04 SECOND LEAD

5.4K 200 5
                                    

" aku akan berada di hadapan selagi mana kamu butuh aku "







" ergh.. " Alkana mengerang kesakitan apabila ia sudah sadar daripada pingsannya.


Alkana melihat seseorang sedang tidur dan meletakkan kepalanya di atas kasur tempat ia tidur sekarang ini. Alkana yakin ia mengenali sosok yang sedang tidur itu.


" ehmm " Manusia yang tidur itu tiba-tiba bangun. Kardelia tersenyum memandang ke arah Alkana yang masih tiduran lemah di atas kasur rumah sakit.



" good morning " ujar Kardelia lembut. Ia mengelus lembut tangan Alkana yang putih bersih ini.


Kardelia akhirnya menghembus nafas lega karna lelaki yang ia tunggu semalaman itu akhirnya sadar daripada pingsanya. Kardelia juga merasa lega apabila Alkana berjaya melepasi masa kritisnya.


Semalaman juga Kardelia menunggu Alkana membuka mata dan tersenyum padanya. Meskipun beberapa jam Alkana tidak sadar, itu membuatkan Kardelia kangen dengan mata dan senyum Alkana.


" ngapain lu disini ?" tanya Alkana dengan nada yang datar seperti tiada wajah ingin berterima kasih kepada Kardelia yang telah menjaganya.


" bunda dan ayah masih di bali. Semalam engga ada yang jagain kamu, jadi aku disini karna aku mau jagain kamu " ujar Kardelia dengan senyuman yang tidak lepas dari bibirnya yang kelihatan sedikit lucar karna menjaga Alkana.


" bilang aja mau bolos " ujar Alkana dengam sinis dan memandang ke arah yang lain.


Kardelia menghembus nafas perlahan. Ia sudah terbiasa dengan pandangan sinis dan kata-kata kasar itu. Dirinya perlahan-lahan mulai menjadi kebal dengan apa sahaja yang Alkana lontarkan padanya.


Lamunan Kardelia terhenti apabila ia melihat Alkana seperti ingin bangun daripada kasur namun tidak bisa. Kardelia ingin membantu Alkana namun lelaki itu menolak dengan kasar.


" apaan sih ! Gue bisa sendiri ! " ujar Alkana dan menepis kasar tangan Kardelia yang memegang bahunya ingin membantu agar dia bisa duduk.


Bisa terlihat keringat dingin mulai keluar daripada jidat Alkana. Belakangnya terasa sangat sakit apabila digerakkan. Ia pula terpaksa bangun karna ingin pipis


" arhhh ! " Alkana menghempas kembali tubuhnya pada kasur dan memandamg kesal ke arah langit-langit kamar rumah sakut itu.


" aku bantu yah.. " ujar Kardelia dan menarik lembut tubuh Alkana agar lelaki itu bisa bangun daripada kasur.


Mahu tidak mahu Alkana terpaksa akur, karna ia perlu bantuan Kardelia. Terdengar hembusan nafas tidak suka yang Kardelia dengarkan apabila ia ingin membantu Alkana. Perlahan-lahan Kardelia meletakkan Alkana berada di posisi duduk.


" gue mau pipis " ujar Alkana dengan nada yang datar namun terdengar kasar.


Second leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang