itu. Kejadian kemarin sangat memelahkan.
" kalo lu capek nganter gue ke sekolah, gue bisa nyuruh ayah kali " ujar Alkana dengan ketus dan matanya masih fokus melihat ponsel.
Kardelia membuka matanya dan melirik ke arah Alkana, dia tidak pernah keberatan buat menjemput lelakinya itu.
" aku engga pernah keberatan buat lakuin apa pun buat kamu, kamu bahagia aku Al.. " ujar Kardelia mengelus lembut pipi gemes milik Alkana.
" apasi " ujar Alkana kesal dan menyingkirkan tangan Kardelia daripada pipinya.
Kardelia hanya terkekeh kecil melihat tingkah pacarnya yang suka marah-marah. Gadis itu mengambil tasnya di jok belakang dan keluar dari mobil.
Kardelia dan Alkana benar-benar pasangan yang aneh. Selalunya pasti laki-laki yang membuka pintu untuk ceweknya. Namun di hubungan mereka, Kardelia membuka pintu mobil untuk Alkana.
" yuk " Kardelia mengenggam lembut tangan Alkana
" etsss bentar " ujar Kardelia, kemudian mengerutkan kening memandang Alkana.
" apalagi??? "
" earphone kamu mana? Dipake dongg " ujar Kardelia mengarahkan Alkana untuk menggunakan earphone
Alkana diam seketika, ia melihat wajah gadis itu dalam-dalam. Sebegitu khawatirkah dirinya tidak ingun melihat Alkana tersakiti karna omongan para siswa dan siswi di sekolah itu.
" nahhh " Kardelia tersenyum apabila Alkana sudah meletakkan earphone di telingannya.
Sekali lagi, Kardelia mengenggam tangan Alkana dan memimpin lelaki itu berjalan menuju ke kelas. Beberapa siswa dan siswi di sekolah itu hanya melihat ke arah mereka.
Setelah kejadian beberapa hari kemarin, tiada siapapun yang berani berbicara atau menyindir Alkana.
" belajar yang benar yaaaa... " ujar Kardelia melepaskan tangannya daripada genggaman Alkana.
Alkana mengangguk kepala perlahan, justeru sekarang ia bingung dengan apa yang ia rasakan. Semenjak melihat banyak pengorbanan Kardelia, banyak hal yang berubah di hati Alkana.
" aku pergi dulu ya " Kardelia mengusap lembut kepala Alkana kemudian mencubit perlahan pipi lelaki itu dan pergi berjalan menuju kelasnya.
Senyum tipis terukir di bibir Alkana, perilaku Kardelia yang lembut menyebabkan satu perkara asing wujud di hatinya.
Tut..tut..
Sedang berjalan menuju ke kelas, tiba-tiba ponsel boba milik Kardelia berbunyi menandakan ada satu notifikasi yang masuk.
Kardelia mengerutkan keningnya, padahal tadi sebelum ia pergi ke sekolah. Kardelia sudah memperingati bibik dan satpam di sekolahnya agar tidak menyuruh papanya masuk ke dalam rumah jika ia tidak disana.
UNKNOWN
ketemu gue di taman belakang.Kardelia mengerutkan keningnya, ia tidak mengetahui identitas manusia yang mengirim pesanan kepadanya.
UKNOWN
Tentang Alkana....Ujar manusia itu lagi apabila ia merasa tidak melihat apa-apa respon daripada Kardelia setelah tanda dua biri muncul di hpnya.
Kardelia menutup ponselnya kembali dan berjalan dengan laju menuju taman belakang. Dadanya menjadi turun naik karna menahan rasa amarah yang ingin meledak sebentar saja lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second lead
Non-Fiction" saya dan dia akan bercerai " " papa mau ninggalin Adel? " " kamu bukan anak saya " " terima kasih kerana telah menjaga Adel " Kardelia Puteri, seorang gadis yang sebenarnya tidak pernah ingin dilahirkan didunia. Ia tidak tahu hal apa yang ia l...