" aku menyukai tidur karna ia membawaku ke sebuah mimpi indah - Kardelia Putri "
" Lepasin Al " Kardelia cuba untuk menarik tangannya daripada genggaman kasar Alkana.
" Sakit ?! " Alkana menghempas kasar tangan Kardelia dan menadang tajam ke arah gadis yang sedang meringgis kesakitan di hadapannya.
Kardelia tahu Alkana akan memarahinya karna masalah kemarin. Kardelia meraih tangan Alkana dan memandang lembut ke arah lelaki itu.
" Pembelaan apa lagi? " tanya Alkana dengan sinis dan mengalihkan pandangannya ke arah lain tidak ingin menatap Kardelia.
" aku ngelakuin itu karna aku engga mau kehilangan kamu Al. Aku perlu kamu " Kardelia mengelus lembut tangan Alkana yang ia genggam.
" lu engga capek ngomong tentang hal yang sama? Lu engga muak?" Alkana menarik tangannya kasar dan mendengus nafas kasar.
" lu itu cewek, gue pasti lu tau gimana rasanya diperlakukan kasar. Lu tau gimana sakitnya ?! " Alkana menunjuk kasar ke arah Kardelia yang hanya bisa mendengar omelan Alkana.
" Karna aku cewek aku ngelakuin itu Al. Tania itu suka sama kamu ! Aku yakin " Kardelia menaikan volume bicaranya tanda ia protes dengan Alkana.
" pembelaan lagi? Sampai kapan sih Kar?? Lama-lama gue engga bisa bertahan kalau kayak gini. Gue rasa mendingan kita Uda- "
" Enggak, tunggu dulu Al "
Belum sempat Alkana menghabiskan kata-katanya, Kardelia memeluk erat tubuh lelaki itu agar ia berhenti berbicara.
" Lepasin ah ! " Alkana menolak tubuh Kardelia yang memeluknya.
" Capek gue ama lu " Alkana membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi meninggalkan Kardelia yang menghembus nafas lega apabila Alkana tidak berhasil menyebutkan tentang itu.
Semakin lama bayangan tubuh Alkana semakin menghilang, Kardelia berjalan perlahan mendekati bangku taman yang kosong di belakang sekolah.
Gadis itu menarik nafas dan bisa dilihat tarikan nafas bergetar dari Kardelia seolah-olah ia baru sahaja habis menangis. Kardelia mendongakkan kepalanya ke langit.
Kardelia tidak bermaksud untuk menyiksa Alkana dalam hubungan ini. Tapi sekarang Kardelia belum mempunyai kekuatan untuk berjuang sendiri dalam kehidupan. Kardelia tahu kalau Alkana tidak mempunyai rasa terhadapnya. Sudah hampir 3 tahun Kardelia menyimpan perasaan yang tidak berbalas kepada Alkana.
Menurut Kardelia, cukup Alkana berada di sampingnya. Lelaki itu tidak perlu menyimpan perasaan terhadap untuk masa ini. Kardelia yakin kalau suatu saat nanti Alkana pasti akan luluh juga.
" dari mana lu? " Tanya Dion memandang heran ke arah Alkana yang baru sahaja duduk di bangkunya.
Lelaki itu tidak memperdulikan pertanyaan temannya. Wajah Alkana terlihat sangat ketat dan seperti menyimpan amarah yang ingin meledak.
" ini pasti ada hubungan dengan Kardelia kan?" tanya Farhan
" bisa engga sih lu engga nyebut nama dia. Risih gue ! " ujar Alkana memandang tajam ke arah Farhan yang duduk di sampingnya.
" Al, gue bukannya mau ikut campur tentang urusan lu ama Kardelia. Cuman terkadang gue kasian ama dia Kar. Kardelia itu seperti butuh seseorang " Farhan berbicara perlahan dan lembut kepada Alkana agar lelaki itu tidak marah kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second lead
Non-Fiction" saya dan dia akan bercerai " " papa mau ninggalin Adel? " " kamu bukan anak saya " " terima kasih kerana telah menjaga Adel " Kardelia Puteri, seorang gadis yang sebenarnya tidak pernah ingin dilahirkan didunia. Ia tidak tahu hal apa yang ia l...